Halaman

Jumat, 20 September 2013

suatu sore

Semalem gue ketabok lagi, paling ngga di kepala gue sendiri.

Gue sadar banget, gue itu kritis. (hah!) Sangat peka &  kritis malah, kalau di bikin skala, udah di ambang batas toleransi manusia.

 Bagus dong? Doh Sama sekali engga!

 "Pola kritis" gue ga bikin orang maju, karena pola pikir "peka , kritis dan kreatif"  gue terjadi dengan berbagai kondisi,  syarat utamanya adalah KRITIS "hanya" buat orang lain dan secara negative.

 Maksud gue, gue pinter banget kalau disuruh nyari kesalahan orang dan nyela, gue mampu secara sadar nyerang secara verbal, mengena, tepat menusuk di jantung korban. (kalau dia dengar)

Ataupun cuma "sekedar" bikin list dosa orang dalem hati dan otak dan nyela abis-abisan. (Alasan utama mungkin karena gue ga kenal ama korban secara personal, ini juga karena gue cemen kali ya…Kalo nyela di otak, ga akan dapet perlawanan)

 Eh, tapi biar gitu , tiap kali gue mengkritisi orang , gue ga cuma ngejudge, gue  juga bisa bikin pledoi kalo gue ntar di serang balik. Huh.

 Yang sering gue cela secara ga sadar, hal-hal kecil kaya "manner" orang yang ga bener menurut kaca mata gue. Kaya, buang sampah sembarangan, ngeludah sembarangan, makan sambil bunyi, bersendawa abis makan, ga ngasih duduk orang lebih tua, anak kecil, ibu-ibu hamil. Gue selalu nganggep "secara sepihak" orang – orang ini ga manner, tidak berperasaan, tidak berbudaya (berlebih ga gue?)

Then, voila, I am part of them. Bagian dari kaum marjinal tak berbudaya di kepala gue.

 Jadi ceritanya, gue adalah pengguna trans Jakarta di sore hari, lo tau sendiri deh, kalau di terminal-terminal transit, orang banyak banget yang berjubel. Apalagi musim ujan begini, semua orang buru-buru mau kabur-kaburan. Sore itu, gue ama temen gue mau menuju Plangi, naik dari Harmoni, kebetulan kita dapet tebengen ampe situ.

 As usual, Jakarta sore itu abis diguyur ujan deres, gue berdua menggigil dan pengen banget buru-buru masuk Trans. Sambil berebutan masuk, mata nyalang nyari duduk. Temen gue dapet duluan, so gue berdiri aja dulu. Agak-agak lepek thu. Dingin pula. Brr.

Sampai Bunderan HI ada yang turun, gue secara refleks langsung sigap duduk, gue bersaing ama perempuan lain.Dan yang di kepala, horre duluan gue!! Gue duduk di sebelah mbak-mbak yang menatap ke perempuan 'saingan' gue itu. Mba sebelah gue nanya ke perempuan itu " hamil?" terus dia berdiri ngasih duduk "perempuan saingan" gue itu. She sits next to me. Ternyata dia emang hamil gedhe.

Oh GOD. Gue ngerasa nista banget, apalagi dapet tatapan "ccck..cck. keterlaluan lo" dari ex sebelah gue.Gue pengen ngebela diri " gue ga tau kalo dia hamil…sumpah, gue ga sekeji itu kok…", tapi ga mungkin kan. Once its stated, its stated. Apalagi from a stranger.

hhh…gue malu banget, ketabok dua kali rasanya,

1st, gue ga ngasih duduk orang hamil, pride gue remuk, gue ngelakuin hal yang dilakuin orang-orang tercela…

 2nd gue diingetin kalo otak ama mulut gue yang sering tajem banget nyela kelakuan orang lain tanpa mau tau kenapa orang mungkin bisa ngelakuin itu. (kasus gue, gue pasti akan berbuat yang sama kaya Mba "ex" sebelah gue, gue akan menatap keji si pelaku tindakan amoral itu, tanpa mau tau, kalo mungkin si pelaku ga tau kalo korbannya lagi hamil)

Another lesson for me. Belajar antri mikir, diurutin, liat situasi, mikir yang bener dan secara positif, baru deh boleh komentar.

