Halaman

Senin, 08 Juni 2015

Ketika lo denger "Maaf, boleh minta waktunya 5 menit aja?" di mall..




Buat yang udah pernah denger pertanyaan di atas, besar kemungkinan udah pernah minimal sekali "terjebak" sama yang nanya dan ternyata lebih dari lima menit tuh hehe.. Buat yang belum pernah dihadapin situasi seperti ini, let me explain it

Pertanyaan ini biasanya diajukan oleh para recruiter (setiap lembaga punya panggilan masing-masing untuk pekerjaan ini) yang ada di stand-stand kecil di mall yang dimiliki oleh para lembaga sosial. Tugas mereka adalah untuk menjebak para pengunjung mall untuk melakukan donasi berkala yang akan ditarik secara otomatis tiap bulannya dari rekening pendonor. Kenapa gue memilih kata "menjebak"? Karena walaupun niatnya mulia, sayangnya cara-cara beberapa recruiter ini ngga halal. Sehingga dari pengalaman gue, kalau si pengunjung ngga hati-hati, atau minder, dia akan jadi pendonor suatu gerakan yang mulia tapi ngga ikhlas.

Contohnya tadi malem gue dicegat sama salah satu recruiter dari lembaga S. Sebut aja namanya Vonny (padahal sih emang namanya hehe). Dengan ketangkasan seorang sales dia mencegat gue dan bahkan badannya dia taro sebisa mungkin supaya gue kesulitan untuk menghindar karena lagi dorong trolley belanjaan. Setelah ngucapain pertanyaan sejuta umat di judul post ini, Vonny langsung mengeluarkan jurus-jurus saktinya menjilat gue. "Abis dari Aerobik ya mba?", "Wah kirain usianya masih .. (dia nyebut usia lima tahun dari usia gue sebenernya)", "Saya suka deh sama gaya dan cara berpakaian mba". Kalau kalimat-kalimat ini dilancarkan di suatu klub sih gue pikir ni orang udah ngajak gue ngamar XD

Selanjutnya tentunya dia nanya apakah gue udah pernah denger lembaga dia. Udah. But yet of course she kept talking dan gue yang kebetulan lagi lemah otak, tadi mau aja dengerin dia ngoceh. Yaudah lah ya...itu kesalahan terbesar gue yang ngga langsung nolak.

Saran gue sih kalau lo ngga tertarik nyumbang ke lembaga sosial seperti ini atau ngga percaya sama mereka, ketika denger pertanyaan sejuta umat itu, langsung angkat tangan aja dan bilang NGGA, MAKASIH dan tetep jalan. Itu yang biasanya selalu gue lakukan. Kalau pun lo terjebak kayak gue tadi karena lo orangnya ngga enakan kayak gue dan keburu harus dengerin recruiter ini ngoceh, alasan paling oke yang selalu gue pake selama ini adalah gue ngga punya kartu kredit. Ini ngga bohong. Gue ngga suka punya kartu kredit dan berharap selama mungkin gue ngga butuh kartu kredit. Gue ngga suka ngutang apalagi pake bunga. Kalau mau beli barang mahal, gue mending nabung sampe ada uangnya lengkap daripada nyicil. Soalnya artinya gue memang belum mampu (ini untuk hal-hal kecil ya..bukan kayak mau beli rumah karena gue butuh rumah tinggal segera). Lah ini kok jadi ngomongin kreditan hahaha...Pokoknya lo mau punya kartu kredit atau ngga, ini biasanya akan menghentikan satu-satunya cara mereka mengambil uang lo secara otomatis setiap bulan. 

Ok, jadi ceritanya yang biasanya gue biasa nolak, tadi gue dicegat. Lalu yang biasanya dengan alasan ngga punya kartu kredit, ternyata si lembaga ini bisa pake kartu debit. Eng ing eng....dan ajaib lah kalau gue bilang gue ngga punya kartu debit hahaha...

