Halaman

Minggu, 31 Agustus 2008

doodling ama pacar =)

Karena LDR, kita berusaha memanfaatkan semua media untuk tetep in touch. Mulai dari telponan ampe serak, sms'an ampe kapalan, chat di pc ataupun di hape dan juga blogging disini =) And i don't know, so far semua kegiatan kita, kalo dilakukan berdua menjadi sangat menyenangkan.


Seperti yang lo semua tau, awal mula kami kenal, kan juga dari message2'an di Friendster terus pindah ke YM, di YM semua pernah kita lakuin hehheehehe, mulai dari ngobrol biasa,debat pilot *bosen ah, debat kusir*, berantem sampe cyber hahahahaha...ga deng,eh iya deng, ga deng, eh iyaaa deng. Maaf ya Mith, ngbongkar our lil secret. hihihi


Karena gue ga bisa online terus di PC, gue seringnya chat di hape, sampe sekarang gue udah pake pernah pake beberapa aplikasi, mulai dari morange *ada satu lagi sebelum morange, tapi lupa*, mig33, dan yang paling update ebuddy. Ebuddy ini menurut gue lumayan paling keren karena tampilannya mirip banget ama YM terus ga mahal dan ga makan battere.


Tapi kalo ada kesempatan online di PC, gue bakalan lebih milih chat di PC karena lebih user friendly hehehe, apaan seeeh.
Kaya hari ini, gue sekalian googling bahan 'ah you know what' gue chat ama Mithya di YM.By the way gue lagi norak-noraknya pake IMnvironment, seru deh *kan, ketauan noraknya heheheh*...gue bisa maen bareng ama Mithya, bahkan gue bisa ngegambar bareng! Canggih ya?


Gue suka menggambar, tapi kemampuan menggambar gue stuck di tingkat pemula, pemula juga - setara ama anak TK baru pertama mengenal bentuk dan warna hehehe. Lo liat aja gambar iseng2 gue disini..norak kan? hahahaha. Bodo! Yang penting gue suka,hehehe.
Gue suka banget nabrakin warna kalo ngegambar dan ga stabil hehehe, gue bisa thu ngasih background color warna-warni tapi in the end gue timpa pake warna item dan FIN, gue mulai dari awal lagi..item.hehehee


Di YM, ada satu applikasi IMnvironment namanya Doodle, kita bisa maen games XO dan ngegambar bareng disitu. Dasar anak TK, tadi gue ngajakin Mithya buat ngegambar bareng gunung lengkap kaya waktu SD, kita bagi dua pagenya, terus secara flip flop kita nentuin bagian mana yang jadi jatah kita buat digambarin. Eh, kita kompakan milihnya, jadi ga bentrok. Kita berjodoh..heheheh


Gambarnya menyenangkan walaupun ga bisa dibilang maestro..gambar gunung gitu lhooo.hehehehe. Ini dia hasilnya...coba tebak, mana gambar Mithya, mana gambar gue??



Ketebak ga....???!
Jawabannya gue yang kanan, Mithya yang kiri, mana yang lebih mending dan mencerminkan kedewasaan? hehehehe...I bet, it is none of them.hehehehe

Setelah nyobain beberapa IMnvironment, dan bosen, gue bilang ke Mithya, gue pengen ngegambar, terus kita balik ke Doodle lagi deh, tadinya gue ngasal aja pengen bikin toko kue..tapi end up bingung ama bentuknya. Pas coba ngegambar, kata Mithya malah mirip toko peralatan perkakas rumah tangga hehehe.


Gagal deh, tapi gue tetep kepengen menggambar kue, ya udah gue ajakin Mithya buat menghias roti tart hehehehe. Idenya bikin tart yang tiga tingkat, ehhhh pas jadi tartnya malah kaya gambar "ee" hehehe, apuuuss..hehehe. Terus, nyoba lagi, kali ini agak mendingan - gue bagi tugas, gue tingkat 1 dan 2, mithya yang paling bawah. Karena terintimidasi warna-warna gue, Mithya mogok - katanya dia ga bisa mewarnai serame gue *bilang aja - kamu ga mau bergabung dalam kenorakan akuuuuu...huh.*. Jadinya, gue yang handle kuenya, Mithya yang hias pinggirannya.

Ini jadinya, kue Mithya & Lushka for their 17th month anniversary, *awas, kalo bilang jelek! gue tanda tangan pake crayon lo ntarrrr...*..Enjoy...





positive notes: LDR bikin kita kreatif kok.

Sabtu, 30 Agustus 2008

oh jealousy.

lemme tell you what am i doing now.

Di bilik#1,telponan ama pacar yang baru selesai mandi di gym center sebuah mall, blog walking dari link-link blog-nya pacar, yang tadinya gue skeptis 'agak ngomel' karena gue ga suka denger dia terlalu promosi'in blog ini - yang setelah dibaca, ternyata cukup menarik.Hehehehe.
Eh pas dia tau gue tertarik dan mantengin si blog selama hampir 1 jam dan excited nyeritain postingan yang dia belum baca - dia mulai ngomel, nyuruh gue udahan bacanya hehehehe. So typical.

Kita emang ga suka kalo ternyata ada orang lain yang bisa menarik perhatian pacar lebih dari kita.hehehehee
oh jealousy.


12.00 pm
*mithya : posting apa yang?
*me : *gue bacain*
*mithya : hehehe, geblek ya? ah tapi, emang aku harus jadi orang nomor satu kamu.
*me : hahahhaa, iya. Aku juga ya, pokoknya musti yang paling ya?
*mithya : yoeeee..hehehhe..

Kamis, 28 Agustus 2008

Selasa, 26 Agustus 2008

Queer Film Festival, 15 Agustus 2008; Kineforum & Goethe

Setelah menderita sakit cukup lama, gue niat banget untuk keluar dari rumah. Away from my bed and the internet. Tujuan utama gue tetep QFF karena of all the choiches for my free time, QFF satu-satunya pilihan yang paling menarik. Tadinya sih mau pergi sama salah satu temen fag hag gue atau sama temen-temen kampus tapi gagal gara-gara gue terkapar di tempat tidur.

The choice was either Kineforum atau CCF karena mereka dua venue yang nayangin film mulai dari jam 14.30. Berhubung minggu lalu gue ke CCF, begitu juga tahun lalu, dan mengingat betapa garingnya tempat itu, sekarang saatnya untuk mencoba Kineforum.

Kineforum itu jaraknya cukup jauh dari rumah gue. Gue berangkat dari rumah jam 11 dan sampe disana jam 13.45 hehehe...seharusnya gue udah nyampe Bandung tuh. Seperti yang diprediksi Lushka, yang nonton di Kineforum sedikit banget. Terhitung cuma 5 orang waktu film dimulai dan ketika gue selesai nonton paling nambah sekitar 7 orang lagi.

The next pit stop was Goethe Institute. Lushka tertarik dengan Q Gossipnya setelah ngebaca review Silat Lidah Binan. So, gue nunggu dulu Lushka pulang kantor dan kita sama-sama ke Goethe.










Film ini adalah sebuah film documenter wawancara para homoseksuals yang berwarganegara Jerman. Jadi mereka of course menggunakan bahasa Jerman dan penonton dibantu dengan subtitle Inggris. Sesuai dengan judulnya, the gay men are already deceased and the lesbians are still alive. Karena para gay men disini udah pada tua. Umurnya rata-rata 80 sampai 90 tahun. Sedangkan para Lesbians-nya berumur 30 s/d 40 tahun. Here are the stars of the movie:

Emanuela Kay (40 tahun)
Pelopor banyak hal yang bertema Lesbian di Berlin. Mulai dari film sex Lesbian dan awareness dengan safe sex, fotografi lesbian sex, buku lesbian sex, dan akhirnya di bulan Januari 2005 dia berhasil menerbitkan majalah Lesbian pertama di Jerman. Perawakannya Butch banget. Dykes on bikes gitu deh. Motornya Harley yang segede alaihim gitu. Tapi gue suka waktu dia bilang mau gimana pun penampakannya dia, dia tetep orang yang feminin banget di dalem. Prikitiuw...Minusnya nih orang, dia berasa keren banget karena berani come out. Bahkan dia sempet ngomentarin ada artis yang baru come out di Jerman kalau come out-nya is not surprising and she is a not suppose to be a role model between Lesbians, karena come out-nya udah telat. Weleh, weleh, udah sukur she finally got the balls to say it out loud.

Walter Schawrze (1914-1998)
Salah satu gay yang ditangkep sama tentara SS Jerman di tahun 1940 dengan alasan orientasi yang menyimpang. Dia dipenjara di kamp konsetrasi selama 4 tahun. Selama di dalam kamp itu dia diharuskan mengenakan lambang segitiga pink kebalik yang sekarang udah dipake sama gay men sebagai lambang official. Perilaku yang diterima dia dan gay yang lain of course yang paling parah. Pekerjaan yang dikasih ke mereka adalah pekerjaan-pekerjaan yang paling jorok. Misalnya ngebersihin kamar mandi dan toilet. FYI ya, toilet kamp konsentrasi itu ngga kaya toilet jaman sekarang yang ada saluran pembuangannya. Jadi tugas dia itu ”menyendok” kotoran yang udah numpuk, dibawa di dalem ember besar, dan dibuang ke tempat pembuangan yang ada di luar gedung. Pernah sekali waktu dia kepeleset dan seluruh isi embernya tumpah ke dia dan nyiprat ke tahanan yang lain. Hihihi...

Pengalaman kesiksa di kamp lama-lama bikin Walter jadi mati rasa. Mau sakit kek, laper kek, dingin kek, lama-lama ngga kerasa lagi buat dia. Sempet sih ketemu dengan cowok yang akhirnya sempet jadi pasangan dia di dalem kamp. He even say when he saw Sepp, ”This is the man”. So sweeeet……Sayangnya hubungan mereka sepertinya ketahuan dan Sepp dipindahkan ke kamp yang lain. Walter never saw Sepp again.

Walter dikeluarin dari kamp dengan menandatangani perjanjian kalau dia harus jadi tentara. Setelah sempet dipanjara lagi sama tentara Rusia selama another 4 years, Walter was finally free.

Di umurnya yang ke-50 Walter ketemu dengan Ali, his bisexual partner. Ketika diwawancara they’ve been together for 17 years. It’s funny how he honestly confess that for the last 7 years they haven had sex. Ngga tau juga ya alasannya, umur kali ya? Hehehe..
Sebagai penutup, Walter bilang kalo sebenernya dia agak menyesal dengan orientasi seksual yang dia miliki. It made him experienced things he didn’t want to. Karena buat dia sebenernya dia cuma pingin a man to love and not for sex only.

