Halaman

Tampilkan postingan dengan label lesbian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lesbian. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Maret 2015

Thank you, Glee (Glee to me)




Glee is ending this Saturday and I think it's only right if I make a post about it. Glee has been one of the most influencing show in my adult life, especially my queer adult life and it's definitely hard to see it go after 6 years of being a very good best friend.

Sepertinya gue udah pernah cerita gimana pertama kali gue kenal Glee dan bagaimana ceritanya berlanjut dengan meracuni seorang Lushka yang susah banget nyangkut dengan satu TV seri. And it didn't stop there. There was a time when every week Lushka and I meet up, we would watch the episode that week together, entah itu di kafe dengan laptop atau di rumah gue. Bahkan gue dan Lushka pernah nonton 9 episode pertama Glee sambil nyanyi-nyanyi kayak orang gila karena hapal lagu-lagunya hehe..Ada masanya dimana gue hanya dengerin lagu-lagu Glee (yang saat itu masih "hanya" sebanyak 100 lagu) non-stop. Bahkan di mobil sampe satu keluarga gue juga hapal mati sama lagu-lagu Glee.



Then things got difficult for me..and while everyone seems to be confused of how to handle me or even walked away, Glee was there. Granted, it was more like I was there to cling to it. I was obsessed beyond weird dan gue inget Lushka capek denger gue ngomongin Glee ngga berhenti. Every fanvid, every interview, every article, every meme, every inside jokes about Glee, I knew it all. You name it. Glee was my way of coping so I didn't decide to just end everything right there and then. It was easier to laugh and cry about some fictional character's life than about myself. So yea, when a lot of gleeks say that it isn't JUST a show, I have to agree.

Glee yang pertama ngenalin gue dengan dunia fangirl lebih gila lagi. Fandom, OTP, shipping, fanfiction (there was a time where I was horribly sick and I couldn't get up from bed at all for a whole month, Glee fanfiction was my absolute companion. Therefore kudos to ALL Glee fic writers!). Sakit yang berikutnya ketika gue kejebak di tempat tidur lagi pun yang nemenin gue adalah tiga full seasons DVD original Glee.
Glee juga yang pertama kali nunjukkin kalau antara casts bisa jadi keluarga dan temen terdeket. We love them not as a celebrities, but like a friend. I would like to thanks the casts for being super sexually fluid too so it is easier for us to ship you with whoever we want =P

But most of all, Glee introduced me with a lot of friends from all around the world (my current girlfriend included <3). Ngga ada batas usia, orientasi seksual, pekerjaan, OTP (yea, this matters lol) atau jenis kelamin/gender. We were friends not just because we like the same particular TV show or characters but because we believe the idea of what Glee offers. Acceptance to be unique, caring with each other and the love of music to be a big part of our life.
 


When Cory died, millions of gleeks felt the same devastation. Even until now every time we heard his voice in a song or his face on the screen as Finn. Yea, I know, his character is kind of a jerk but Cory was the one we truly missed. He was the face of reality just like Robin Williams did.
Glee was the first family primetime tv show that introduced a canon teen-lesbian cheerleader couple and it was all not because they intended it to be. The Gleeks were the one who pushed it to make it happen. Brittana will now be a legend in LGBT TV show. 

Glee fandom was the first one who won one poll after another of TV favorite couples when the couple themselves are non-canon and fabulously gay. For that, I give my deepest bow of respect to the Faberry fandom. 

Glee also the first one who put a teen transgender character as one of their main and my adoration to the show just grew bigger and bigger. These are just a very minor thing about Glee because I cant list every single thing Glee has tried to be a (fail) PSA all through the years LoL

Glee didn't just help me loving myself more, it also raised up my mood even in the most shittiest condition. In the end, even though it looks like gleeks were only living through the glorious and dramatic life of the characters, we know that each of those characters at one point was us and they remind us that we're not alone. That there is always a way. A friend. A future.

If you look up "Glee to me" all over the internet, you'll find thousands of similar stories like mine because that's how important this show is. I can't possibly put everything I love about this show into one article but I guess this would be enough to summarize what I can think of right now.