Nah, ceritanya ngga sesederhana gitu juga. Si Vonny ini ngga bilang dengan gamblang atau bahkan bertanya apakah gue mau jadi pendonor atau ngga. Dengan kecepatan ngomong mach 4, tiba-tiba dia bilang "saya catet ya data-data mba". Ya gue pikir sekedar nyatet data kalau mereka mau ngirim email tentang lembaga sih gue ga masalah. Siapa tau suatu saat kalau penghasilan gue berlebih, gue bisa jadi pendonor mereka (150.000/bulan bos, maaf, gue belum mampu. Pelan-pelan aja lah ngasih sumbangan setiap gue ada duit). Selanjutnya dengan kegoblokan otak gue yang tadi jalannya super lambat dari biasanya, dia minta KTP dan Kartu Debit gue. Difoto lah kedua kartu tersebut bolak balik pake HPnya. Gue udah ngerasa ada yang salah (tapi masih super lemot)...terus dia minta data-data lebih lengkap sambil nulis formulir official pendonor. Baru ketika gue ditanya "Nomor rekening bank berapa?" Otak gue udah ngeluarin suara alarm ngiung-ngiung. WAIT! Kenapa tiba-tiba gue udah diperlakukan sebagai pendonor tanpa ada ijab kabul?? At least take me to a dinner first, lady =P

Berhubung gue orangnya ngga enakan yaaa...gue langsung bilang kalau gue ngga hapal dan ngga bawa data nomer rekening gue. Vonny lalu masih usaha dengan nyaranin gue ke ATM untuk nyatet nomer rekening gue dulu, tapi untungnya setelah sekali lagi gue bilang gue ngga punya waktu (Selama dia ngoceh, gue udah bilang berkali-kali kalau gue udah harus balik karena ditungguin, tapi dia ngotot dan gue dengan begonya nyerah berkali-kali). Baru lah akhirnya si Vonny nyerah dan dengan gesture layaknya "saya orang baik-baik yang ngga akan menyalah gunakan data saudara", formulir pendonor yang setengah terisi data gue dia tulis VOID besar-besar di kertas tersebut dan dirobek. Bahkan salah satu kertasnya dikasih ke gue (gue baru nyadar sekarang kenapa dia ngga ngasih formulir asli DAN kopiannya...hadeuuuh).

Gue pun minta foto kartu-kartu gue yang ada di HP dia untuk dihapus. Bisa disalah gunakan bahkan uang gue yang ngga seberapa itu dikuras kalau foto-foto itu jatuh ke tangan orang-orang yang berwatak jahat.

Untuk para recruiter, semoga kalian tau bahwa pekerjaan kalian itu mulia sekali. Tapi kalau caranya salah, atau bahkan menyalahgunakan data, kalian salah satu yang bakalan ada di neraka lapisan paling bawah. Mungkin diajarin sama trainer-nya kalau itu satu-satunya cara untuk dapet donor. Dari segi hukum aja, kalau kalian ngga memberikan kesempatan kepada calon pendonor untuk baca ketentuan dan syarat jadi pendonor di surat perjanjian yang kalian minta para pendonor untuk tanda tangan, itu termasuk dalam kategori penipuan.

Moral cerita, gue yakin banyak orang yang kena jebakan betmen kayak gue. Apalagi yang otaknya lemot atau ngga enakan kayak gue. Gue yang biasanya berhasil menghindar aja tadi karena entah kenapa kena aji-aji jilatan Vonny. Masih banyak Vonny-Vonny berkeliaran di mall yang jilatan-jilatannya mungkin lebih nikmat lagi. Jadi hati-hati deh. Terlebih kalau lo belum pernah denger nama lembaga itu. Punya stand di mall itu gampang. Asal punya uang untuk bayar ijin sampe buat brosur atau web, bisa dikerjain sama anak S1 jurusan seni hehe..Yah pokoknya hari gini gampanglah kalau niat jadi bajingan rendahan.

Gue bukan mau ngejelekin lembaga-lembaga sosial kayak gini ya, karena siapa pun pendirinya menurut gue hebat banget. Gue salut banget karena gue cuma bisa mimpi bisa jadi pendiri salah satu lembaga kayak gitu. It needs BALLS. DAN NGGA SEMUA LEMBAGA RECRUITER-NYA SEPERTI YANG GUE CERITAKAN. Banyak yang sopan banget, ramah, ngga pake jurus jilat dan yang pasti dari lembaga ternama dengan nama cukup bersih. Jadi, semoga lembaga-lembaga ini se-desperate apa pun ngga jatuh ke cara penipuan rendah atau ngajarin recruiter -selama nyari makan untuk diri mereka sendiri- untuk buat dosa  padahal dana yang didapetin digunakan untuk kesejahteraan anak-anak terlantar, orang-orang miskin atau perkembangan penelitian kesehatan di Indonesia.

Keep being safe and alert yah =)