Halaman

Jumat, 18 Februari 2011

Think you really know what they are?


Mau ngeluarin uneg-uneg sedikit, yang kemungkinan besar ngga sejalan dengan sebagian besar pendapat orang Indonesia. Hal ini terkait dengan maraknya pembicaraan tentang aliran “Islam” Ahmadiyah. Kalau tentang kekerasan yang terjadi sama mereka, gue pikir semuanya pasti setuju kalau itu merupakan tindakan biadab. Silahkan lihat sendiri videonya di Youtube, apa yang mereka lakukan terhadap para korban. Gue ngga bisa berhenti bilang “astaghfirullah” dan bener-bener ngerasa sepertinya rasa kemanusiaan mati waktu nonton video itu. Mayat yang udah tertelungkup, meninggal karena dikeroyok massa, masih dipukuli kepalanya berkali-kali. MasyaAllah..semoga tuhan membalas setiap perbuatan dengan adil.

Merasa topik ini dibicarakan berkali-kali, gue jadi penasaran dengan aliran Ahmadiyah ini. Apa sih yang membedakan mereka dengan Islam Sunni? Terutama sih karena gue tergelitik dengan SKB pemerintah. Gue terus bertanya-tanya kenapa sebuah Negara bisa menentukan agama dan ajaran apa yang diperbolehkan di sebuah Negara? Indonesia kan bukan negara agama seperti Vatikan atau Malaysia. Gue ngga naif. Gue tau kalau adanya peraturan agama yang DITERIMA di sebuah negara adalah untuk kestabilan dan keteraturan. Kalau andaikan memang benar Ahmadiyah mengaku Islam tapi ngga mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir, lalu diberikan larangan untuk ada di Indonesia, bagaimana dengan agama-agama lain yang ajarannya jelas tidak menerima Muhammad sebagai nabi? Apa yang membedakan mereka dengan kelima agama yang lain?

Gue ngga punya masalah dengan agama lain, makanya gue merasa ada logika yang sedikit nyeleneh ketika Ahmadiyah diberikan SKB. Walaupun secara psikologis gue mengerti kenapa para orang Islam yang mengaku paling tahu tentang agama Islam ini merasa kalau sudah bawa-bawa nama Islam dan ajarannya berbeda, maka itu sudah dinyatakan menyimpang. Lalu bagaimana dengan Islam Syiah? Aliran Syiah ada kok di Indonesia walaupun ngga banyak, tapi kenapa ngga dikeluarkan SKB juga? Amadiyah bahkan udah ada di Indonesia sejak 1920, dan dilindungi oleh pemerintahan Indonesia jaman dulu. Kenapa tiba-tiba baru diributkan? Buat gue terlalu banyak hal yang bertentangan dengan logika gue. Kebebasan beragama ini jadinya peraturan apa dong? Asal tidak mengancam? Mengapa harus merasa terancam Kalau merasa agamanya benar? Kok menyedihkan sekali bisa takut dengan ajaran lain?

Buat gue pribadi ya, selama suatu ajaran kepercayaan dan agama itu mengajarkan kebaikan dan ngga amoral, seharusnya bukan masalah. Bua apa ngurusin tetek bengek agama orang lain? Saya Islam yang menggunakan jilbab, situ Islam yang menggunakan taplak meja. Kita beda. Cape ngga lo?

Rasa penasaran gue ini bikin gue cari tahu sedikit tentang Amadiyah melalui internet. Ternyata kaget juga, ngga ada tuh yang namanya kitab suci mereka beda, ngga ada ajaran kalau nabi Muhammad bukan nabi terakhir, atau haji-nya bukan di mekkah..sigh..gue ngga tau kalau ada perbedaan praktek bagi masing-masing individu dalam ahmadiyah ya..mungkin saja diantara mereka ada yang menyimpang dari ajaran “Islam”, tapi coba kalau orang-orang mau mencari tahu dulu sebenar-benarnya apa ajaran mereka sebelum menilai, menghujat, bahkan menyerang. Yang gue baca, imam mereka bukan dianggap sebagai nabi, tetapi lebih sebagai guru besar. Apa bedanya dengan orang yang mengaku Islam di pesantren tapi mensucikan para ustadznya dong? Menurut gue pesantrennya harus di SKB juga tuh. Hanya mendengar apa yang MUI katakan atau apa yang pemerintah katakan, kita sama-sama melakukan penyebaran fitnah dan rasa benci diantara sesama warga negara. Berbeda-beda tapi satu, my ass.