Now I'm just gonna back to weep in the corner listening to "I lived", yea? XD

Big hugs to the Glee fandom <3


Sabtu, 10 Januari 2015

It's a good week for Gleeks, Valkubus, Brittana, Quinntana, Korrasami and Shoot shippers


NOT A FREE SPOILER POST

Post kali ini temanya khusus tentang what's going down di dunia fangirl/fandom femslash minggu ini dari pengalaman gue pribadi karena rasanya visual sensori gue dibombardir dengan hal-hal yang menyenangkan seminggu ini. Buat yang lupa atau ngga ngerti apa itu fandom dan nama-nama yang gue sebut di judul bisa ngintip post gue di SINI untuk di-refresh memorinya. 

Sebagai info tambahan, Femslash itu sebutan untuk pasangan sesama karakter cewek di cerita fiksi. Diambil dari kode F/F (Femslash) di penulisan deskripsi fanfiction yang artinya "Female with Female".

Sebelumnya gue mau shameless self promotion dulu. Akhirnya gue berhasil menambah satu chapter lagi di fanfic Quinntana yang gue tulis bareng Elle. Udah lama banget dari terakhir update hahaha..maklum, banyak hal yang bikin susah untuk duduk dan konsentrasi selama berhari-hari untuk nyusun ceritanya. Saat ini udah ada 80 followers dan berharap dengan seiring bertambahnya chapter, followersnya juga tambah banyak ^^ Senang! Soalnya ini pertama kalinya gue ngebuat fanfic bersambung =P 

Mohon dikunjungi di SINI and leave some review ya ^^

Nah, having those things aside, selanjutnya yang akan gue bahas ngga bebas spoiler sama sekali. Jadi buat yang belum nonton Glee 6x02, Lost Girl 5x05, Series finale Legend Of Korra & Person of Interest 4x11 baiknya sih ngga melanjutkan baca. Udah gue kasih warning ya...spoiler-nya nga pake rem soalnya. Secara keseluruhan sih akan tetep membingungkan kalau lo ngga familiar dengan dunia fangirl hehe..Oh satu lagi, dunia fangirl/fandom itu hiperbol banget. Tapi kalau ngga peduli, let's start it!

Mari dimulai dari Glee karena hari ini setelah hiatus selama 8 bulan, akhirnya mereka tayang lagi! Antara seneng dan sedih sih karena ini season terakhir mereka. Di luar dugaan gue yang udah merendahkan ekspetansi serendah mungkin, ternyata dua episode premiere back to back mereka ngga buruk-buruk amat. Bahkan sepertinya RIB (Ryan Murphy, Ian Brennan & Brad Falchuk; penulis dan produser Glee) abis-abisan mau manjain Gleeks yang (ngakunya) sakit hati bertahun-tahun karena para penulis script-nya selama dua tahun terakhir agak seenak udel. 

Gue ngga becanda kalau bilang masih lebih banyak fanfiction Glee yang alur dan ide ceritanya lebih bagus dari Glee sendiri XD Eh, BTW, selama lima tahun Glee masih menjuarai fanfiction.net sebagai TV show yang paling banyak fanfictionnya. Sejauh ini ada lebih 107.000 judul dan akan terus bertambah. Bayangin deh tuh kenyangnya kayak apa kalau mau dibaca satu-satu.

Ngomonin Glee pastinya ngga mungkin ngga nyebut Brittana. Para fans Brittana dari malem banyak yang ngga bisa tidur cuma karena mikirin pasangan favorit mereka akhirnya balik ke layar TV. And Brittana was as cute as ever.


Yang ngagetin dan bikin tumblr meledak itu waktu ditayangin promo untuk episode minggu depan, and see for yourself.


Gue rasa semua fans Brittana di detik itu dapet serangan jantung karena terlalu happy. Gue sih cuma langsung gigit kepalan tangan. Asli. Ngga bohong waktu liat promo itu tangan gue langsung masuk mulut dan otak gue blank untuk beberapa detik XD 

Hal lain yang bikin SEMUA Gleek gigit jari; mau cewek, cowok, straight, gay, bisexual adalah waktu Unholy Trinity nyanyi lagu Problem - Ariana Grande. The.Highlight.Of.The.Hour.


Astaghfirullah aladzim...

