Halaman

Kamis, 28 November 2013

"Ni santas, ni putas, solo mujeres"

(Neither saints nor whores, only women)

Gue ga ada niat sebetulnya ngeblog, niatnya kerja di kantor ini mah. hihi. Tapi tadi iseng-iseng ngedit image amatiran dan nemu gambar ini lagi dan memutuskan untuk membaginya, sama kalian, wahai teman-teman.

Gue lupa nemu image ini dimana, tapi pas ngeliat langsung gue save,
jadi credit belongs to the photo owner. The message is so strong for me.

Apa yang di kepala lo pas baca tag line and foto itu?
Kebebasan? Pengakuan? Kebanggaan? Percaya diri? 
 
Dari jaman gue baru lahir sampai sekarang, isu emansipasi wanita sudah menemukan ruhnya, hidup.Mungkin dari jaman Ibu Kartini (idolakuu) atau Cleopatra bahkan. 

Tadi pagi, di motor gue mikir, di dunia yang sangat modern ini, kita sebagai bagian dari peradaban yang sangat sangat maju kok masih ada aja yang memutuskan untuk ngurusin hal-hal primitif.
Itu terpicu dari kemarin baca tulisan soal perlakuan diskriminatif LGBT di Rusia. 
Disana kayanya parah banget, Ngomongin doang bisa ditangkap.
Defensif amat sih pada manusia ini.

Terus gue jadi mikir lagi, jangankan soal LGBT yang udah punya natural haters (hihi), jadi perempuan aja di sebagian dunia masih diperlakukan sebagai kaum difabel.

dari Wikipedia:

Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Disabilitas atau Cacat (bahasa Inggrisdisability) dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini.

Kenapa gue bilang difabel? Ya kalau KARENA lo perempuan lo dibatasi berpartisipasi di masyarakat (ga boleh nyetir, ga boleh keluar sendiri, ga boleh ikut pemilu, ga boleh orgasme - karena alat kelamin disunat, ga boleh kerja, ga boleh pake rok, ga boleh pake celana panjang, dll) , GENDER lo menjadi batasan, jadi cacat lo.

Kok sedih amat ya, padahal kita mahluk ciptaan Tuhan itu kalo lo ga atheis. 

Jadi perempuan aja susah, ditambah lagi lesbian. hihi. 
Lo mau gimana sekarang? Kalau gue mau mensyukuri, gue di Indonesia, keluarga, teman-teman dan lingkungan masih menerima "keperempuanan" gue.
Gender gue bukan cacat, bukan stigma negatif.

I am accepting. I, Woman.