Silke Radosh Hindel dan Laura Radosh
Pasangan lesbian yang udah mengadopsi a pretty litlle baby girl secara legal. Kinda reminds me of Lushka and me. Soalnya mereka berbeda kepercayaan. Silke is a Catholic dan Laura is a Jew. Ada kata-kata Laura yang menarik waktu dia ditanya how they meet. “It’s typically lesbian”. Ternyata mereka kenalan di suatu forum milis sukarelawan. Laura fell in love dengan pendapat-pendapat dan tulisan Silke di email-emailnya. Jadi kata Laura to fall in love with another’s words is so typically Lesbian. Hahaha…

The main interview was asking them about the adoption. Waktu ditanya how they conceive the baby, secara teknis, Laura udah siap cerita panjang lebar. Tiba-tiba Silke motong dan melototin Laura. Hahahaha…..kayaknya dia ngga suka banget kalo hal seintimate itu harus diceritain kemana-mana. My guess is I think they did with some kind of syringe by them selves.
Gue pribadi bukan pendukung gay parents. Sebagai orang yang belajar ilmu psikologi, I learn how tough it is to raise childrens. No matter how small you think the problem, you never know how big the impact is for the kids. Heck, ngga harus jadi anak psiko kok untuk tahu hal itu. Anyway, ketika mereka ditanya bagaimana kalau nanti anak mereka mulai besar dan mulai dikenalkan dengan keluarga nuklir mayoritas jawabannya....”We dont care” uh oh..how selfish they are! Begitu juga ketika mereka ditanya gimana kalau anak mereka harus menghadapi diskriminasi. Jawabannya, ”what important is she know that her parents love her and will always love her unconditionally”. Duh, semua anak yang orang tuanya hetero juga gitu kaleeee….
Ipek dan Anke
Satu-satunya pasangan yang gue suka dengan how the manage their relationship di film ini. They are so sweet! Ipek is a Turkish-German girl yang bekerja sebagai seorang DJ di gay bar. Anke kerja sebagai social worker. Ipek orangnya lebih kocak dan santai dibandingkan Anke yang kayaknya lebih dewasa.

Mereka ditanya gimana rasanya being openly gay di Jerman. Ternyata mereka bilang banyak yang ngasih mereka senyum di jalan kalau mereka PD-PD aja pegangan tangan. Pernah sih sekali-kali dibicarain cowok-cowok di pinggir jalan. Kira-kira gini conversation yang terjadi if its happen:

Cowok: Hey, look. A lesbian couple.
Ipek: Are you gay?
Cowok: Eugh..liking another guy? That’s disgusting!
Ipek: Now why would I want to be with something you consider as disgusting?

Hahaha…nancep.

Anke bilang kalau selama ini her way being openly gay malah sangat membantu ketika dia harus face off dengan anak-anak remaja yang bermasalah. Karena dia merupakan contoh orang yang merasa safe dan content about herself.

Orang tua Ipek belum tau tentang hubungan mereka tapi kakek-neneknya ngedukung banget. Lucu ya..malah kakek-neneknya yang baik banget sama mereka. Bahkan kakek Ipek pernah ngebuatin tempat tidur buat mereka pas nginep di rumah kakeknya. Ibu Anke juga tau tentang hubungan mereka dan ngga masalah juga asal Anke bahagia. Lucunya si ibu masih sempet bercanda kalo dia masih ngarep its just a phase for Anke dan kalau bisa Ipek operasi kelamin aja..Hahahahaha.......

Albert Brecker (ketika diwawancara berusia 90 tahun)
Nah, kalo yang ini menurut gue gay yang agak-agak sakit. Dia sih mengakui kalo dia seorang sadomasochism tapi gue belum ngeh sampe gue ngeliat what he did to his own body. Like Walter, Albert juga pernah dipenjaran di kamp karena gay dan dilepasin untuk jadi tentara Jerman. Selama 5 tahun dia jadi tentara, ngga ada yang tau kalo dia gay dan selama lima tahun itu dia ngga pernah sekali pun have sex. Makanya dia develop a habit yang menguatkan sadomasochism dia. He like to tatooed himself in bed tanpa sepengetauan temen-temennya then he would masturbate. Yang dicari of course rasa sakit dari mentato dirinya sendiri itu. Untungnya sih dia emang punya skill art jadi hasil tato-nya berupa gambar-gambar tribal. Parahnya tato-nya ada di seluruh tubuh, even on his dick. Tapi kalo pake baju tentara yang berupa celana panjang dan kemeja, tatonya tersembunyi dengan baik.

Selesai perang Albert work as a set designer untuk setting film dan punya partner another set designer terkenal di industri film Jerman. But his partner died at the age of 80.

Albert like to masturbate sampe sekitar umurnya 85 tahun. Entah kenapa dengan anu-nya (berhubung dia pake bahasa Jerman, dan inggris gue ternyata pas-pasan masalah mekanisme ”anu”) sampe dia harus menyuntik semacam cairan kosmetik ke Mr.P nya. Alhasil, his 7 inches dick shrunk to 2,5 inches and now there’s a big tumor like on top of Mr.P. Trust me, it doesn’t look good at all. Serius deh Mr.P nya berubah jadi tas pinggang, hehehe…

Emang dasar masochis, dia minta seorang head-hunter dari Kalimantan untuk ngebolongin anunya buat dipasangin cincin emas. Waktu ditanya sakit atau ngga, dia bilang emang itu yang dia cari. Ckckck…

Berhubung sex udah ngga mungkin dilakukan, dia akhirnya beli dildo and use it to pleased himself by sticking it up to his a**. Dasar emang udah gila, while he’s doing it, he took a picture of it. Huahaha..kebayang ngga lo ngeliat foto-foto kakek-kakek berumur 90 tahun sticking an enourmous dildo up to his a**?

My favourite quote, “Selama masih ada kedua tangan saya, saya ngga perlu apa-apa lagi supaya bahagia.”

3 orang terakhir yang diwawancara ngga terlalu menarik. Mahakelein is a 40ish Lesbian yang berawal punya cafe untuk para gay, hooker, dan orang-orang yang baru di-institusionalized. Obviously not a famous cafe for ”other people”. Sekarang dia sebagai manager utama untuk para LGBT dari daerah Afrika yang bisa perform all kinds of art di Jerman. FYI, afrika juga salah satu negara yang sangat menekan kaum LGBT dan mereka bisa dapet green card di Jerman just because of it. Di film ini sama sekali ngga diceritain tentang love lifenya. Joe Luga (80 tahun) is a pedophile yang berkali-kali ditangkep dan di penjara karena have sex dengan anak-anak belasan tahun. Dia juga pernah serve as soldier dan selalu jadi drag queen di acara-acara hiburan tentara. Bisa dibilang, dia ngga pernah ketemu masalah karena dia gay, kecuali ya pedophile-nya itu. Terakhir Maren Kroymann, an artist yang semenjak come out as a lesbian sempet punya masalah dengan karirnya sebagai aktris. Sekarang dia bekerja sebagai comedian plus singer di cafe-cafe. But in a year dia udah dapet kontrak lagi untuk main film as a hetero dan kemungkinan penerimaan masyarakat terhadap dia bisa berubah.









Kalo gue pribadi sih agak kecewa dengan Q Gossip yang ini. Agak terlalu khusus komunitas binan sendiri. Iya sih, yang dateng hanya para binan bahkan menurut gue sekelompok binan yang udah saling main sehari-hari. Buat yang dari ”luar” langsung berasa terasing. Gue sih ngerasa kayak tiba-tiba masuk ke rapat imternal Qmunnity. Padahal sebenernya sih ada juga orang-orang yang dateng hanya karena pingin tahu bahasa binan itu seperti apa.

Rasa ngga nyaman gue ini juga di”suarakan” sama salah satu orang yang hadir. Tapi dia bahasanya lebih bagus dan lebih spesifik. Dia bilang kalo seharusnya ada perkenalan yang lebih baik dengan bahasa Binan dan contoh-contoh penggunaaannya. Mengingat ada juga orang-orang yang ngga familiar dengan bahasa binan ini baik LGBTIQ maupun bukan. Personally, menurut gue acara ini gagal. Karena kebayang ngga kalau yang dateng banyak juga dari orang ”luar”. Pasti mereka bakalan bingung banget.

Si ”ahli” ada dua orang di depan. Gue lebih suka sama Mas Danny karena cara penjelasannya jauh lebih santai dan ”FYI-FYI” nya menarik. Dia ngasih contoh-contoh banyak tentang bahasa gaul-nya binan di daerah lain Indonesia atau sampai Eropa. Sedangkan si ”ahli” yang namanya mas Abduh (gue liat dimana ya ni orang?) menurut gue dan Lushka orangnya terlalu ngotot dan agak ngga bisa nerima kritikan orang. Standar sih orang-orang yang berasa ”profesional” dengan ilmu socio-linguistik yang dipelajarinya. Jadi si Abduh asik ”Tau apa sih lo? Kan gue yang baca buku-buku teorinya dan buat penelitian di lapangan.” and para penonton asik ”Sok tau deh lo, yang binan kan gue, yang pake bahasanya gue!” Hihihi....










Gue dan Lushka lagi-lagi beruntung nonton film yang dihadiri sama directornya. Bahkan ada artistnya. Karena gue ngga tau film-nya tentang apa, gue Cuma liat ada dua orang bule yang diminta maju ke depan. Si cewek director-nya dan si Cowok aktornya. Gue udah nyubit-nyubit Lushka dan bilang kalo cowok itu GUANTENG BERATS.

Ehh, ternyata pas dia ngomong...loh? Kok suaranya cewek? And I was constantly reminded with Moira, tokoh trans di TLW. Tapi yang ini ngga sekedar jadi cowok manis. Dia jadi cowok ganteng. Hehehe...his name is Ocean Leroy.

Untuk itungan tema, film ini cukup jarang karena menceritakan tentang kehidupan seorang transeksual wanita. Sejauh ini yang gue udah nonton selalu tentang transeksual laki-laki. Secara statistik memang transeksual laki-laki lebih banyak dan lebih lazim ditemuin. Jadinya gue cukup interested lah buat nonton.......sampe setengah jam.

Kekurangan film ini adalah terlalu ‘sempit’. Kayak nonton dengan ’tunnel vision’ dan Ocean berkesan ”me, me, me...and of course..wait...me.” Memang sih penjelasan dia di akhir film bilang kalo dia orangnya secretive banget. Obviously Ocean belum siap untuk open ke dunia kalo dia adalah transeksual. Kita bahkan ngga tau nama aslinya sebagai cewek padahal kita ngeliat proses perubahan nama dia jadi cowok di passport. Kita juga ngeliat meja kantornya..doang…tapi kita ngga tau perusahaannya apa atau rekan-rekan kerjanya gimana. There were no interaction between Ocean dengan orang lain kecuali transeksual lain yang cowok.

Isinya cuma Ocean ngomong, ngomong, ngomong, ngomong, dengan shoot close up biar sekelilingnya ngga terlalu kentara. Adegan lain yang cukup banyak adalah dia nyanyi di trans bar. I think she is some kind of performer. Apakah dia penyanyi yang bagus? Not even close.=D

Oiya, dia cewek bule kedua yang mempertontonkan dirinya yang bugil di film dan voila! orangnya berdiri langsung di depan gue. Hahahaha……
Amen for that,mithya..

Senin, 25 Agustus 2008

Let's ge cynical.wont we, Lushka?

I'll just wait for my college time to arrive and I hope it will consume lots of my time. THEREFORE,we both will be too busy and too tired to talk to each other. Isnt it a great excuse??

Sabtu, 23 Agustus 2008

Saat ini Lushka lg ngikutin acara outing kantor dluar kota. Susah bgt nelponyaaaaaa.. ...lebih milih pantai,cibak cibung sm bapak-bapak dan wanita karir drpd sama pacarnyaaaa! Huh!