Dan yang terakhir dan yang paling bikin fans Quinntana ngga berhenti "teriak-teriak" di Media Sosial (gue curiganya sih mereka juga beneran teriak di rumah masing-masing), waktu Sam ngebuat referensi tentang that two-time thing di episode I DO ;)



Next! Valkubus! Woop! =D

Valkubus ini singkatan dari pasangan Valkyrie dan Succubus dari acara Lost Girl. Kayaknya emang nasib gue kalau udah ngefans sama pasangan biasanya yang paling minoritas dari kumpulan fandom besar. Gue udah jadi Valkubus shipper dari dua tahun lalu waktu kebanyakan fans Lost Girl sibuk sama Doccubus (pasangan si Doctor sama si Succubus yang sama di Valkubus). Dengan sabarnya gue nunggu, dengan harapan tipis kalau suatu hari Valkubus jadi pasangan canon. And it happened. And it was GLORIOUS. 




Ketika Quinntana jadi canon, para fans Brittana yang ngga pernah nyadar akhirnya Jump Ship (pindah pasangan OTP) juga atau setidaknya bisa mengakui kalau Quinntana itu hot banget. Sama dengan ketika Valkubus canon, banyak fans Doccubus yang juga Jump Ship LoL!

Sayangnya waktu fans Valkubus lagi girang-girangnya merayakan penantian selama dua tahun itu, banyak fans Doccubus yang marah dan mulai caci maki di Media Sosial. Hahahaha..ya ginilah dunia fandom. Ngga jarang isinya orang-orang yang belum dewasa dan mungkin beneran anak-anak pra-remaja yang entah bagaimana ngerasa bahwa marah-marah dan berantem karena OTP itu normal. Hal kayak gini disebut Shipwar.

Kalau udah shipwar, yang berantem di internet ngga hanya antara fans, tapi kadang bisa kelewatan sampai para aktor dan aktrisnya kena damprat juga lewat twitter *facepalm*. Untungnya sih yang ikut-ikutan shipwar ini cuma sebagian kecil, tapi tetep bikin suasana fandom Lost Girl ngga enak untuk beberapa hari. Fans yang otaknya masih jalan kayak gue jadi sibuk saling nunjukkin support antar OTP hahaha..pokonya dramatis lah. Apalagi isinya rata-rata cewek. Duhhh...rempong.

Dua OTP terakhir sebenernya gue ngga nonton acaranya, tapi untuk Shoot (Shaw & Root), kenapa gue sebut karena ini salah satu OTP yang juga ditunggu-tunggu fansnya untuk jadi canon. Tapi nasibnya agak tragis. Setelah kissing pertama kali, tanpa ada deklarasi perasaan apa pun, salah satunya mati ditembak musuh XD 



Why it's in my radar, karena Shoot ini pasangan antara aktris Amy Acker dan Sarah Shahi. Which in my brain they are Winifred dari Angel dan Carmen dari The L Word hehe...beda acara sama sekali, macam beda dunia tapi bodo amet.

Terakhir, Korrasami kayaknya pantes untuk disebut honorary mention minggu ini karena pertama kalinya di sejarah kartun buatan amerika, ada tokoh utama cewek yang pahlawan dan gay. Congrats! And happy for the fans =)



Kalau mau dibandingin dengan lima tahun yang lalu, sebelum masanya Glee, pasangan OTP femslash terbatas di acara-acara TV macam The L Word yang ditayangin di stasiun-stasiun tertentu dengan sasaran penonton spesifik. Sekarang pasangan LGBT ada di acara-acara utama TV bahkan dengan tema kekeluargaan. Karakter-karakternya jadi lebih manusiawi dan ngga dibedakan dengan karakter-karakter hetero. Alur cerita para karakter ini pun udah ngga perlu hanya ngomongin tentang coming out atau masalah siapa yang mereka pacarin lagi. 

Things are looking up and easier indeed, queers ;)

So, what's going down with your OTP lately?

Jumat, 05 Oktober 2012

Sayembara "meluruskan" sang putri (bisa jadi judul film hong kong nih)

This is probably a funny news but neverthless an interesting news to talk about. Nothing new about the method, but still, like I said, interesting. Sekitar sebulan yang lalu seorang pengusaha kaya terkenal dari Hong Kong membuat sayembara dengan hadiah berupa uang sebesar $500.000.000 hongkong (Rp.618.375.000.000) Yep, you see the zeros right. Lima ratus juta dollar hongkong. Sayembaranya? Bagi pria mana pun, baik miskin atau kaya (yang penting baik hati dan pemurah...tidak sombong dan penyayang lalala lala hehe) yang bisa memenangkan hati putrinya, Gigi Chao. Kenapa jadi sayembara? Karena sang putri, Gigi, adalah seorang lesbian (atau bisexual menurut laporan beberapa media yang berbeda) yang baru saja diberitakan menikah di Perancis dengan partnernya, Sean. Pasangan ini sudah bersama selama 7 tahun. Ayahnya sendiri, si pengusaha Hong Kong ini sepertinya selalu denial dengan orientasi putrinya dan mungkin shock mendengar berita pernikahan tersebut, langsung tancap gas buat sayembara.