Kamis, 19 September 2013

Kepada hujan

Aku suka hujan

Kecuali di pagi di hari kerja

Aku suka hujan

Jika aku tidak harus pergi keluar rumah dan terpaksa berteman dengannya. Basah.

Aku suka hujan

Hanya jika ia tidak mengubah supir roda empat jadi setan, seenaknya memandikan mereka yang terpaksa berteman dengannya dengan air lumpur dari aspal. Setan.

Aku suka hujan

Jika ada tempat empuk untuk meringkuk, makanan- minuman hangat, tubuh untuk dipeluk tanpa harus ribut mencari ember menampung bocor. Atau berburu jemuran di tali lapuk.

Aku suka hujan, waktu aku masih bisa berlari memakai kaus dalam dan kancut di tengah hujan dan keramas di pancuran talang rumah.

 

13Feb08

Singteron

Upil, lihat aku,  lihat. Bilang kalau kamu memang ga cinta sama aku..Bilang.

Baik, Kamu denger baik-baik ya…aku ga pernah cinta sama kamu! .Sekarang lepasin tangan saya!

Upil, aku tahu kamu bohong. Kamu bisa bohong sama aku, tapi kamu ga bisa bohong sama diri kamu sendiri. Please.

Cukup! Kamu ga denger ya? Saya ga pernah cinta sama kamu! Lepasin tangan saya!Lepas..!

(Dan Upil pun me-renggutkan tangannya dari pria yang hanya bisa berdiri terdiam tergugu termangu menatap Upil yang berbalik badan, setengah berlari, tak menyadari air mata turun berlelehan,dalam isaknya, Upil berbisik "maafkan aku, aku sayang sekali sama kamu, tapi ini untuk kebaikan kita berdua.."….Ooh,. ya elaaaah, sinetron INDONESIA PUSAKA tercinta, aho)

- eh pake ujan ga ya?-

hehehe

TOU


a shark's tale

(curhat colongan)

A convo - 3 (Edith)

Edith:

09.19 Tahan…tahan..tahan..Sebisa apa lo nahan untuk ga sms, tunggu dia sms aja. (uuh, gatel banget, pengen..kangen..kangen..kangen)

 

09.26     Dorongan semakin kuat..dduh, gengsian amat sih thu manusia. Sms

doang juga, just say hi, apa kek ..(tapi, jangan-jangan dia?..apa gue sms aja duluan…Aaaah, ga ah, gue mau tau, dia bener suka apa karena cuma biasa.Dia kangen ga ya..sebeeel.)

 

09.31 Mental talk: "Dith, kerja dong. Jangan cuma bengong melototin email lama gitu. Ga ngaruh tau..Sibuk'kan dirimu.."(Sumpah, kangen kamu,sayang.)

 

10.07 Sumpaaaaah!. You don't love me. That's only a lip service. (Definitely!) Inget awal-awal? Lo ga se'ignorant ini, dalam kondisi seburuk apapun. You always got a chance to say hi. Uum…jangan-jangan lo lagiii…... Duh! Stop the negative thinking.

 

10.20 GATEL banget. HP bego..ga mau bunyi…..

 

10.29 Melonjak, si keparat ini finally bunyi juga , sms dari lo masuk. "Hi, Bee..miss me?"

10.29 (lewat 50 detik) reply : "Hi.No. lagi agak sibuk. Do u?" (another layer -liar..liar..liar)

10.30 No reply…

10.35 No reply..

10.40 No reply…anjing!

11.00 That's it. Udah!Terbukti.Lo emang mau pergi dari gue.

11.01 read : "My dearest Bee, I miss u. maaf, lama ngereply. Lagi ribet.Tadi sarapan?" (hooray..you win again! Siyal)

11.03 "Gpp. Ga sempet, td buru2.kesiangan.Abis kamu ga telp ;)"

11.07 "Maaf, aku juga kesiangan. =p Smlm ktm org smp mlm.Nanti aku bs telp?makan Bee"

11.16 "Nti lunch.Um,we'll see,nanti aku kbri y, klo ud agak reda." (mau, mau,mau…pengen banget km telp skrg, dasar cold heart bitch,gaya, sok bintang)

11.17  "Ok, kbri y.Have a nice day, sayang. Call u later"


(I was a stalker for months, watching u from distances, now I am not a stalker, yet still in distances)

John Doe.