Seneng sih denger suaranya lebih semangat and excited daripada beberapa minggu ini.Mungkin gara-gara stres skripsi (yang sebenernya lebih gede stresnya drpd ngerjainnya) dan jadwal kerja yg padet. Tp td dia cerita di telpon, jatuh ke kubangan lumpur dgn suara ceria. Hihi...Lushka bau bebek deehh...

Have fun sayang...jangan ikut-ikutan wet T-shirt contest ya..'itu' kamu kan gede...pinggul maksudnya,hehehe....

Kamis, 21 Agustus 2008

Blue

My pop is ill..i called him today,asking how is he doing.

Bokap cerita soal kondisinya,he feels weak,tired and sleepy. Bokap gw sakit diabetes cukup akut,sekarang gula darahnya udah 500.I try to cheering him up,encouraging him to go to the hospital. And suddenly out of the blue..ì hear a soft sob.My pop crying!. He Asking me to not worrying him too much and pray for his health.

Gue sering lihat dan denger orang tua nangis,laki ataupun perempuan. Bokap gw?ga pernah and he is not that old, bokap masih 50an kok.Hiiks this is my 1st time to hear my pop crying. Its so sad.

I hope he will recover soon

Frustasi

Permasalahannya adalah gue frustasi dengan hubungan LDR gue dan Lushka. Kalo menurut lo itu masalah kesabaran, that’s bullshit. Gue cuma di Jakarta bagian sini dan Lushka di Jakarta bagian sana. Now how would that make you feel kalo lo harus menjalani hubungan LDR?

Lushka punya jam kerja layaknya orang-orang kerja kebanyakan. 8 to 5. Layaknya orang-orang kebanyakan juga, seringnya dia harus lembur melewati jam 5 kalau masih ada pekerjaan yang harus diselesein hari itu juga.

Gue sendiri saat ini masih nunggu kuliah gue mulai. Jadi basically gue di rumah 24 hour kecuali penyakit nongkrong gue lagi meradang. Baik self-inflicted atau karena dicucuk-cucuk sama temen-temen gue.

The only time we had left udah pasti malem. Let’s just say jam 6 ke atas. Tapi nyokap gue itu model orang tua yang cukup killer. A single parent yang sangat conservative. Gue punya jam malam yang cukup jelas dan perlu laporan A sampe Z kalau gue harus pergi. Pergi tiap hari juga perlu persetujuan nyokap. Yah, bayangin aja kaya gue anak kelas 1 SMP jaman sekarang. Antara bebas-ngga bebas.

Dulu gue sempet kerja. Jujur gue bilang ke Lushka, gue memilih kerja di Sudirman semuanya supaya gue bisa ketemu sama dia lebih gampang. Padahal kerjaannya sendiri ngga 8 to 5. It was 8 to 8 atau kadang lebih. But it gives time to Lushka untuk sampe ke Sudirman dari kantornya. Hasilnya? It was a great and happy moment walaupun kita berdua sama-sama capek harus sampe rumah sekitar midnight.

You see now kenapa ini hubungan LDR? Gue pernah ngitung, naik mobil aja untuk sampe ke daerah rumah Lushka gue butuh waktu hampir 2 jam. While I don’t have my own personal car. Begitu juga dengan Lushka.

The phone call? Lo pikir kita ngga cukup telponan setiap hari? Udah kaya panu. Gatel dikit, garuk. Pagi, siang, sore, malem. Tapi lagi-lagi, yang kerja saat ini Lushka. So she’s the one who feel she got the responsibility to call. Tapi emang gampang ngisi pulsa terus tiap 2 hari sekali? You think that’s not a burden for me too? Kalau giliran dia punya free talk pun, Lushka udah ngga punya tenaga lagi untuk stay awake. She got another day waiting for her to squeeze everything she got. Dan gue yang insomnia tinggal bingung ngerasa ditinggal sendirian.

Akhir-akhir ini frustasi gue nambah. Perasaan kangen gue lagi ada di tingkat paling tinggi. Perasaan gue lagi apa yang kita sebut “berbuncah-buncah”, “meluap-luap”.Coz there is nothing we can do, I decided to do what Mithya would do di keadaan tanpa solusi kayak gini. Lari.

Jelas kok biang masalahnya gue. Mithya yang pengangguran, mithya yang nga bisa keluar malem, Mithya yang ngga bisa nelpon.

Tadi malem puncak rasa kangen dan muak sama diri sendiri. I’m a fucking useless girlfriend.

Rabu, 20 Agustus 2008

sigh


I know it's so silly but i kinda jealous with your new blog, mithya.
You spend a whole day just to dressing her up.
Wish it was me who you taking care of.

i really -really do miss you.
want your arms around me.
your soft giggles in my left ear.
with your fingers tracing my back
while your eyes singing a hardcore love song.
i miss you.

Senin, 18 Agustus 2008

jokes

hihihihi...
---------------------------------------
A teacher asked her class for sentences using the word "beans".
"My father grows beans," said one student.
"My father cooks beans," said another.
Then little Johnny spoke up: "We are all human beans."

-----------------------------------------------
Girl to her boyfriend: One kiss and I'll be yours forever.
The guy replies: Thanks for the Warning.
-----------------------------------------------
Man to wife on wedding night: Are you sure I'm the first man you are sleeping with?
Wife replied: Of course honey, I stayed awake with all the others!
-----------------------------------------------
http://funnyfactsandstories.blogspot.com

stooopidlushka

Kadang – kadang, Mithya suka kesel kalo gue lagi “ilang”, gue suka bengong ngeliatin orang, I am just staring at the object, ga ada maksud ga sopan, I was just thinking.
Belakangan yang paling sering kalo lagi “lost” – gue lagi nyoba ngegambar ulang – wondering kaya apa muka si object, waktu bayi, anak-anak – kalo objectnya anak-anak gue ngebayangin gimana muka si anak sepuluh atau duapuluh tahun lagi. Bagi mithya, itu ga penting banget, tapi bagi gue its fun. Hehehehe. *Dooh pacar gue ngambek dikacangin, ga sayang, sama kamu lebih fun kok, yuk kita ngeliatin orang hehehehe*

random memories...=)

Gue suka nyengir-nyengir sendiri kalo inget, dulu jaman waktu baru deket ama Mithya, gue suka nge-gap’in Mithya lagi konser hehehe. Jadi, dulu seringnya Mithya pake earphone- hands free – ama dia hpnya selalu nyolok ke earphone terus disetting berapa kali bunyi-hpnya automatic ngangkat.

Nah, karena dia konsernya rame banget, dia suka ga denger gue nelp, otomatis gue akhirnya jadi pendengar dia konser, pertama kali denger gue pikir dia lagi berantem ama siapa gitu, abis teriak-teriak. Denger agak lamaan, baru nangkep…oh, maksudnya dia lagi nyanyi hehehe. According to Mithya, baru gue doang yang nge-gap’in dia nyanyi.

So I guess that was a sign for me, petunjuk yang ngasih liat sisi lain Mithya ke gue, kaya ditanyain ulang…”errr, yakin lo – mau ama cewe ini?”..Hihihihihi, ga deng Yang, it always been an honor for me to see the other side of you. Sisi-sisi lain mithya bikin gue suka bilang….”Iiiiiih, suka deh sama kamu….”hehehehe


ps: psssst…ada baiknya kalo lo mo baca postingan gue minum antimo dulu, biar ga eneg..hehehhee

Sabtu, 16 Agustus 2008

I love it when she do a monolog



I think it is not a big secrets that womens like to talk. A lot. Now imagine if there are two women in a relationship.....go on..I'll give you time to think...

A blast isn't it? hehehe

Lushka dan gue berhubung susah banget ketemuan jadi punya kebiasaan nelpon yang sangat banyak dan sangat lama dalam sehari. What do we talk about? EVERYTHING! You name it. Kayaknya ngga ada satu kosa kata pun di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang belum kesebut sama kita. Mainly we like to talk about what we did that day or share our thought or even just talking about our dream the night before.

TAPI..yang namanya manusia juga punya batas lah. At the end of the day terkadang gue atau Lushka udah terlalu capek dan suka drifted away while the others tells a story. Bahkan tidur...hehehe..biasanya sih Lushka, karena saat ini yang jadwalnya lebih hectic itu dia. Nanti paling gue yang ngambek atau marah sekalian.

Now what can we do about this?

Kalo gue pribadi sih biasanya pertama gue jujur aja kalo misalkan gue udah capek atau ngantuk. I wouldn't wanna hurt her feelings if while she was talking suddenly she hears a soft snores from me =D

Kedua, I'd would want to make a special time dimana kita berdua emang bisa saling bercerita panjang lebar. Chose the time of the day where you both can easily chat.

Third, if you cant do the two list above (which is weird, but anyway..) try to stimulate your brain to keep awake or active while she's talking. Gue biasanya ngebenerin posisi duduk supaya bisa lebih enak untuk ngobrol, ngga sambil tiduran. Bisa juga lo sambil pasang musik pelan atau pasang TV, tapi jangan yang sampe distract perhatian lo.

Buat yang melakukan monolog juga jangan seenak e dewe. Liat-liat pasangan lo apa dia ngga terlalu capek, apa dia punya interest dengan tema yang lo omongin.

Oiya...jangan lupa satu hal paling penting KEEP IT FUN. Slipped in a lilttle jokes here and there. Or saying "I love you" out of the blue-in the middle of your monologue can be a lilttle "jolt" to make her smile.

Secara keseluruhan..caela..udah kaya pidato pertanggung jawaban presiden..gue sih suka setiap Lushka ngomooooooooong terrruuussss...Coz that's mean I am important enough for her to tell about a regular day in Lushka's life.

Jumat, 15 Agustus 2008

our 1st anniversary on 28th of March 2008

This is the story when we celebrate our 1st anniversary. =)

Uuum….Aku lupa. Hehehehehehehe

*langsung ditoyor ama Mithya, gue langsung pasang muka tersinggung dan bilang, “aku kan cuma bercanda Yaaaang?, dia jawab, “ga lucu!”, gue shock, pasang muka datar terus bilang “baiklaaaaaaah”…hehehehe *

No.no.no. *kok jadi pengen nyanyi, jadinya ya?..Waaa, Mithya udah ancang2 tangan diatas jidat gue…“Ampun yang, baiklah aku mendongeng buat penggemar eh pembaca blog kita hihihi, minimal buat kamu baca kalo kamu udah bosen blog-walking ya”*

Jadi waktu itu, gue lagi duduk mencakung dipinggir sawah, memandang burung-burung belibis breakdance sambil menyenandungkan the river-nya Good Charlotte. (STOP. Sayang, jangan protes ya, ini kan aku yang nulis, jadi terserah aku ya mulai dari mana ‘kay? Tolong dong bersikap professional? ‘oKay? Deal? Good, love you babe – halah apaan siyh ni?)

Syahdan, gue sadar ternyata hari itu udah tanggal 27 March – oh mi god, berarti besok gue selametan satu taonan pacaran ama pacar gue – iyalah masa ama sapi? Hehehe. Aku ada janji ama si pacarrrrr mau makan-makan. Horrre.
Jadi pulanglah aku terburu-buru dengan menjinjing sapi, memanggul cangkul, menggiring bebek dan menggigit ketel *hore, gue acrobat!*

Midnite, kita teleponan seperti setiap hari dalam 1 tahun pacaran dan 6 bulan pendekatan, minus 2 hari dia ke Malaysia. CANGGIH YA? Gue bahkan ga berkomunikasi seintens itu sama nyokap gue. Ampun ya Mama..tak ada maksud jadi durhaka.
Lanjut, ya selayaknya pasangan lagi dimabuk asmara ga pake judi, kita seneng banget, kita bisa ngelewatin setahun bareng, agak takjub juga, dia betah ama gue – dan gue tahan ama dia.hehehehe. That’s because I love you, yang. Ga tau kalo kamu, mungkin emang dukun aku semanjur itu. Cck, sayangnya tidak berhasil sama neng Ally.
Anyway, happy anniversary sayang, terima kasih untuk hari-hari menyenangkan, pencerahan *baca: adu mulut, dalam arti literary ataupun dalam tanda kutip hehehe*, terima kasih udah nemenin aku selama ini, jadi tempat nempelin ingus kalo aku nangis, mau ngebagi es krim kamu, terima kasih karena sudah setia, thank you for everything.
Jangan bosen dulu ama aku ya? Aku juga akan berusaha semampu aku to become your perfect somebody.

Bunyi kamu, babe.*kiss kiss kiss – yang ga bisa ngeliat cewe2 kissing, tutup mata dulu, tahan sampai 10 menit- buka mata, bos lo udah berdiri dibelakang lo thuu…hehehehe*

Besoknya kita ngedate dunk..pertama-tama kita pergi ke RS dulu, jengukin 2 sahabat gue yang lagi tepar, Lena ama Miranda. Sekalian ngenalin Mithya ke Lena… gue salting gitu, Mithya ama Lena’nya mah nyante aja, bahkan Mithya pengen p*p heheheh…kebiasaan deh kamu Cint. Ya udah ngobrol2 dan gue lega udah ngenalin Mithya ke salah satu orang terdeket gue. *Lena, if you read this, thank you so much*

Abis itu, kita pergi lunch ke Kikugawa di Cikini 4! Kebetulan Mithya suka banget ama sushi dan gue juga pengen nyobain, uumm..buat Mithya uenak, buat gue..uuum, enak.hehehe. Kita pergi kesitu karena udah direncanain sebelumnya *gue suka nyoba tempat baru – dan mithya pasrah nurutin gue*. Kikugawa ini pernah di-review ama Kompas, ternyata tempatnya emang juara, ga gedhe, tapi environment Jepang-nya dapet, buat nyantai-nyantai dan makan oke. Ya, ga Yang?

Abis itu kita check in….hehehehe, ga deng, maunya siy gitu. Hehehe. Kita pindah lokasi, tadinya mau nonton tapi ga ada yang bagus filmnya, jadinya kita pengen melampiaskan bakat narsis kita, karaoke!!!!! Yay!

Tadinya mau ngenista’in Inul lagi – tapi bosen ah, terus Mithya bilang ada tempat baru di Grand Indonesia, namanya T-Rex, katanya juga lagi promo, 50% off. Jadi lets go.
Well, tempatnya outstanding, bagus bener , bercitra exclusive, Inul – Naff- Happy Puppy lewat aja deh. 2 Jam teriak-teriak diselingi you know what..puaaasss bener. Hehehe.

Ternyata begitu keluar T-Rex, sebelah kanannya itu ada kaya la piazza’nya gitu, bentuknya sih kaya hall dan berkesan outdoor – malem-malem, disitu ada air mancur yang bisa nari – kaya di Monas jaman dulu, tapi ini lebih modern dan keren, lagunya yang model swing jazz, kaya New York – New York gitu.

Gue saking terbawa suasana ‘nya ke-GR’an that this our moment (gue seneng tangan Mithya ngegenggam tangan gue, lighting yang keren banget, lagu-lagu romantis and the fact that this is our 1st anniversary)..kayanya paaaaassss banget, gue selalu bilang pengen dancing under the moon light ama Mithya – Ya, ya, I know, cheesy ya? Biarin! Sirik aje lo. Hehehe. Gue ama Mithya stunning ama kecanggihan teknologi – pengaturan air dan lighting plus musik pengiringnya. Sepanjang show, kita ga pernah ngelepasin genggaman tangan sambil sesekali ngelirik mesra..halaaaah…*bang rhomaaa, jangan tinggalin ani…heheheh*

Menjelang lagu penutup dengan lampu yang meredup, tiba-tiba dari langit-langit yang mirip langit *ngerti ga siy lo?*, turun gelembung-gelembung sabun, dibawah sorotan lampu colorful….sumpe! keren abis. (Iyaaaah gue norak.) tapi emang keren kok, ya kan Yang? Ya kan?.

Gue saking girangnya, narik tangan Mithya agak ketengah, sambil nengadah ke-atas mangap-mangap, and there you go. Gue nelen satu busa sabun yang cakep itu! ANJJIRRR…rasanya jangan ditanya. Kaya keselek sepatu tentara. Mithya sebagai pacar yang baik, kaget terus ketawa ngakak ga berhenti. Emang kamu cakep banget, Yang. Apalagi kalo ngetawain aku kegirangan gitu. Sebel.

Yak, cerita romantis berakhir sedikit tragis, gara-gara satu manusia norak ga bisa jaga mulut. Gue batuk-batuk ga berhenti, perih banget, siyal, Mithya tetep ngikik-ngikik sambil ngelus kepala gue “aduh sayang, kasian..mmmpffff..huaahahaha, kamu lucu…ddduh, maaf…huaahahaha” gitu aja terus.
Seneng siyh ngeliat dia ketawa, Mithya tambah cakep kalo ketawa lagian gue kan juga tipe orang yang bisa ngetawain diri sendiri, jadi ikutan ketawa ‘hehehe. ..uuhhuk..uhhuk..ayang!..air..heheheh…uhhuk…uhhuk..” *gue terdengar kaya orang kena mental disorder yaa…?*

Gue tetep batuk-batuk ga berhenti, agak berkurang setelah menghabiskan mineral water satu liter. *kalo lo penasaran gimana rasanya, bisa dicoba sendiri kok dirumah, coba aja ngemut deterjen, seujung kuku aja dehh…ntar lo cerita ama gue, terus kita bikin club Detergen Anonymous *

Abis itu kita pindah ke Plangi, nemenin Mithya cari DVD, terus makan es krim terus dengan berat hati musti pisahan- pulang. Thanks for the day Hun.I LOVE YOU.

Secara keseluruhan hari itu berkesan. Gue norak dan dia tetep sayang ama gue, dia nyebelin udah ngetawain gue tapi gue maafin, aku pemaaf yaaa? Hehehe

That’s the story; hopefully I can tell you our next 2nd anniversary here. Thanks for stopping by, people.

Kamis, 14 Agustus 2008

Batman: Dark Knight


I watched Batman:Dark Knight a couple of nights a go dan berlawanan dengan komentar banyak orang, I can’t say it’s a great movie. Dari film Batman Begins gue udah ngga suka dengan Christian Bale sebagai Bruce Wayne. Dia terlalu kurus dan terlalu flamboyant jadi Batman. Kalau dia pake topeng Batman juga ngga cocok karena yang khas dari topeng itu adalah rahang besar yang gagah. Their actors before yang memerankan Bruce Wayne punya semua (bahkan George Clooney). Mungkin mereka salah casting agent 007 dengan Batman.

Film Batman sekarang terlalu usaha memanusiawikan cerita Batman. Semuanya dibuat senyata mungkin melalui drama yang dark, sehitam setting kota Gotham. Tapi adegan di siang harinya banyak which is the contrary dengan film-film Batman terdahulu. Buat gue sih dua film Batman terakhir ini produk gagal. Gue lebih suka dengan versi Batman yang dulu. Tetep dark tapi punya sense of humor yang satir. Warna-warna terang yang dipake dengan kontras dengan background hitam seperti baju hijau terang Riddler, muka ungu two-face, make up ”gila” penguin dan joker jadi paduan yang pas. Usaha mereka untuk ngebuat film ini manusiawi malah jadi terlihat bodoh.

Bandingin aja Joker dan two-face dari film jaman dulu dan sekarang. Mana yang menurut lo paling bisa menggambarkan sifat mereka seperti aslinya? Heath acting was great. Tapi buat gue dia ngga mengingatkan gue sama the real Joker. Heath cuma sukses ngebuat versi lain Joker yang lebih mengerikan.

Positifnya, untuk ukuran film dua setengah jam, gue ngga bosen sama sekali. Action-nya keliatan banget dibuat macem film Die Hard atau Wanted. Penuh dengan bak-buk-bak-buk, ledakan besar, dan diakhiri dengan decakan kagum penonton. But is it the real Batman??

Enough for the review, gue pulang tengah malem setelah nonton film itu dan gangguin Lushka yang udah tidur. Dengan segenap usaha dan tenaga yang tersisa, Lushka berusaha ngedengerin gue ngomong panjang lebar pendapat gue tentang film Batman.

”Aku ngga suka filmnya. Satu, bla bla bla bla. Dua, bla, bla, bla. Dan tiga, bla, bla, bla! Kalo menurut kamu gimana? Gimana film-film Betmen yang dulu? Lebih bagus kan ya?”

”Ngga”, jawab Lushka.

”Kenapa?”, tanya gue yang ngga rela. Mengharap dia bakalan ngasih alasan panjang lebar untuk ngebantah pendapat gue like she like to do.

”Aku ngga suka Batman.”

DOOEEENNGG!! Rasanya mau kejengkang ngedenger jawaban Lushka yang singkat dan bikin nge-Drop. Pupus deh harapan gue beradu pendapat ngomongin film Batman jam 1 pagi. Gue tetep usaha dong bikin dia keep awake dengan nodong jawaban yang tepat guna dan bermanfaat tentang Batman.

”Kenapa ngga suka!? Bukannya aku nge-Fans ya sama Betmen. Aku pengikut aliran Spider-man murni. Tapi Betmen ngga jelek kok”

Dengan gaya asalnya Lushka ngejawab,”Betmen itu cowok kaya manja yang punya banyak mainan dan dibantuin sama kakek-kakek pula. Contoh dong Iron men. Dia beneran punya lab, bukan goa bawah tanah tersembunyi. Asistennya juga cewek cantik.”

No, no, buat gue Lushka mengeluarkan pendapat seorang penikmat superhero amatiran, hehehe...Makanya gue perlu untuk ngejelasin panjang lebar kalo Bruce Wayne itu sebenernya pernah punya trauma watching his parents dibunuh sama pencopet di depan matanya waktu kecil. Dia jadi agak-agak sakit jiwa mau jadi penegak kebenaran dan keadilan semenjak itu. Dengan warisan yang buanyak dan buttler setia khas bangsawan jadilah seorang Batman.

Ternyata Lushka masih ngga mau kalah dan ngejawab tambah asal,”Ih, tapi apaan tuh pahlawan kok celana dalemnya di luar. Temenan sama anak kecil juga yang celana dalemnya diluar!”

At this point gue ngalah aja deh. Gue cuma bisa bilang that’s the gay thing about superheroes and that is why I love them! Hahaha!