Hasilnya, menurut si Ayah, sudah masuk ribuan lamaran dari pria seluruh dunia. Bahkan (less of a surprise) beberapa dari lamaran itu mengatakan sangat tertarik dengan Gigi dan ngga minta hadiah uang sayembara tersebut kalau mereka berhasil memenangkan hati Gigi.

Gigi sendiri ketika ditanya komentarnya tentang sayembara tersebut hanya tertawa dan ngga terlalu mempermasalahkan. Menurutnya masalahnya akan baru dimulai ketika si ayah sudah menentukan satu calon yang akan berusaha mendekati Gigi. Kalau ditanya apakah berita pernikahannya dengan si pacar benar, Gigi menjawab kalau dia ngga mau ngomong banyak dengan alasan menghargai keluarganya atas kemungkinan reaksi mereka. Padahal sih katanya Gigi sendiri yang udah mengumumkan pernikahannya di suatu acara sosial. Tapi hubungan Gigi dan ayahnya ngga pernah bermasalah walaupun setelah ayahnya membuat sayembara.

Background story? Ayah Gigi tidak pernah menikah dan Gigi adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari tiga ibu yang berbeda. Ada yang gatel pingin buat anamnesa? hwehehe..

Kalau dipikir-pikir sih, halus juga cara ayahnya. Ngga perlu campur tangan langsung, tinggal buat sayembara pake uang jutaan dollar dan berharap rencananya berhasil. Mungkin ayahnya Gigi ini juga penggemar film-film macam Meteor Garden. Yang kaya, yang berkuasa. Ngga perlu pake cara kekerasan atau bahkan memisahkan Gigi dari pasangannya secara paksa. Tapi kira-kira ini termasuk bentuk pemaksaan ngga ya? Etis ngga ya? What's your comment on this queers? ;)