 

How does it feel? 

A convo 2 (Didod)

 Didod : (mengangsurkan hp) "Dith, baca deh :

What now?
Now what?

I just want to love you.

I just want you to love me back

Is that too much?

Edith   : (memanjangkan leher, mengambil, membaca, mengernyitkan dahi). "Dari….?"

Didod  : "Yang kemaren.."

Edith   : (terbelalak) "thought that was only one night stand"

Didod  : "Gue pikir juga gitru"

Edith   : (Nyengir) "Seee….what I told you"

Didod  : "Apa?"

Edith   : "Selalu minta lebih kan kalau berasa enak? Good boy…Guess you are a  good player"

Didod  : "Tapi, kok gue berasa aneh ya?"

Edith   :  "Iya, gue juga…"

(berdua bengong…..di kejauahan..lagunya the Doors, sayup-sayup terdengar….

 

People are strange when youre a stranger
Faces look ugly when youre alone
Women seem wicked when youre unwanted
Streets are uneven when youre down
When youre strange
Faces come out of the rain
When youre strange
No one remembers your name
When youre strange x3

The Doors – people are strange

 

Edith   : "true..true…."

A convo - 1 (Didod / Edith)

Didod            : "Toket ga mewakili feminisme"

Edith               :"neither does penis,bukan tentang maskulinitas, mereka cuma tempelan"

Didod             : "hahahaha, sumpah lo thu ya"

Edith               : "Dod, terakhir ML kapan?"

Didod                : "he..?..kenapa Jeng?"

Edith               : "Ya..ga papa.Nanya doang, kalo ga mau jawab juga ga papa..Duh, khas gue banget ya?"

Didod               : "hehehe…yup.Beneran  mau tau?"

Edith               : (ngangguk)."he'eh"

Didod             : "barusan.."

Edith               : "He..?"

Didod             : "Gue baru aja ML ama lo di otak gue…"

Edith               : "Shut Up!..mana bisa…lo kan ga capable.."

Didod             : "anjeng!..mau bukti?"

Edith               : "No,thanks. Gue udah tau kok, dari muka lo gue udah tau, lo ga mampu."

Didod             : "aaargh! Siyal lo Dith!"

Edith               : "hehehehe…lo kan banci Dod, mana bisa ama gue"

Didod             : "Hehe! Siyalan enak aja. Lo aja yang ga doyan laki"

Edith               : "Eits, I've had enough penises kalo lo mau tau. Pengen detailnya?. Gue ga bisa recall secara exact sih. Tapi kalo describe global masih bisa..hehehehe. Mau diceritain punya siapa?"

Didod             : "Cck.cck.cck..sinting! Berarti…lo udah..ga…..itu?"

Edith               : "virgin?"

Didod             : "ehm..iya"

Edith               : "physically, technically, or..?"

Didod             : "apa kek…"

Edith               : "kalo bolong apa ga, masih utuh,Setau gue sih gitu. Tapi di kepala gue, gue udah bersetubuh ama seluruh dunia..hehehehehe"

Didod             : "Alah…! Was it good?"

Edith               : "Always"

Didod             : "Diithhh…doh! Lo thu.."

Edith               : "Lho,kenapa sih Dod?.Eh , Ga usah muna ya, gue tau lo ama siapa kok dua hari yang lalu. Wong,anaknya cerita sendiri ama gue. Dan gue sempet juga…"

Didod             : "Sempet apaaa?...eh, emang siapa? Sok tau lo…"

Edith               : "Yee..dibilangin. Mau nyebut nama ni?"

Didod             : "Anjing! Lo embat juga..? Keterlaluan lo.."

Edith               : "Yang bilang gue ngembat juga siapa. Otak lo thu negative, nuduh aje. Gue sempet ngeliat lo berdua keluar dari satu tempat. Lo bisa tau orang abis ngapain dari cara jalan, cara saling ngeliat, your gestures…haha"

Didod             : "You did? Ah! Siyal! Lo juga ngapain ada disitu?"

Edith               : "Ada deh"

Didod             : "Lo ama siapa?"

Edith               : "Kenapa harus ama siapa?"

Didod             : "…..aah! Tolol ah. Sekarang lo mau cerita apa ga? Ga ada orang kesana sendirian, kecuali…."

