Buat yang udah pernah denger pertanyaan di atas, besar
kemungkinan udah pernah minimal sekali "terjebak" sama yang nanya dan
ternyata lebih dari lima menit tuh hehe.. Buat yang belum pernah dihadapin
situasi seperti ini, let me explain it.
Pertanyaan ini biasanya diajukan oleh para recruiter (setiap
lembaga punya panggilan masing-masing untuk pekerjaan ini) yang ada di
stand-stand kecil di mall yang dimiliki oleh para lembaga sosial. Tugas mereka
adalah untuk menjebak para pengunjung mall untuk melakukan donasi berkala yang
akan ditarik secara otomatis tiap bulannya dari rekening pendonor. Kenapa gue
memilih kata "menjebak"? Karena walaupun niatnya mulia, sayangnya
cara-cara beberapa recruiter ini ngga halal. Sehingga dari pengalaman gue, kalau
si pengunjung ngga hati-hati, atau minder, dia akan jadi pendonor suatu gerakan
yang mulia tapi ngga ikhlas.
Contohnya tadi malem gue dicegat sama salah satu recruiter
dari lembaga S. Sebut aja namanya Vonny (padahal sih emang namanya hehe).
Dengan ketangkasan seorang sales dia mencegat gue dan bahkan badannya dia taro
sebisa mungkin supaya gue kesulitan untuk menghindar karena lagi dorong
trolley belanjaan. Setelah ngucapain pertanyaan sejuta umat di judul post ini,
Vonny langsung mengeluarkan jurus-jurus saktinya menjilat gue. "Abis dari
Aerobik ya mba?", "Wah kirain usianya masih .. (dia nyebut usia lima
tahun dari usia gue sebenernya)", "Saya suka deh sama gaya dan cara
berpakaian mba". Kalau kalimat-kalimat ini dilancarkan di suatu klub sih
gue pikir ni orang udah ngajak gue ngamar XD
Selanjutnya tentunya dia nanya apakah gue udah pernah denger
lembaga dia. Udah. But yet of course she kept talking dan gue yang kebetulan
lagi lemah otak, tadi mau aja dengerin dia ngoceh. Yaudah lah ya...itu kesalahan
terbesar gue yang ngga langsung nolak.
Saran gue sih kalau lo ngga tertarik nyumbang
ke lembaga sosial seperti ini atau ngga percaya sama mereka, ketika denger
pertanyaan sejuta umat itu, langsung angkat tangan aja dan bilang NGGA, MAKASIH
dan tetep jalan. Itu yang biasanya selalu gue lakukan. Kalau pun lo terjebak
kayak gue tadi karena lo orangnya ngga enakan kayak gue dan keburu harus dengerin
recruiter ini ngoceh, alasan paling oke yang selalu gue pake selama ini adalah gue
ngga punya kartu kredit. Ini ngga bohong. Gue ngga suka punya kartu kredit dan
berharap selama mungkin gue ngga butuh kartu kredit. Gue ngga suka ngutang
apalagi pake bunga. Kalau mau beli barang mahal, gue mending nabung sampe ada
uangnya lengkap daripada nyicil. Soalnya artinya gue memang belum mampu (ini untuk
hal-hal kecil ya..bukan kayak mau beli rumah karena gue butuh rumah tinggal
segera). Lah ini kok jadi ngomongin kreditan hahaha...Pokoknya lo mau punya
kartu kredit atau ngga, ini biasanya akan menghentikan satu-satunya cara mereka
mengambil uang lo secara otomatis setiap bulan.
Ok, jadi ceritanya yang biasanya gue biasa nolak, tadi gue
dicegat. Lalu yang biasanya dengan alasan ngga punya kartu kredit, ternyata si
lembaga ini bisa pake kartu debit. Eng ing eng....dan ajaib lah kalau gue
bilang gue ngga punya kartu debit hahaha...
Nah, ceritanya ngga sesederhana gitu juga. Si Vonny ini ngga
bilang dengan gamblang atau bahkan bertanya apakah gue mau jadi pendonor atau
ngga. Dengan kecepatan ngomong mach 4, tiba-tiba dia bilang "saya catet ya
data-data mba". Ya gue pikir sekedar nyatet data kalau mereka mau ngirim
email tentang lembaga sih gue ga masalah. Siapa tau suatu saat kalau
penghasilan gue berlebih, gue bisa jadi pendonor mereka (150.000/bulan bos, maaf,
gue belum mampu. Pelan-pelan aja lah ngasih sumbangan setiap gue ada duit).