Senin, 17 September 2012

"Viva L" by Ria Irawan



Tadi malem gue dapet kesempatan untuk nonton screening 2 film dengan tema LGBT karena dapet undangan mendadak dari Carmen. Acaranya sebenarnya terbuka untuk umum dan gratis. Namun sayangnya karena penyebaran undangannya bener-bener baru dilakukan sehari sebelumnya, banyak yang kurang tau tentang screening film ini. Lokasinya di sebuah restoran nyaman di daerah setiabudi bernama Rempah-rempah. Menurut jadwal sih mulainya jam 6, tapi karena masalah keterlambatan datangnya salah satu film, acara molor hingga lebih dari 1 jam. Kedua film itu berjudul Viva L dan Sanubari Jakarta. Bagi yang datang di QFF tahun lalu di acara pembukaan sih seharusnya udah tahu film Viva L. Sedangkan film Sanubari Jakarta udah pernah ditayangkan juga awal tahun ini di bioskop-bioskop Jakarta. Berhubung gue ngga sempat nonton dua-duanya, kesempatan untuk bisa nonton kedua film ini jadi surprise yang menyenangkan. Selain Carmen, kami datang dengan satu teman lagi.
Ketika datang kami langsung disambut hangat oleh beberapa orang yang kalau gue ngga salah lihat sih para pemain di film Viva L. Mba Ria Irawan sebagai sutradara film ini juga terlihat lalu lalang dan menyempatkan diri minta maaf karena molornya waktu screening. Tapi sembari menunggu si film datang, kami ditemani oleh salah satu dari pemain utama Viva L, Kak Dhadhe (kalau salah ketik namanya, mohon maaf ya). Kak Dhadhe sempat bercerita sedikit tentang behind the scene pembuatan film ini. Ternyata mulai dari brain storming hingga film jadi hasil editing terakhir hanya membutuhkan waktu semingu. Para pemain yang digunakan juga ngga ada satu pun yang seorang artis atau pernah sekolah akting. Jadi sebenernya gue udah siap dengan kualitas yang seadanya. Bener aja sih, film yang berdurasi hanya 9 menit ini kalau menurut gue pribadi kurang menunjukkan sisi emosional dari pesan yang berusaha dibawa oleh si film. Di akhir film disebutkan kalau film itu terinspirasi dari kisah nyata dimana seorang lesbian (L) yang menderita Leukimia bisa terus berjuang hidup, lebih dari prognosis dokter karena support dan cinta dari pasangannya.
Kualitas akting para pemerannya memang terlihat masih sangat mentah. Kak Dhadhe sih untuk ukuran seseorang yang katanya belum pernah berakting masih bisa memerankan L dengan cukup baik. Gue rasa pasangannya malah lebih better lagi aktingnya, tapi ngga banyak yang harus dia lakukan sih. Lalu antara satu act ke act lainya masih kurang smooth. Film ini termasuk “vulgar” karena menunjukkan banyak adegan making out antara kedua pasangan lesbian. Gue beberapa kali bingung kenapa kok tiba-tiba mereka udah langsung hap aja cium-ciuman ngga pake basa-basi apa gitu. Atau ada adegan-adegan dimana L tiba-tiba langsung pingsan di tengah-tengah making out. Gue sampe bercanda sama Carmen, jangan-jangan dia anxiety performance sampe passed out gitu hehe..tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat dan perduli ke individu yang jadi inspirasi ya. Kritik gue walaupun sependek apa pun si film, seharusnya dialognya bisa lebih berisi. Atau mungkin juga mba Ria Irawan emang ngga mau banyak dialog. Tapi ketika suatu film mau meminimalisir dialog, dibutuhkan pemain film yang memang udah biasa berakting sehingga memaksimalkan ekspresi dan bahasa tubuh untuk menyampaikan cerita. Gue rasa sayang aja masih banyak hal yang bisa dieksplorasi dari tema maupun plot cerita. Seorang lesbian yang menderita leukemia dan disupport oleh pacarnya sampai dia bisa terus kuat menjalani penyakitnya. Man, that’s a really good story waiting to be told. 
This movie is not a complete failure kok. At least nilai plus dari film ini adalah, gue bisa connect dengan bagaimana si pasangan memberikan perhatian sepenuhnya setiap saat ke L. Bagaimana setiap L harus kesakitan ketika dia harus meminum salah satu obat (yang mungkin merupakan obat Kemoterapi), sang pacar akan selalu memeluk dia dan mengucapkan sweet words to her ear dengan harapan meredakan sedikit rasa sakitnya. Gue rasa itu gambaran hubungan L yang cukup faktual. Tapi gue rasa ya balik ke kurang berisi itu tadi. Kalau yang nonton adalah para hetero, mereka ngga akan merasa ini suatu cerita yang pantas untuk dijadikan film. Mereka bisa berakhir dengan pertanyaan, “so what?”  Terlepas dari kekurangannya, film ini gue liat sebagai suatu langkah maju lagi untuk perfilman LGBT khususnya Lesbian di Indonesia. Satu judul lagi yang bisa ditambahkan dan dijadikan bahan untuk dilihat kelebihan dan kekurangannya.
Mba Ria Irawan di akhir film menambahkan bahwa beliau sedang merencanakan akan membuat beberapa film-film dengan tema LGBT lagi. Tapi degan genre yang berbeda-beda untuk setiap identitas. Misalnya seperti Viva L yang sudah menggunakan genre drama untuk Lesbian, beliau ingin menggunakan genre komedi untuk Gay, horror untuk Bisexual dan Musikal untuk Transeksual. Sounds very interesting right? Beliau juga menawarkan bahwa beliau akan dengan tangan terbuka menerima ide-ide dan transkrip film untuk tema LGBT ini. Gue sih kurang tau ya harus kontaknya kemana hahaha…paling sih ga jauh-jauh dari Qmmunity dan Om John Badalu. Anyone interested?
Untuk review Sanubari Jakarta-nya ngga malem ini deh. Puanjang bok. Sembilan film pendek dalam satu judul. Sekarang gue mau beraktivitas yang lain dulu hihi. Special thanks to Carmen yang udah mau ngajakin dan Kak Yas udah jadi a very nice company for the night. Good morning queers and have a nice rest or nice work =)

Note: Gue lagi nyesel banget ngga ambil foto lokasi atau poster filmnya karena ngga merencakan buat review haha...damn