Gue sangat ngga menghormati relationship between homosexuals. Kalo yang cowok karena yang ter-ekspos adalah sex-nya. Kalo yang cewek karena mereka abis-abisan numpahin segala emosi mereka tapi ngga tau juntrungannya kemana. Bullshit and sia-sia aja gitu buat gue.
Makanya kenapa gue dulu selalu main-main sama cewek. Gue yakin pasti banyak banget deh yang kayak gue. Daripada sakit hati, ngapain diseriusin? STANDAAAAARRR....!!! Tapi ya emang kenyataannya begitu. Apa yang lo perjuangkan? Cinta? BAH! Cinta itu nafsu. Titik. Lo nikah juga ngga bisa, mo punya anak dari kayangan? Diterima sama masyarakat, teman dan keluarga? Dream on! So I guess fooling around udah cukup buat gue. Liat orang lain gue bikin bahagia walaupun cuma sebentar itu juga udah kenikmatan besar buat gue.
Intinya dulu simple buat gue: Kalo lo ngga bisa menerima gue yang ngga percaya komitmen, lo dipersilahkan untuk pergi. Toh, gue ngga nuntut apa-apa. My favorite sentence of all time.
Every girl knows kalo ada cewek yang lain. If it’s not, eventually they will. Kesandung satu dua kali pernah lah sama yang care sama gue tapi ngga jadi panjang urusannya. I always managed to ran. Kalo disandung, dipiting, terus dilabrak gara-gara kelakuan gue yang ngga tau adat itu juga pernah, tapi gue tetep keukeuh jumekeh. Hell, Lushka pernah ngerasain bagian ngga enak dari kelakuan gue itu di awal hubungan kita. Herannya waktu dia marah dan siap walked away, gue ngga pernah ngerasa setakut itu kehilangan orang. I practically begging like a little child di kamar mandi dengan si ”side job” still in my bedroom. Lushka masih marah kalo inget hal itu, so I’m not gonna say more here about that. Ada juga sih kata-kata dia yang nampol banget yang sampe sekarang ngga bisa gue lupain. Dia bilang kalo gue ngga akan pernah bisa setia sama dia. Wuih....sakit banget. Awas ya sayang, I’ll prove it to you! (horee..dapet a nice kiss di pipi dari Lushka)
Anyway, up until this second I still dont honour relationships between homosexuals. Contradict with what I have with Lushka? Haha…kalo lo baru sadar gue sakit jiwa berarti lo agak lemot. What I have with Lushka is a miracle. Gue juga ngga yakin kenapa tiba-tiba semuanya berubah upside down dan bertentangan dengan semua yang gue percaya. I care deeply dengan about her more than anything or anyone I ever know. She is perfect for me. Bahasa kerennya, semua yang gue butuh dari orang lain yang sayang sama gue diintegrasi ke satu diri, Lushka. Wehehe…gaya bener deh bahasanya.
I still have a little problem with the concept of commitment yang secara general dipercaya orang between girls but I realize it’s two different thing dengan apa yang kita rasa. I might not honour the relationships between gays, but I honour the true feelings that they have for each other. Jadi supaya semuanya masuk akal di kepala gue, I slightly change the focus on relationship to our feelings. Because I know what we feel is real. And anyone who try to say it’s otherwise would have a fist coming at them =D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar