Otak gue jarang dipake kerja kali ya, jadi ini gue lagi agak-agak puyeng mikirin facebook.
hihi. Iya. Facebook.
Gara-gara artikel
ini , penulisnya menceritakan tentang teman sekolahnya yang sekarang temenan di Facebook
Si Paula, teman yang diceritakan ini adalah tipe yang ngumbar segala macem hidupnya di FB. Dan si penulis Madeline Grimes yang sebenarnya juga emang ga deket pas sekolah pun cuma jadi pengamat saja. Madeline menceritakan tentang Paula post di FB nyeritain suaminya yang di penjara, kehamilannya, ataupun nanya waktu anaknya sakit perlu dibawa ke RS ga atau adakah yang tau soal penyakit X, Madeline bilang dia ngerasa ga enak buat komen, karena rasanya agak ga sopan untuk tiba-tiba SKSD ngasih saran atau respons
Well, gue sepaham dengan yang dirasain Madeline, bawaan nyinyir gue ngangguk-ngangguk setuju. Di sisi lain, gue juga Madeline agak keji, kaya ngomongin orang susah di belakang dan ga melakukan apa-apa. TAPI. Itu juga yang gue lakuin. Kadang gue lebih kejam malah, orang curhat gue jadiin bahan blog. Itu kan Madeline ga dicurhatin, cuma lihat, nah gue, udah orang curhat malah dibahas di khalayak ramai. hihi
Back to FB, Gue ga aktif di FB, login cuma buat maen game, itu juga kalo bosen nunggu updatean CCS di android. But then, tiap kali gue login, gue akan mengembara ngeklik post temen-temen (?) gue, sodara-sodara gue, komentar di belakang kepala gue.
NGETAWAIN usaha mereka buat bikin image tentang diri mereka (makan di: liburan di:, menikah di:, bla-bla-bla-yada-yada) , NGETAWAIN doa-doa mereka. NYINYIRIN foto-foto ga lucu anak atau keluarga mereka.
Kadang gue dengan sembrono akan ngerasa superior baca postingan mereka bagaimana buat gue mereka udah jadi pelacur jempol. (Sampai sekarang ga habis pikir ada yang ngasih jempol ke postnya sendiri). Dan reaksi gue ya sejauh Madeline, ga cukup berani untuk nyinyir frontal ataupun unfriend kalau emang ga suka.
Kenapa gue sampai niat buat jadiin tulisan di Salon.com karena gue ngerasa lucu, pas gue baca di kolom komen, banyak yang nyinyir ngomelin Madeline karena dianggap songong, egonya gede ngomentarin orang tapi ga bantuin dan teganya bilang kalau "penderitaan" Paula menjadikan hidupnya kelihatan lebih mudah.
Buat gue baik tulisan ataupun komen atas tulisan Madeline itu brutal. Menunjukan sisi gelap egonya manusia. Cela-cela'an atas nama kelayakan. Madeline "menghakimi" Paula karena Paula mengais perhatian dengan segala postingan "menyedihkan" di FB dan Madeline "dihakimi" oleh komentatornya karena menjadi schadenfreude - berbahagia di atas penderitaan orang
Yah. Siapa yang ga pernah, walaupun ga secara literal bahagia, tapi kalo ngeliat orang susah kita bilang "untung gue........"
But, yeah. I'll keep yapping. And please feel free to give your (silent) comments.