Edith               : "Kecuali…"

Didod             : "sakit. Gila.."

Edith               : "Lo ga tau kalau gue gila?"

*

2007

Dear Readers,

Gue mau mulai post tulisan-tulisan lama.
Dulunya ada di blog friendster gue dan mithya, sayang kalo dibiarin ngejogrok. 
Kalau ada yang langganan di email, maaf ya kalo flooding. hehehe
Soooo...
Nantikaaan.

(kaya masih ada yang baca hihi)

Kamis, 12 September 2013

Benarkah para lelaki kaya akan memiih wanita cantik untuk diperistri?

Dicomot dari artikel mas Yusran Darmawan, mengenai Zaskia & Vicky,

"""
......
Namun benarkah para lelaki kaya akan memiih wanita cantik untuk diperistri? Dalam satu terbitan di harian
New York Post, saya membaca seloroh seorang ekonom bahwa wanita cantik hanya cocok dipacari, bukan untuk dinikahi. Benarkah? Di satu artikel di
Wall Street, seorang wanita cantik mengumumkan bahwa ia mencari pria eksekutif yang kaya-raya. Tiba-tiba, salah seorang konglomerat Amerika, JP Morgan, menjawab dengan rinci:
"Dari sisi bisnis, merupakan keputusan salah untuk menikahimu. Jawabannya mudah saja. Coba tempatkan "kecantikan" dan "uang" bersisian. Pihak A menyediakan kecantikan, dan pihak B membayar untuk itu. Tapi kecantikan anda akan menghilang, sementara uang saya tidak akan hilang tanpa ada alasan yang kuat. Faktanya, pendapatan saya mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun, tapi anda tidak akan bertambah cantik tahun demi tahun. Dari sudut pandang ekonomi, saya adalah aset yang meningkat, dan anda adalah aset yang akan menyusut. Nilai anda akan sangat mengkhawatirkan 10 tahun mendatang. Di Wall Street, jika nilai tukar turun, kita akan menjualnya dan ide buruk untuk menyimpan dalam jangka panjang, seperti pernikahan yang anda inginkan."

 Nah, bukankah aspek substansi atau jiwa lebih penting dari apa yang tampak?
Baubau, 7 September 2013
www.timur-angin.com

__
------
Powered by The Brain®

Rabu, 11 September 2013

Iya, buat gue ini awkward didengar

Baru saja menjadi saksi awkward di bangku belakang mobil atas sebuah percakapan yang harusnya R-rated untuk kuping gue yang sangat perawan:

Megatron (alias bokap, bagi yang tidak awam dengan alias-alias gue di Twitter): Ibu kamu model wajahnya seksi ya.

Queen Alien (alias nyokap): Oo..tapi kalau istri kamu ga seksi ya? (Sambil nyengir-nyengir gitu memandang Megatron penuh harap)

Megatron: Wah..kalau kamu itu bukan cantik (lah kok cantik? Kan ditanya seksi), tapi manis.

Queen Alien pun tertawa cekikik dengan nada nenek lampir

Lalu gue bingung..opo toh iki? O_0



~the nature is cruel, therefore we are entitled to be cruel (A. Hitler)~

Sabtu, 07 September 2013

Self Esteem

Minggu ini salah satu temen kantor gue ke kantor dengan rambut baru, kruwel-kruwel. Bagus gitu.

Selama ini kita selalu ngeliatnya rambutnya lurus bondingan.

Rules diantara cewe itu ya, kalo udah muji berarti ya beneran, apalagi diulang-ulang. Itu yang kita (gue dan temen-temen cewek lainnya) lakukan. "ih jie, rambutnya baru, abis dari salon yaa".

Yang dipuji malah salting, jadinya ngiket rambut, sambil bilang "ah kriting gini, kribo", terus kabur.

Di lain waktu, pas lagi ngumpul di kubikel gue, sambil ngobrol, gue muji (lagi), "rambut lo bagusan gini tau, daripada lurus kemarin, rusak kan kalo dibonding terus". Dan akhirnya terbongkar  ternyata rambut kruwel-kruwel itu rambut aslinya.

Temen gue yang lain langsung ekstrim reaksinya "ah begooo looo, ini baguuuus. Ngapain lo catok segala? Lo bonding, hair extension gitu. Begoo". Gue manggut-manggut (baca: membenarkan, tapi dalam hati). Hihi.

Pas pergi bareng, si temen cerita, dia usaha ngelurusin rambut dari SMA, dari SD sampai SMA rambut kruwel-kruwelnya itu ga pernah dilepas, selalu dikuncir. Alasannya? Malu.

Malu karena dulu waktu SD dia suka diledekin "yang kribo kaya kebo", kebetulan dia sekolah di tempat mayoritas cewe-cewenya berambut lurus tergerai, karena dia beda so she's easly been picked up. Itu bikin dia malu, hingga akhirnya malah memutuskan merusak meluruskan rambut pas SMA. Jaman itu masih smoothing – rebonding masih mahal, pengorbanannya keriting papan demi bisa diterima di pergaulan /  sosial. Since then, dari SMA sampai sekarang umur 27, dia baru ngebiarin rambutnya tanpa paksaan buat lurus.

Sedih ya.Padahal rambutnya sebenernya bagus.

Seandainya temen-temennya ga ngeledekin, mungkin dia ga jadi minderan, cuma gara-gara rambut.

Gue jadi mikir, seberapa banyak manusia di luar sana yang ngerusak dirinya sendiri hanya agar diterima di pergaulan? Itu luka batin anak SD (tsaah) kebawa sampai dia dewasa. Berpengaruh pada kepercayaan diri.

Gue juga pernah ngalamin yang sama. Waktu gue SMP. Gue itu ugly duckling be'ud. Pendek, item, rambut kruwel (juga). Hahaa. See gue juga ga menghargai diri gue sendiri. Eh tapi emang gue jelek deng waktu SMP dibanding sekarang udah jelita gini. (note : jelita menurut gue, keluarga gue dan pacar gue).  Batin gue juga terluka. Halah. Jadiii, di sekolah gue, gue minoritas, yang lain putih-putih, tinggi dan gue item – pendek, tapi gue pinter. Lah.


Di suatu siang, di sebuah angkot sepulang sekolah, tersebutlah gue dan 2 temen gue yang lain di dalamnya, aku duduk di pojokan, ke dua cewe ini ngobrol di sisi ujung dekat supir, sebut saja Santi dan Sinta. Si Santi cerita soal gebetannya, yang menurut gue yaa, itu jelek. Iya biar gue jelek, selera gue ga jelek kali. Pret.

Jadi Santi ini kesel karena si cowo ganjen banget, terus dia bilang gini, "itu yaa, si santo, sama kambing atau sama LUSHKA dibedakin, dia juga mau". Dalam hati gue. WHOT. DIA YANG MAU AMA GUE! GUE SIH OGAH!! . Tapi lil lushka ga sebitchy ini dulu, jadi gue pura-pura ga dengar dan merenung makin mendlep di pojokan dan terjatuh dalam lautan luka yang paling dalam..

Years later, walaupun gue tau temen gue itu asal, dan gue YAKIN, gue bukan kambing, gue kadang masih suka sakit hati. Tapi untung gue juara kelas, jadi mau sekambing apapun, gue punya kelas. OPO.

Berapa banyak dari elo yang masih nyimpen sakit karena ngerasa ga diterima?. Saran gue? Shake it off. Liat Putri, ternyata rambutnya yang dia pikir sumber penghinaan itu sekarang sumber pujian.

Liat gue. Gue bukan kambing ternyata. Dan gue baru keterima kerja di tempat baru. Yiiiiihaaa. Sabtu libuuuuur. Hihihi.

What matter is, you gotta love your self.

Gue tiap hari musti nguncir precil keponakan gue buat ke sekolah. Udah 3 pagi, dia minta kuncir tiga. Dua di kanan kiri, satu di bawah. Di hari pertama, sebagai tante yang pedulian , gue bilang, nanti kamu dibilang orang gila. Tapi si precil tetap pede. Dia bilang kalo diledekin tinggal dicopot  yang paling bawah terus diiket jadi satu. And I admire her guts and her way to bounce from peer pressure. . Besokannya gue tanya pas dia minta kuncir yang sama lagi, temen-temennya komentar apa. Dia dengan cengirannya bilang "bagus kata temen aku, tant. Pada kunciran gitu juga". Hahahaha. sekumpulananakSDgilak.