Buat penutup gue bilang thanks udah mau gangguin tidurnya cuma buat ngomongin Batman jam 1 pagi.

Jawabnya,”Supaya ngga diomelin kamu pagi-paginya kalo aku ngga ngeladenin kamu, hehehe..”

I am a Fag Hag

Fag Hag: Also known as Fruit Fly and Queer Dear. This is a woman who prefers the company of gay men because she recognizes their effervesence, incisive wit, and sheer brilliance regarding the human condition. This woman appreciates the fact that gay men know how to drill down to the bittersweet core of an issue and make light of it where necessary, and simultaneously make dark humor of it where otherwise necessary. It is a gift that comes from being an outsider: rather than lying down and taking a beating, as some do, the exaulted gay man rises from the ashes and finds the ridiculous glory in being an outsider. In this endeavor, he seeks the company of a woman, and she of him...because regardless of intentions, women and men enjoy the company of those who feel "right" to each other. Because this type of woman is generally spoiled by the general delightfulness of gay men, she may scorn straight men for their lack of personality and overall dullness. . -http://www.urbandictionary.com/

Jarang yang tau istilah fag hag kecuali fag hag itu sendiri. Gue sendiri udah jadi fag hag dari SMP tapi baru tau istilah ini sekitar setahun yang lalu. Ada yang bilang kalo fag hag itu sebenernya salah satu bentuk kelainan seksual. Tapi kalo gue aja udah punya pacar cewek, pernah punya pacar cowok, mau kelainan seksual apa lagi? Hahaha...

I’ve been interested with gay guys semenjak gue suka dengan perhatian cewek-cewek ke gue jaman SMP. Waktu itu gue nyari tau banyak tentang yang namanya homoseksual di internet. Coz I really need to know am I one of them. Of course istilah gay dan homoseksual kalo di internet pada saat itu banyak banget merujuk ke gay men.

Kalo udah masukin keyword gay di internet, 10 listing pertama pastinya didominasi sama website-website porno mereka. Out of curiousity I surf the gay porn web and wet myself, literally. Hahaha…

Ketertarikan gue sama gay men ngga jadi suatu hal yang menakutkan atau menyenangkan buat gue. Biasa aja. Gue udah terlalu banyak ngerasain hal-hal yang aneh seumur-umur, jadinya buat gue ini cuma some kind of a new interest aja. Didukung sama kesukaan gue dengan komik-komik (manga) dan kartun (anime) jepang, gue dikenalin sama yang namanya tema YAOI sama temen SMA gue yang juga fag hag. YAOI ini artinya boy love boy atau biasa disingkat BL sama orang bule di industri manga/anime jepang. My first YAOI anime was Gravitation. Cocok banget sama kondisi gue saat itu karena cerita anime ini adalah tentang seorang cowok yang tiba-tiba baru ngerasain falling in love dengan seorang cowok yang lebih dewasa dan cool. I gradually fall in love with both of the character. Shuichi adalah bentuk diri gue yang baru mengenal YAOI dan adalah Yuki bentuk perfect gay man that I would easily fall for. Mulai dari gravitation itu gue nyari tau lagi anime dan manga yang bertema YAOI dan mulai mengkoleksi YAOI.

Tapi lama kelamaan gue bosen dong sama kartun dan mulailah gue masuk ke dunia nyata. All those porn gay website mulai bikin gue penasaran sama the real live human size gay men. Setelah menjadi seorang otaku YAOI selama bertahun-tahun gue akhirnya menemukan cinta sejati gue: Queer As Folks. Gue tau tentang TV series ini dari internet dan niat banget nyari di setiap tempat penjualan DVD. And I got it. My first QAF series gue beli di Ratu Plaza dengan harga barang Impor. I didn’t care it was more pricey than the regular DVD. I love it!

Semenjak ngikutin QAF, gue makin yakin kalo gue emang ‘sakit’ sama yang namanya gay men. Gue mulai ngoleksi semua DVD gay yang keluar di Indonesia. Gue juga punya koleksi porn gay men yang lumayan di laptop, hehehe…Gue tau istilah fag hag dari film Eating out yang gue beli setahun yang lalu. Di kuliah ini gue makin banyak nemuin fag hag dan dengan senang hati gue membanjiri mereka dengan koleksi-koleksi gue. Hahaha...

What do I like from gay men?

Hmm…as a girl, I do still like Mr.P. Tapi biar cowok lain yang pegang-pegang dan gue yang nonton. Soalnya gue geli, hahahaha….gue bener-bener suka dengan badan-badan bagus yang dimaintain sama para gay men itu. Gue bisa klepek-klepek kalo ada gay men yang cowok banget dengan sentuhan feminin yang tipis. Sedangkan drag queen-nya? As long as their not too bitchy, gue masih bisa gemes banget. Like Emmet di QAF atau Joey di Boy Culture. Duh, cowok-cowok yang bisa ngeluarin sisi femininnya tanpa perlu mikirin ego? That's what gay men best at! And they are sooooo romantic you know. Bahkan untuk ukuran film porno, gay men masih bisa keliatan like their doin it with heart. Hahaha..oh nooo…I am a fag hag!

Favourite gay men from Indonesia?

Definitely Ivan Gunawan! Dari awal dia muncul di TV gue sukaaaaa banget. Terserah deh dia ngga ngaku kalo dia homo, coz may gaydar is rising to the top when I see him. Beberapa kali gue sempet ngeliat dia di Mall waktu badannya kurus. And OMG!!! Tinggi, putih, tegap, cantiiiikkk...hihihi.....Lushka geli banget nih kalo gue lagi keluar penyakitnya suka sama gay men. Dia ngga pernah ngerti dimana letak menariknya para gay men itu. Apalagi sama Ivan Gunawan, katanya dia ngga suka sama personality-nya. Well, untungnya gue ngga pernah denger apa yang Ivan omongin di TV and just keep staring at his beautiful posture.

Lesbian blog overseas are better

Semenjak punya blog di blogspot.com gue jadi sering browsing ke blog-blog lain, khususnya yang bertema gay. Setelah hampir sebulan main-main akhirnya gue punya kesimpulan kalo blog lesbian luar negeri jauh lebih menarik dari blog lesbian indonesia.

Why?

Karena para lesbian luar ini ngga kaku dan ngga ngomongin hal-hal yang berbau homoseksualitas mulu, khususnya Lesbianism. Bahkan tema lesbian ini paling kesebut hanya di setengah postingan mereka dan sisanya adalah kehidupan mereka sehari-hari ya sebagai wanita, pekerja, atau manusia pada umumnya lah.

Sedangkan lesbian di Indonesia kalau buat blog isinya tentang curahan perasaan yang tenggelam timbul di lautan yang itu-itu aja, berita-berita yang kesannya para hetero lagi memerangi homo, teriak-teriak terus tentang persamaan hak dan kemajuan lesbian di Indonesia. Pingin gue bekep, iket, masukin karung, terus gue lempar ke selat Jawa.

Hhhh...capek banget bacanya. Muak! Muak!

Iya, I know kalo lesbian luar mungkin dengan mudahnya mengintegrasikan dirinya di satu tempat. Jadi satu blog ya keseluruhan hidup si Lesbian luar tanpa harus membatasi diri bercerita about who or what she is. Jadinya kita disuguhi ceria yang bervariatif dan dengan cara bercerita yang ringan plus humoris.
Sedangkan di sini para lesbian masih banyak yang bersembunyi. Bahkan kayaknya gue belum nemu deh blog lesbian Indonesia yang terang-terangan menunjukkan identitas dirinya. Misalnya satu blog berjudul http://www.anihetero.blogspot.com/ adalah tentang si Ani, 20 tahun, seorang mahasiswa, dan memiliki 3 bersaudara. Nanti dia buat lagi blog khusus berjudul www.anihomo.blogspot.com yang berisi tentang kehidupan lesbiannya dan segala hal yang berbau lesbianism.

I am no different. Karena gue Les..eh..queer Indonesia, hehe...Tapi setidaknya gue mau buat blog gue dengan Lushka ini ringan dan ngga bikin capek yang baca. Ngga pingin teriak-teriak tentang persamaan hak dengan hetero karena setiap orang itu punya keunikan sendiri dan ngga penting-penting amet sama yang namanya kebebasan suatu kaum. Gue cuma pingin jadi cewek yang punya pacar cewek dan gue juga manusia normal yang sama aja dengan semua manusia yang ada di muka bumi ini.

Ngga penting memperjuangkan hak hanya karena orientasi seksual yang berbeda kalau masih banyak hal yang lebih penting untuk diperjuangkan. I always thought kalau nantinya gue bisa bikin sedikit perubahan di dunia, make people proud or honour me for what I am, dan nanti suatu saat gue bisa bilang dengan tenang, “Hey, I have a girlfriend loh! Not such a freak am I?”

Queer Film Festival, 9 Agustus 2008; Central Cultural Francais; L Word

Sabtu kemarin gue dan Lushka jadi pergi ke salah satu acara QFF. Awalnya sih gue minta kita ke Blitz aja karena gue nih orangnya tukang nge-Mall banget. Tapi Lushka lagi butuh survey motor. She would like to have one. Jadinya gue pikir ya lebih baik pake kompromi aja toh? Lushka bisa tetep survey motor dan gue bisa tetep dateng ke salah satu acara QFF.
Jadi perjanjiannya adalah after dia udah netapin motor idamannya, we could go to the nearest place and time to QFF.

So we went to CCF in time to watch the 17.30 show. Perasaan sih di jadwal judulnya women on top, tapi ternyata the whole theme was L word. Agak-agak pusing juga tuh kita, soalnya kita berdua orangnya sama-sama ngga kuat sama hal-hal yang terlalu Lesbian. In some point, too many of women could really make us feel nausea. Sepanjang film gue masih usaha untuk nonton sedangkan Lushka berkali-kali bilang ngantuk. Tapi hebatnya gue yang berkali-kali nanya tiap satu film pendek selesai, ”Filmnya maksudnya apa sih?” dan Lushka bisa loh jawab..hahaha...

Gue ngga dongo-dongo amat sih sebenernya. Pas dijelasin gue ternyata emang udah nangkep, Cuma gue pikir ada deeper meaning dari yang obviously stated in the screen or the dialouge.

So here is the review. I’m trying OK. Jangan dilempar tomat busuk.

Bend it

Judul filmnya kayaknya sih sama kaya judul lagunya yang jadi pengiring film. Just a film about two butches dancing on top of a box imitating sex. Maju-mundur-depan-belakang-puter puter-hadap depan-hadap belakang. Boring at some point tapi masih bikin gue ketawa ngeliat si cewek sebelah kiri layar niat banget jogednya. Gue punya rasa ngga suka pribadi ngeliat cewek ngebebet toketnya. Jadinya agak-agak ngga nyaman nontonnya.

Dedicated to Rebelsexuals


Ms. Anita Schoepp as director and writer hadir juga di CCF. Gue ngga tau tuh kalo ini filmnya dia. Dari awal dateng ke CCF gue CCP ngeliatin ni bule cantik juga, Hahaha...ampunn yaaanng...Tapi filmnya juga ngebosenin banget. Cuma sekelebat foto-foto polaroid dari seorang cewek yang touching herself. Lushka sih kayaknya ngerti dan ngejelasin ke gue. Gue yang dablek kali ngga ngerti-ngerti. Soalnya durasi 9 menit itu terlalu lama untuk tema ini. Sound yang dipake sih keren. Soalnya spooky banget. Jadi layarnya gelap untuk beberapa detik terus ada sekilas sekelebat atau bagian dari still photograph dari si cewek. Gitu aja berulang-ulang dengan pose-pose yang berbeda.

