Halaman

Sabtu, 22 September 2012

Words

Ini cuma sekedar kekaguman gue (lagi-lagi) pada otak yang menerjemahkan dan memberi makna pada beberapa kata yang kemudian menghasilkan reaksi metafisika, halah, engga deng, menghasilkan reaksi gegap gempita di dada. Jieh.
Sebut saja namanya, Cinta.

Inget-inget deh, apa sih kata-kata yang ga ada hubungannya dengan 'centah' yang pernah "mantan, pacar, gebetan, ex gebetan" ucapkan ke elo.

Ini contoh ya, contoh lho ini, mithya had me at 'lushka, I was just kidding' .
It strikes me.

Coba mana dari kata-kata itu yang istimewa? Ga ada kan.
Tapi waktu itu, mithya bilang begitu bikin gue meleleh.

Atau waktu gebetan manggil 'jeung' , yang mana sebenarnya biasa aja gitu ganti kalo diucapin oleh yang lain.

Atau bahkan kalau si pacar bilang, 'kamu heh ku' . Apa coba heh ?

Kenapa jadi signifikan?

Bagaimana proses kerja kepala, ngasih tau perasaan, kalau 'kata-kata magis' itu, bisa bikin peternakan kupu-kupu di perut riuh atau melorotin jantung dan dentam jantung bertalu?

Mana lebih dulu?
Si kata-kata? Atau asumsi kita pada penuturnya?

*ps: kalau dulu, gue melted pada penggunaan intonasi pengucapan nama gue. Somehow it made me think that I am special. =)

Elle & Ket, pengambilan sample kalimat hanya karena agar lebih memudahkan penulisan. Terimakasih. Hehe.
Sent from BlackBerry® device ; please kindly excuse typos, brevity, abbreviations or anacoluthia.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

"Mana lebih dulu?
Si kata-kata? Atau asumsi kita pada penuturnya?"

Gw setuju sama asumsi pada penuturnya sih. Bukan apa yang diucapkan tapi siapa yang mengucapkan. Karena lalo denger kata - kata yang sama tapi yang ngomong orang lain sih rasanya biasa aja.

indy..