Dengan suara tersendat, sesenggukan dia nanya, apakah dia mengganggu gue. Oh, tentu tidak. Gue tau , gue akan dapat gossip pagi-pagi. Huehehehe. Pyak.
So, singkatnya…my dear fellaz dengan tersedu, menceritakan kalau he's on trouble dengan pasangannya. Si cowok (ini dua-duanya cowo, gue nyebutnya apa yak? Tsk). Gini deh ya, teman saya sebut saja TS, dan pacarnya PTS (bukan..bukan perguruan tinggi swasta, tapi "pacar teman saya". Sigh. I thought you guys are smarter than this. Hihihi).
Ceritanya….. si PTS marah ama TS, gara-gara…..TS keceplosan ngomong nominal beneran tagihan kartu kreditnya. Sebelumnya PTS pernah nanya ke TS, berapa tagihan KK'nya, mungkin dengan alasan mulia, sebagai barrier supaya ga kalap pake KK dan juga berbagi derita. TS pertama ditanya, dia ga memberikan nominal total jenderal tagihan KK'nya, yang dia sebutkan total kolonelnya.
Dan kemarin, ups keceplosan.
Dan jadi besar, jadi matter, jadi merembet kaya kebakaran di pemukiman padat penduduk. Dengan satu konklusi besar TS adalah PEMBOHONG. Jeng! Jeng! Jeng! Zoomed in zoomed out. Mischa masuk sambil melototin Fitri. Hihi.
Denger tuduhan PTS , gue langsung ketawa dan komentar. "Pacar lo lebay". TS masih dengan suara tercekat, 'iya Lush, emang. Gue kan bermaksud bohong…gue pikir..ini kan problem gue sendiri. Gue……ga mau putus dari dia, gue sayang banget ama dia.."
Dan ya, gue ngerti kenapa TS ga mau cerita berapa sebenarnya nominal tagihan. Karena malu, jengah diusik satu privasi'nya plus ngerasa itu bakalan ngeganggu image dia sebagai perfecto boyfriend. I mean, siapa sih yang ga pengen jadi pacar tanpa cela?
Terus diselingi lagi, teteup dengan sesenggukan, "gue bahkan udah kasih semua password gue, twitter, ym, facebook, email, biar dia percaya ama gue. Kenapa gue dibilang pembohong. Gue ga macem-macem.., "
Sigh. Singkatnya telepon itu, ditutup dengan gue ngasih tau, gue ngerti kenapa dia ga memberikan PTS nominal sebenarnya dengan alasan pride and privacy. Dan pacarnya yang bermaksud baik lebaynya itu super dramatis dan super kepo. Hihi. Gue minta TS untuk coba ngobrol dengan lebih benar. Dengan dewasa. Kalau alasan super kampring kaya gini, dijadiin alasan untuk putus, it means memang ada yang salah di kepala PTS. =D
Gue atas nama pribadi bukan tipe berbagi password dengan pasangan dengan alasan untuk mendapatkan kepercayaan. Sorry to say, but that's way too lame. Menyedihkan.
Mithyapun ternyata sama dengan gue. We don't share our passwords for trust issue. Emangnya kalau gue bohon, bisa dideteksi dengan sidak email, facebook, sms, bbm, apa kek? Itu merendahkan. We're way smarter than that.
In the end, gue ama Mithya emang berbagi password, tapi karena gue atau dia butuh bantuan buat mengakses. Dan kita berdua pelupa, jadi kadang needs kepala lain buat ngingetin. =)
2 komentar:
That's true... trust dan privacy seharusnya bisa berjalan beriringan! Misalnya, ga bisa mengukur kepercayaan lewat tukeran password dan SALING MEMBACA INBOX. Menurutku mengukur trust lewat hal2 fisik kaya gitu aneh aja... hahaha...
mungkin itu si PTS takut dikejar2 debt collector kalo si TS gabisa bayar makanya dia reaktif bgt hehehe...#kebanyakan nonton berita#
Posting Komentar