Gue sih asik ngebayangin sendiri kalo yang muncul lama-lama foto-foto pembunuhan....ehehehe..maafkan...tapi it would be more interesting for me that way.

Eeehh..ternyata cewek di film ini ya si Anita Schoepp itu sendiri. Wow, as she was trying to explain the meaning of the movie in front of me, gue asik takjub menyadari bahwa gue baru ngeliat foto-foto dia bugil. Hahaha…..Setelah mendapat penjelasan dia, gue lebih tertarik dengan cara pengerjaannya. Dia butuh satu tahun buat ngerjain tu film! Duh susah gue ngejelasinnya disini. Intinya dia harus ngeliat hasil film-nya satu-satu untuk bisa dapetin snap shot diri dia. Sedangkan jarak waktu layar gelap dengan si foto polaroid adalah penggambaran jarak waktu dia butuhin untuk dapetin snap shot itu. Ngga ngerti? Bagus.

You and Me

About two young lesbians in China yang udah tinggal bareng. Si tomboy kerja sebagai penjaga tiket di dalem bis kota dan si feminin student pengangguran yang ngga lulus-lulus. The point of the story sih kalo lo pasangan lesbian dan mau tinggal bareng, lo harus siap untuk nerima segala resikonya. Harus punya pekerjaan yang cukup tetap dan bagus supaya idup ngga cuma supaya bisa makan setiap hari doang. Si tomboy juga kalo pulang ke rumah, ibunya kayak pura-pura ngga tau kalo anaknya lesbian dan nanya dia udah punya pacar cowok atau belum. Ending film ini si feminin akhirnya nyerah dan ikutan temennya jadi cewek penghibur buat bapak-bapak kaya.

Director and writer film ini, Siqi Sun, juga jadi bintang tamu. Kekurangan film ini menurut gue minimnya lagu sebagai background supaya penonton ngga berasa budek sama shot-shot panjang yang ngga penting. Lagi-lagi penjelasan pembuatan filmnya yang lebih menarik buat gue. Kata Siqi film ini seharusnya berdurasi 90 menit. Tapi karena kekurangan dana, dia harus memotong filmnya jadi 23 menit. Fakta lainnya yang menarik adalah negara RRC itu ternyata anti pati banget sama yang namanya homoseksual. Semua film-film yang mengandung unsur homoseksual pasti disensor, dipotong, atau dibuat rancu. Begitu juga dengan film Siqi ini. Dia masukkin naskah film ini ke universitasnya yang lagi nyari director muda berbakat untuk ngebiayain filmnya. Tapi naskahnya ditolak karena tema lesbian. Wuih...gue sih ngga nyangka. Gue pikir RRC udah open masalah beginian. At least dibanding Indonesia gitu. Wong foto-foto gay asia yang beredar di internet itu lo kira darimana kan.

Nah, karena Siqi membangkitkan rasa ingin tahu gue, gue jadinya nanya cerita lengkap 90 menit filmnya, hehehe...Ternyata endingnya si Tomboy dan feminin ini kan putus karena kelakuan si feminin jadi cewek penghibur ini. Si Tomboy akhirnya mau nikah dengan seorang cowok pilihan ibunya. On wedding day ternyata si feminin dateng dan menyatakan penyesalannya dan minta second chance sama si Tomboy. Terus mereka kawin lari deh...hahaha...kaya film komik banget ya...

FYI: Gue, Siqi, dan Lushka foto bareng loh!!! Terus jadi deh fotonya berjudul Tiga Babi Beranjak Dewasa...hahaha

In the Theme.

Isinya adalah wawancara dua pasangan butch dari Rusia, Olga and Rechnja. Masing-masing cerita tentang how their relationship is. Mereka udah nikah selama setahun dan tinggal bareng di samping kamar ibunya Olga. Ibu Olga jauh menerima hubungan mereka dibanding ibunya Rechnja yang ngga tau apa-apa. Dan menurut hemat kami (taela), sepertinya Olga agak-agak ”kurang” atau mungkin masih terlalu childish lah kalo sampe udah punya marriage kaya gitu. Judul in the theme ini ternyata merupakan bahasa lokal Rusia untuk menyebut Lesbian karena menggunakan kata Lesbian di Rusia termasuk kata yang cukup jelek maknanya.

Ini salah satu film yang bisa masuk ke kategori bagus buat gue ama Lushka. Soalnya bisa bikin kita ketawa. Gue juga suka dengan gaya interview film ini. I guess gue dan Lushka lebih suka dengan cerita yang lebih menyentuh ke kehidupan nyatanya daripada film-film lesbian yang terlalu melankolis, dramatis dan menye-menye. Ada juga sih sempet kita ketawa bareng pas Olga bilang dia mau mengandung anak mereka berdua. Duuhh..I know itu ngga sopan bangeeeeddd....

Sebenernya agak mengerikan waktu mereka ngeliatin kebiasaan mereka di waktu senggang: GULAT. Hahaha...two big butch pushin each other trying to pinned her partner in bed. Dan ini bukan gulat lucu-lucuan..ini beneran gulat kasar!! OMG!! Ternyata buat mereka itu bentuk latihan kalo mereka harus menghadapi gay basher yang udah biasa terjadi di Rusia. Weleh- weleh...disini religion basher, disana gay basher yah...

Rechnja nambahin kalo bentuk mereka yang kaya lekong itu ternyata supaya dia bisa merasa nyaman di deket-deket Olga karena orang bakalan melhat mereka seperti pasangan hetero. Talkin about insecurities....hmm..

At the end of the streets

A break up story between Alexandra and her girlfriend yang udah punya cewek baru. Ceritanya ngga butuh informasi lengkap of how they break up, why etc, tapi cuma sepenggal moment di kehidupan Alexandra untuk malem itu. Cukup real menurut gue karena ngegambarin how a girl would react if she is being dumped.

Pertama tama Alex beneran ngotot nungguin mantannya yang menolak keluar dari rumahnya sampe mau tiduran di jalan raya. Setelah dia sadar kalo mantannya ngga bakal keluar-keluar, dia akhirnya nekat masuk juga pake kunci punya dia. Alex ngedapetin mantannya lagi dinner sama pacar barunya dan teman-teman lamanya, nice huh? Sambil shock Alex masih punya senjata terakhir buat bikin mantannya kesel. Dia bilang kalo dia mau ngambil barang dia yang masih belum dikeluarin dari rumah mantannya. And guess what? Barang Alex itu ternyata meja makan yang lagi dipake dinner! Hahaha...

Selagi temen-temen mereka berusaha ngeluarin meja itu keluar, mantannya malah masih ngasih kesan kaya dia masih sayang Alex dengan cara kiss her on the lips. Huh! Standar Lesbian bangeeeeddd..ngga tau batas physicall allowed kalo udah putus.

Sisanya adalah gimana keadaan Alex pas lagi depresi-depresinya dan ketemu polisi cowok yang menunjukkan interest ke dia.

A thumbs up dari gue untuk pembuatnya yang bisa bikin sepenggal kehidupan manusia jadi terasa menarik.

Salome
Astagaaa...ngga karuan banget deh ini film. Ceritanya adaptasi dari cerita klasik Oscar Wilde yang dibalut sama all kind of lesbian way you can think of. Murahan, tua, dan norak. This movie only remind me of an old porn movie I have yang judulnya twin killers, hihihi…

Londres-London

Ngga ngasih gue impression apa pun. Paling yang gue inget cuma monolog si tokoh utama yang diulang-ulang. Berusaha ngebuat suatu statement dari seseorang yang kesepian.

Aly M

Another interview. Kurang menarik dibanding In the theme. Kisah hidupnya sih interesting karena apa yang dia rasain pasti happens pada kebanyakan lesbian yang berusaha come out. Battle antara komunitas agama, keluarga, dan dirinya sebagai lesbian. Aly is a lesbian campuran India yang tinggal di Aussie dan akhirnya mendirikan suatu komunitas queer muslim di Aussie. Sepanjang dia cerita, adegan berubah-ubah ke adegan dia main squash like some kind of analogy dari cerita hidupnya.

Seeya Rach
Ini nih baru yang namanya film lesbian yang bagus, ngga perlu pake menye-menye dan melankolis tapi touching banget dengan cara yang agak kasar di ending film, hehe...ceritanya tentang a girl, Mel, yang ngebuat video goodbye buat pacarnya Rachel yang mau sekolah keluar negeri. Isi videonya lucu-lucu banget. Mel usaha buat ngingetin Rachel tentang hal-hal yang menyenangkan selama mereka in relationship. Bahkan di tengah-tengah film pas Mel lagi asik monolog di tempat tidur mencurahkan segala perasaannya buat Rachel, gue jadi ngga tahan buat cium pipi Lushka, hehehe... 5 star for this movie.

Buat gue sih ini merupakan suatu pelajaran ngga lagi-lagi nonton film indie bertemakan lesbian. Sekarang gue agak ngerti kenapa Lushka ngga tahan nonton The L word. Hahaha...

PART II
OPENING PHOTO EXHIBITION: WHAT’S QUEER?
Gue ngga bakal ngomentarin tiap foto kok, tenang aja, Hahaha…kesan gue tentang foto-fotonya: AMATIR. Kadang-kadang MENTAH. Gue ngga nangkep apa yang berusaha dikatakan sama si fotografer atau foto itu sendiri kecuali of course judul pagelarannya dan beberapa line kalimat di bawah foto, hehehe...

Mungkin faktor tiap foto berukuran kecil dan dikasih frame hitam yang terlihat murahan yang bikin ilfil. Tapi kalo dipikir-pikir emang fotografi yang bagus ngaruh sama hal-hal kaya gitu? Thumbs di internet aja bisa bikin kita nge-click kalo gambarnya emang udah ketawan bagus kan?

all pictures above are taken from http://www.qfilmfestival.org/

selasa,12-08-08



Seneng.shock.takut.seneng.takuuuuut.

*gue bengong, dalam hati nungguin pintu dibuka terus temen-temen gue pada bilang..."KENA LOOOOOO!!"
God.Mama.Papa.Ayang.Hellllllllp meeee.

aku bisa kan?ya kan?ya?..bisa ga siyh?
uuuh.

MIthya sakit..=(

Pacar gue sakit. hiQz.
Udah tiga hari sakit, tapi bandel banget kalau disuruh minum obat, makan, istirahat.
Ccck..pacarku, engkau sungguh bandel.
Cepet sembuh ya sayang..hari ini kalau belum baikan ke dokter ya?????

ps.
m-ai-dobel S-Yu,cint....
t-quiro

Aku juga, yang...heheheh

Gue baru sadar, tiap kali diajakin pergi untuk tahu lebih jauh dunia lez hehehehe, gue pasti jawabnya, tanya partner gue dulu ya? Padahal I know, partner gue kemungkinan besar akan ngebolehin. Biasanya gue yang akan ngajuin sejuta alasan kenapa gue ga mau pergi tanpa dia. Hehehehe.

Honestly, gue takut.

I dunno, ga tau ini self defense gue – sebagian denial gue. Gue suka ga nyaman, ga ngerasa begitu belong to the ‘real’ lez world *ya, ya…I know, menyebalkan dan berkesan munawir ya?*.

Gue berasa aman jadi “beda” di dunia hetero gue, tapi ngerasa insecure di dunia lez. Like you know, last weekend gue pergi ama Mithya ke salah satu acara bagian dari event tahunan QFF 2008. Gue nonton gabungan film pendek dengan theme L world. I was happy tapi juga ada perasaan ga nyaman.

Gue enjoy ada di dekat-dekat Mithya, ataupun hubungan one on one temen-temen gay gue, tapi gue tidak merasakan hal yang sama berada di kumpulan LGBT. Kumpulan berarti satu orang atau lebih, ya kan? Gue jadi berasa offensed karena gue sadar adalah bagian dari “kaum” ini.

I mean, gue tau orang-orang ini sama dengan gue, memiliki perilaku seksual yang menurut orang kebanyakan menyimpang. And it’s freaking me out. Menyadari gue juga bagian dari yang dimusuhi oleh sebagian besar penghuni dunia.

Dengan berada disitu, gue kaya udah bikin statement where do I belong, what side am I in?. Gue takut dianggep musuh, looser, sinner, orang-orang aneh oleh manusia-manusia hetero or homophobic. hehehe.

See, secara egois dan sepihak, gue ternyata juga homophobic. hehehehe


ps.
Mithya bilang, orang-orang yang homophobic rata-rata sebenernya adalah gay, whether they realize or not =)

Rabu, 13 Agustus 2008

Lushka ngga ngejawab telepon gue puluhan kali.
Ok. Malem ini gue tidur sendiri.=(

Selasa, 12 Agustus 2008

HEALTHY, BEAUTIFUL and still LOVE OTHER WOMEN

Why can’t Lez work out and have a perfect shape like gay men do? Some women would really like other beautiful women too, you know. Not a woman who try too much to look like a guy. Try to appreciate what God had given you as a women. You’re not a tranny right? If they say only gay men looking for sex and beautiful exterior while lesbian don’t, that’s a complete utter bullshit. Why cant we have both? It won’t kill you to be HEALTHY, BEAUTIFUL and still LOVE OTHER WOMEN.

I finally saw the living legend!

Di awal masa pacaran, Lushka pernah cerita kalo dia sering liat dua kakek-kakek yang selalu bergandeng tangan jalan-jalan di sekitar daerah Menteng. Katanya dia udah liat kedua kakek itu dari beberapa tahun yang lalu. Lushka bilang sepertinya dua orang kakek itu adalah dua orang sahabat yang masih temenan sampe hari tuanya.

Lushka juga cerita dia pernah liat kejadian lucu si kedua kakek itu. Katanya dia pernah ngeliat kedua kakek ini sama-sama nangis tarik-tarikan karena yang satu mau ke kanan, yang satu mau ke kiri. Hihihi...mungkin temennya sama-sama udah jadi tongkat penyangga kali ya? Ngga pegangan ya jatoh.

Malem minggu kemarin sehabis pulang dari nonton QFF di CCF, gue dan Lushka lagi on the way home naik taksi. Tiba-tiba mata gue nangkep dua orang kakek-kakek di pinggir jalan yang lagi gandengan.

Gue langsung excited nanya ke Lushka, ”Itu-itu! Kakek-kakek yang kamu bilang suka pegangan berdua ya?”

Sayangnya Lushka ngga liat karena taxi udah keburu jalan jauh. Gue juga ngga bisa liat wajahnya karena mereka lagi naik trotoar dengan arah memunggungi taxi. Tapi setelah confirm ciri-ciri fisik si kedua kakek, ternyata yang gue liat emang para kakek-kakek yang pernah diceritain Lushka. Yang satunya lebih kurus dan lebih tinggi dari temennya. Hiii...kok gue malah agak merinding ya? Hahaha....

So nice isnt it kalo bisa temenan seperti itu sampe masa tua? Jarang-jarang hari gini masih bisa liat peristiwa seperti itu. Kalo kata Lushka mereka sahabatan, kalo kata gue jangan-jangan gay couple yang masih setia sampe akhir hayat, hehehe...
So has anyone seen them?

Sabtu, 09 Agustus 2008

I am tired

Aku capekkk,ngantuk bgt..its sat,01.11 am.Msh di rs,nungguin kpastian nasib spupu gw.

Setau gw blm jg dioperasi,karna musti nunggu hasil observasi perutnya. Panjang deh kalo diceritain.

Btw,as ur reminder ya yang,tahun lalu waktu abis ketemu kamu barengan me poor dear sepupu,dia kan masuk rs juga..hehehe.Inget ga?Dia whining,moaning d taxi kesakitan trus mau gigit pundak aku?hehehe.Dasar anak geblek.

Uh pgn plg..capej.
Ayang,makasih ya td ud nelponin..makasih jg doanya. Mwah mwah

:-*

Jumat, 08 Agustus 2008

Seriously, It's suck sometimes

Tadi siang sepupu Lushka kecelakaan motor. Denger kabarnya dari Lushka keadaannya ngga gitu bagus. Tulang tangan dan kakinya patah. Terakhir bahkan katanya ada pendarahan di peruthnya sehingga perlu dioperasi malem ini juga.

Saat-saat kaya gini yang paling ngga enak dan nakutin buat gue. Ketika ada musibah yang menimpa keluarga Lushka dan gue ngga bisa ada disana untuk nemenin Lushka. Sepupunya ini gue kenal karena pernah dibawa Lushka waktu date sama gue. Hihi,lucu kaya bawa adek pas ngeDate sm pacar. Padahal sepupunya ini lebih tua dari gue setahun.

Gue juga kasian mikirin Lushka besok udah harus ngumpulin progres skripsinya ke dosen. Gue tau dia butuh waktu malem ini untuk nyelesein sisa kerjaannya. Huh, selama ini gue cuma bisa nemenin dia ngga tidur ngerjain skripsi lewat telepon. Ah, i'm a lousy girlfriend!

Lushka,maafin ya aku ngga bisa ada disana nemenin kamu. Rasanya sih kalo bisa aku langsung berangkat nyusul, ngga peduli semalem apa pun. Aku cuma bisa bantuin doain operasinya lancar. Aku juga cuma bisa nungguin telpon kamu.I'm here hun if you need me. I'm sorry I can't do more. I wish i'm there right now.

Posted lewat opera mini di HP Mithya

=(

i am not happy today.
i am sorry.
my head hurts.

Special moment

Salah satu moment yang special buat gue happened on Valentine Day tahun ini. Sebenernya ngga direncanain juga sama kita buat dirayain karena kita berdua bukan model yang ngerayain Valentine. Hari itu kita janjian ketemu pulang kantor ya hanya karena kita sama-sama kangen pingin ketemu. Atau ada alasan lain ya? Ada ngga, Lus?

Beberapa hari sebelumnya pas gue lagi jalan bareng temen-temen gue, gue nemu kartu Valentine yang GEDE banget. Hihi...berlebih. 14” kira-kira deh. Gede kan? Gambarnya juga lucu, gambar boneka beruang gitu. Otomatis gue pingin banget ngasih ke Lushka. Gue juga emang udah nyimpen hadiah buat Lushka. Kita pernah ribut gara-gara Lushka ngga mau minjemin dompetnya buat gue liat-liat. Buset..perasaan udah jungkir balik pacaran sama dia terus gue dilarang liat-liat dompet!? Ternyata alasan Lushka adalah minder banget ngeliatin dompetnya yang udah cukup berumur. The reason didnt helped karena gue tetep sebel karena segitunya amet ama gue. Emang gue fashion police apa?

Ah pokoknya gue jadi niat ngasih dia dompet baru. Kayaknya sih waktu itu gue baru ngerasain yang namanya gajian bulanan, jadi pingin banget share something from what I’ve earned =) Tanpa sepengetahuan Lushka gue muter-muter segala toko nyari dompet yang bagus dan kalo bisa warna hijau, her favourite color. Untungnya gue nemu dompet yang pas. Dompet kulit Hijau-Coklat Hush Puppies.

Kebiasaan kita kalo ketemu pulang kantor kan emang dinner bareng, jadi kita waktu itu makan di Kin no Taki Pelangi. Nah lengkap kan? 14 februari, dinner bareng, gue punya kartu Valentine dan pake hadiah pula. Mau ngga mau berasa ngerayain valentine dong?

Abis mesen sambil nunggu makanan, I gave her the card...dia minta maaf berkali-kali karena ngga bawa apa-apa..I said it’s OK karena emang kita ngga ada rencana ngasih apa pun. Terus gue kasih deh dompetnya...tau-tau Lushka nangis..hehehe...Gue udah takut aja tuh kalo jangan-jangan gue bikin dia sedih atau marah. Dasar ayang cengeng. Eh, ternyata ayang seneng banget dikasih dompet.

Itu kayaknya pertama kalinya gue liat Lushka nangis depan gue deh. Fortunately nangis bahagia. Yup, gue masukin itu salah satu moment spesial gue sama Lushka. To see her cry happily just because I gave her a little gift. Rasanya kaya niat baik gue diterima sama dia.
Gue paling suka gangguin Lushka kalo dia lagi nunggu mau bersin. It’s quite easy. Dia pasti diem lama dan butuh konsentrasi supaya geli-geli di idungnya bisa turn into a sneeze. All I have to do is mimick an ”ACHOO!” dan konsentrasinya langsung buyar. Sambil ngambek Lushka pasti bilang, “Ah, Ayaaanng!”
Selama dia masih usaha konsentrasi bersin dan selama gue masih niat jail, it’s a fun activity! At least for me..hehehe…

Kamis, 07 Agustus 2008

I might not honour the relationships between gays but...

Gue sangat ngga menghormati relationship between homosexuals. Kalo yang cowok karena yang ter-ekspos adalah sex-nya. Kalo yang cewek karena mereka abis-abisan numpahin segala emosi mereka tapi ngga tau juntrungannya kemana. Bullshit and sia-sia aja gitu buat gue.

Makanya kenapa gue dulu selalu main-main sama cewek. Gue yakin pasti banyak banget deh yang kayak gue. Daripada sakit hati, ngapain diseriusin? STANDAAAAARRR....!!! Tapi ya emang kenyataannya begitu. Apa yang lo perjuangkan? Cinta? BAH! Cinta itu nafsu. Titik. Lo nikah juga ngga bisa, mo punya anak dari kayangan? Diterima sama masyarakat, teman dan keluarga? Dream on! So I guess fooling around udah cukup buat gue. Liat orang lain gue bikin bahagia walaupun cuma sebentar itu juga udah kenikmatan besar buat gue.

Intinya dulu simple buat gue: Kalo lo ngga bisa menerima gue yang ngga percaya komitmen, lo dipersilahkan untuk pergi. Toh, gue ngga nuntut apa-apa. My favorite sentence of all time.