Selanjutnya dengan kegoblokan otak gue yang tadi jalannya super lambat dari
biasanya, dia minta KTP dan Kartu Debit gue. Difoto lah kedua kartu tersebut
bolak balik pake HPnya. Gue udah ngerasa ada yang salah (tapi masih super
lemot)...terus dia minta data-data lebih lengkap sambil nulis formulir official
pendonor. Baru ketika gue ditanya "Nomor rekening bank berapa?" Otak
gue udah ngeluarin suara alarm ngiung-ngiung. WAIT! Kenapa tiba-tiba gue udah diperlakukan sebagai pendonor tanpa ada ijab kabul?? At least take me to a dinner first, lady =P
Berhubung gue orangnya ngga enakan yaaa...gue langsung
bilang kalau gue ngga hapal dan ngga bawa data nomer rekening gue. Vonny lalu masih usaha dengan
nyaranin gue ke ATM untuk nyatet nomer rekening gue dulu, tapi untungnya setelah sekali lagi gue
bilang gue ngga punya waktu (Selama dia ngoceh, gue udah bilang berkali-kali kalau
gue udah harus balik karena ditungguin, tapi dia ngotot dan gue dengan begonya
nyerah berkali-kali). Baru lah akhirnya si Vonny nyerah dan dengan gesture
layaknya "saya orang baik-baik yang ngga akan menyalah gunakan data
saudara", formulir pendonor yang setengah terisi data gue dia tulis VOID
besar-besar di kertas tersebut dan dirobek. Bahkan salah satu kertasnya dikasih ke gue (gue baru nyadar sekarang kenapa dia ngga ngasih formulir asli DAN kopiannya...hadeuuuh).
Gue pun minta foto kartu-kartu gue yang ada di HP dia untuk
dihapus. Bisa disalah gunakan bahkan uang gue yang ngga seberapa itu dikuras
kalau foto-foto itu jatuh ke tangan orang-orang yang berwatak jahat.
Untuk para recruiter, semoga kalian tau bahwa pekerjaan
kalian itu mulia sekali. Tapi kalau caranya salah, atau bahkan menyalahgunakan
data, kalian salah satu yang bakalan ada di neraka lapisan paling bawah.
Mungkin diajarin sama trainer-nya kalau itu satu-satunya cara untuk dapet
donor. Dari segi hukum aja, kalau kalian ngga memberikan kesempatan kepada
calon pendonor untuk baca ketentuan dan syarat jadi pendonor di surat
perjanjian yang kalian minta para pendonor untuk tanda tangan, itu termasuk
dalam kategori penipuan.
Moral cerita, gue yakin banyak orang yang kena jebakan
betmen kayak gue. Apalagi yang otaknya lemot atau ngga enakan kayak gue. Gue
yang biasanya berhasil menghindar aja tadi karena entah kenapa kena aji-aji
jilatan Vonny. Masih banyak Vonny-Vonny berkeliaran di mall yang
jilatan-jilatannya mungkin lebih nikmat lagi. Jadi hati-hati deh. Terlebih
kalau lo belum pernah denger nama lembaga itu. Punya stand di mall itu gampang.
Asal punya uang untuk bayar ijin sampe buat brosur atau web, bisa dikerjain
sama anak S1 jurusan seni hehe..Yah pokoknya hari gini gampanglah kalau niat jadi bajingan rendahan.
Gue bukan mau ngejelekin lembaga-lembaga sosial kayak gini
ya, karena siapa pun pendirinya menurut gue hebat banget. Gue salut banget
karena gue cuma bisa mimpi bisa jadi pendiri salah satu lembaga kayak gitu. It
needs BALLS. DAN NGGA SEMUA LEMBAGA RECRUITER-NYA SEPERTI YANG GUE CERITAKAN.
Banyak yang sopan banget, ramah, ngga pake jurus jilat dan yang pasti dari
lembaga ternama dengan nama cukup bersih. Jadi, semoga lembaga-lembaga ini
se-desperate apa pun ngga jatuh ke cara penipuan rendah atau ngajarin recruiter
-selama nyari makan untuk diri mereka sendiri- untuk buat dosa padahal dana yang
didapetin digunakan untuk kesejahteraan anak-anak terlantar, orang-orang miskin atau
perkembangan penelitian kesehatan di Indonesia.
Keep being safe and alert yah =)