Every girl knows kalo ada cewek yang lain. If it’s not, eventually they will. Kesandung satu dua kali pernah lah sama yang care sama gue tapi ngga jadi panjang urusannya. I always managed to ran. Kalo disandung, dipiting, terus dilabrak gara-gara kelakuan gue yang ngga tau adat itu juga pernah, tapi gue tetep keukeuh jumekeh. Hell, Lushka pernah ngerasain bagian ngga enak dari kelakuan gue itu di awal hubungan kita. Herannya waktu dia marah dan siap walked away, gue ngga pernah ngerasa setakut itu kehilangan orang. I practically begging like a little child di kamar mandi dengan si ”side job” still in my bedroom. Lushka masih marah kalo inget hal itu, so I’m not gonna say more here about that. Ada juga sih kata-kata dia yang nampol banget yang sampe sekarang ngga bisa gue lupain. Dia bilang kalo gue ngga akan pernah bisa setia sama dia. Wuih....sakit banget. Awas ya sayang, I’ll prove it to you! (horee..dapet a nice kiss di pipi dari Lushka)

Anyway, up until this second I still dont honour relationships between homosexuals. Contradict with what I have with Lushka? Haha…kalo lo baru sadar gue sakit jiwa berarti lo agak lemot. What I have with Lushka is a miracle. Gue juga ngga yakin kenapa tiba-tiba semuanya berubah upside down dan bertentangan dengan semua yang gue percaya. I care deeply dengan about her more than anything or anyone I ever know. She is perfect for me. Bahasa kerennya, semua yang gue butuh dari orang lain yang sayang sama gue diintegrasi ke satu diri, Lushka. Wehehe…gaya bener deh bahasanya.

I still have a little problem with the concept of commitment yang secara general dipercaya orang between girls but I realize it’s two different thing dengan apa yang kita rasa. I might not honour the relationships between gays, but I honour the true feelings that they have for each other. Jadi supaya semuanya masuk akal di kepala gue, I slightly change the focus on relationship to our feelings. Because I know what we feel is real. And anyone who try to say it’s otherwise would have a fist coming at them =D.

Rabu, 06 Agustus 2008

1st post on mentari =)

I am so excited!!
Ahkirnya, gue bisa connect pake hape di PC!
Oh I love my life. Hahahahaha.
Ayaaaang, aku senaaang!!!! Mwah..mwah..


Ps.
#1 Kayanya bakalan sering bilang,
“ayang, aku lagi mo browsing, ke smart aja yaaa..” hehehehe

#2 Kok pacar gue ga ngasih kabar yaaaa?Ada yang tau cewe gue kemana?
Kamu udah pulang belum sih cinta?

Selasa, 05 Agustus 2008

I miss you, Lushka...I do. Apalagi kalo aku lagi sakit kayak gini. Kamu kayaknya lagi asik sama komputer baru. Making your thesis I guess.

Kapan ya bisa bebas ketemu kamu?

Little something to someone, anyone?

As I was browsing through other people blog I found something really interesting. It's not something that I think sold freely in Indonesia, tapi menarik buat gue show off disini.

I think we all know dengan yang namanya vibrator atau dildo. Kalo di luar memang dijual secara explisit di toko-toko khusus, sedangkan kalo di Indo gue kurang tau deh.

I stumbled to this "toy" yang dikasih nama "little gold" etc yang dikeluarin sama Little something series. Iklannya rata-rata ngomongin tentang kelebihan vibrator ini yang berwarna-warna elegan, kecil, dan ngga berbentuk seperti ..well you know..Mr.P. Bisa dibawa-bawa dalam dompet dan kalau keliatan pun, bentuknya emang seperti alat kosmetik biasa. Untuk yang Gold 24K harganya mencapai $325!







Bahkan kalau di website para lez, bentuknya yang ngga kaya Mr.P itu yang jadi penarik perhatian nomer satu. Katanya buat variasi, bisa didinginkan dulu didalem lemari es. Hihihi...ada-ada aja deh jaman sekarang.

Talkin' about X and someone else X

Oh, jadi mau ngomongin mantan nih? hahaha....yep, dibanding Lushka ini udah masuk masa pensiun gue. My time to settle down and rest my tired heart and head in someone's bossom =P. Kalo kata Andra and the Backbone, "Seribu wanita yang pernah singgah hanya datang dan pergi dan tak ada hati."

I'm not proud of my past karena gue udah nyakitin banyak orang dengan kelakuan gue yang sebenernya pengecut sama yang namanya perasaan. Tapi juga bukan salah gue sepenuhnya, the right person never come around anyway. Moga-moga. Hehehe...(Lushka udah mendelik kayaknya)

Call me psychopath, but there were times dimana gue berhubungan dengan satu cewek hanya karena pingin tau how far I could have her. Dari satu orang ke satu orang yang lain jadi conquest yang menyenangkan dan adiktif. Kalo capek ya berlabuh dulu untuk sementara sebelum mulai lagi segala keribetan yang bisa dihasilkan seorang cewek.

Gue masih belajar banyak sama yang namanya monogamous relationship. Lushka teached a lot. Gampang karena gue sayang dia, dan susah karena gue masih belum percaya sama diri gue sendiri.

Ngomong-ngomong tentang mantan, ada apa sih dengan para homo yang suka banget macarin bekas temennya sendiri? I'm not clean myself. been there, done that. Iya, gue tahu jumlah kita emang cukup terhitung tapi kan potential banyak banget ( =P). It's easy to bent a straight girl u know. jadi daripada dip in someone else's garbage, try to buy a new potato chip in the store. Will you!?

Sabtu, 02 Agustus 2008

Do you realize that...

Kalo gue ditanya berapa mantan gue, kalo cowok, Tiga plus satu gebetan dengan hubungan love hate selama jadian ama tiga cowok itu hehehehe. Kalo cewek? None, kan Mithya bilang, I am a newbie hehehehe. Tapi kalo ditanya, pernah naksir cewek? I’ll say it clearly, yup. Cinta banget ama Alicia Keys hehehehe.

Honestly, I did once think that I fell in love with a girl on my teenager age, but you know, it’s was just like a back then moment. Gue ga sadar kalo gue in love with this girl, gue mikirnya gue sayang banget dan agak-agak protektif ama this friend of mine karena some common conditions. Sama-sama jauh dari keluarga, background yang colorful dan complicated, and the fact that she’s cute and smart hahahaha. Sempet jadi rival berat buat rebutan rangking. Kita deket banget, jadi temen curhat *dia sih yang curhat ama gue, gue kan ga pernah punya masalah hehehehe* terutama setelah dia putus ama salah satu cowo cakep tapi dongo yang akhirnya macarin temen deketnya dia dari SD. Poor thing.

At that moment, gue juga naksir cowok sekelas kok hehehe, tapi emang gue ga gitu tertarik to get that kind of relationship. Gue selalu look up ke cowok-cowok yang lebih dewasa, anak-anak kuliahan. Tapi juga nyadar diri, mana ada anak kuliah’an macarin anak belasan tahun dengan muka muram, tegang dan judes kaya gue. Hehehehe. Jadi gue mikirnya, its just not my time yet, I’ll have a steady relationship later, when I am ready dengan segala keribetannya. Ps, Tanya aja ama Mithya, dari kecil gue mikirnya udah “tua” kok, sampe gue ribet sendiri hehehe.

Back to the girl, karena dia anak pindahan dan tahun pertama langsung pacaran ama si cowo dongo ini, yang mana gue and the gank sangat avoid hehehe. Kita sih ngaku kalo cowok ini cuakep tapi juga buego. Makanya kita juga males temenan ama this girl, karena kita nganggepnya Oon banget mau ama cowok bego. Pas mereka putus, this girl sangat ngedrop dan ngebenci cowok ini *si cowok jadian ama sahabatnya ga berapa lama mereka putus*. Kita kaya jadi comfort zone dia, dia gabung ke kita, dan gue ama dia jadi deket banget…cieeeee…*”cie-cie!” plak! Kepala gue digeplak ama Mithya hehehehe. Ya yang, ini kan cuma cerita*

I never realized that I am in love with her, yang gue tau gue limbung waktu dia pindah kota, yang gue tau kalo gue bisa ngedeskripsiin the scent of her just by closing my eyes, gue bisa deg-deg’an ga karuan kalo kaya ngedenger suara dia di bis *suaranya cempreng hehehehee*, kangen mampus kalo dia nelpon gue. I don’t know, all I know is that she’s my closest somebody. My best friend. Ps. Mukanya dulu mirip ama Indah Chairunnisa…mungkin ada yang inget? Coba buka Gadis jaman dulu..hehehehe

Kepisah kota, gue ama dia tetep in touch by sending letter to each other, tiap hari both me and her nulis sesuatu buat dikirim di akhir minggu. Isi suratnya juga hal-hal casual waktu Waktu itu gue rela nyisihin uang jajan gue yang ga seberapa itu biar bisa ngirim surat minimal 10 halaman pake kilat khusus. Seneng banget kalo ada surat dia, dan gue jadi deket ama pak pos hehehehe ga deng. Sampai akhirnya frekuensinya jadi sebulan sekali, dua bulan sekali dan setahun sekali. I don’t know why tapi kayanya waktu itu gue lagi klepek-klepek ama cowok banci yang gue kenal di youth camp namanya Danar, dia juga jatuh cinta ama cowok namanya Rahardian (! Astaga, gue inget aja namanya…)

Terus gue juga mulai maen ama temen-temen baru, dia juga nemu peers baru yang nyambung ama dia. So that’s it, gue ga inget lagi tepatnya ga tau gimana rasanya in love with a girl, until I met her, my Mithya eh Alicia Keys dulu deng…hehehehe. Ga yaaaang, amppun.

Gue sempet jadi stalker di blognya Mithya for months, gue nemu dia juga ga sengaja, ada temennya dia yang temennya, temen gue, jadi sebenernya Mithya ada di koneksi ke-3. Gue langsung suka ama blognya. (blognya Yang, blognya..hehehehe). Di bulan ke-6 baru deh gue beraniin nge-add, juga karena gue udah ngerasa knowing her better. Betapa menariknya isi kepalanya. And the rest of the story, seperti yang Mithya bilang, we fell head over heel of each other. Entah takdir atau apa, segala jalan kebuka lebar buat kita berdua hehehehe.

Ama Mithya gue berani untuk ngutarain perasaan gue, bisa ngungkapin semua hal di kepala dan dada, dengan ucapan , perbuatan, cuma sama Mithya, cuma sama Mithya.

Kalopun misalnya gue dulu dapet tanggepan ama this girl, gue ga yakin gue berani act any further. Di umur belasan gue, gue tau kalo phase ini cuma sementara jadi gue ga akan buang-buang waktu act like any other teenagers yang bersikap sok tau kaya adult. Sok tau gue adalah gue bersedia nunggu sampai gue siap, sampe gue yakin sama yang gue lakuin. Gue pedhe dan ngerti kalo setiap hal yang lo lakuin adalah bersifat kekal ga bisa di undo.

So anything yang gue buat ama Mithya,seluruhnya adalah kesadaran gue, kesiapan gue, kesanggupan gue untuk nerima ini sebagai sejarah hidup gue. Ga ada denial mode buat Mithya. I love her and I realized that.


ps. Beberapa hari lalu waktu gue ngedrop, gue bilang ama Mithya, i need her so much, i mean it. Gue ga pernah sesadar, seikhlas itu, ngebuang abis harga diri, ngebiarain diri gue realized that i really-really need her.