Blunder atau pun ngga, buat gue ini pembodohan masyarakat dan kalian yang punya akses terhadap media informasi baiknya ngga menelan semua informasi bulat-bulat. Ngga hanya untuk masalah Ahmadiyah aja. Semua berita punya dua sisi.  

Pandangan gue mungkin terlalu liberal dan dengan mengeluarkan pendapat gue seperti ini, mungkin gue dianggap aneh. Gue pemeluk Islam Sunni (a.k.a aliran yang dipegang oleh sebagian besar orang Islam di Indonesia, bagi yang ngga tau) dan yang gue tau, gue diajarkan untuk merendahkan diri setiap saat. Siapa yang tau apa yang hakikatnya benar di mata tuhan?  Para ormas agama? Pemerintah? Urus aja dulu deh akidah lo dan akidah “orang-orang lo" yang bener. Ajarkan dulu ajaran yang menurut lo bener dengan cara yang bener. In the end, I always reminded myself, lakum dinukum waliyadin.

6 komentar:

sammy mengatakan...

Gw setuju, kekerasan itu biar gimana juga ngga bisa dibenarkan. Gw juga baca tentang Ahmadiyah ini, kalo menurut gw emang ada beberapa hal yg menurut gw si "guru besar"nya agak2 nyeleneh. But again, ngga membenarkan aksi pembantaian krn hal itu juga sih gw. Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.

Mithya mengatakan...

yep, pasti ada hal-hal yang berbeda dari ahmadiyah dan sunni. Padahal ngakunya kita sama-sama Islam. Tapi baiknya kita ngga usah ngurusin agama/ajaran orang lain ngga sih? berdakwah boleh, mencari tahu apalagi diwajibkan..tapi kalau sampai berani menilai salah orang lain, betapa sombongnya kita dan malah menjauhi ajaran merendahkan hati diri kita sendiri ^^ thx Sam

Robin mengatakan...

ahmadiyah sendiri itu ada 2 aliran, yg satu percaya nabi muhammad itu nabi yg terakhir, yg satu lagi percaya kalo gulam ahmad itu nabi, dan itu dia yg bikin ribut.

putri mengatakan...

gw pribadi gak setuju sama ajaran ahmadiyah. you know, mereka dibenci karena mereka menyebut diri islam. padahal syarat seseorang dikatakan islam adalah pertama-tama mengucapkan, meyakini bahwa Allah adalah Tuhan dan Muhammad adalah Rasul Allah. Rasul penutup alias gak ada lagi rasul atau nabi selain muhammad saw sesudahnya. kalo mereka nyebut diri Ahmadiyah, alih alih islam ahmadiyah, mungkin gak bakal ada yg protes. toh memang bukan Islam krn g syahadat. but overall, tindakan kekerasan tetep gak bs dibenarkan jk keadaannya timpang begitu. so, kalo gw bilang, tolak ahmadiyah, tolak kekerasan.

Mithya mengatakan...

Robin: iya, gue denger juga gitu. jadinya SKB untuk yang tidak menabikan si ahmad jadi rancu dan menurut pendapat gue pribadi sih unfair ya. Jadinya kan mereka yang tidak menabikan ahmad ini sama saja dengan "Islam" yang umum di Indonesia. thanks for dropping comments =)

Putri: yep, putri udah baca penjelasan mereka? Syahadat mereka sama (tidak ada tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah nabi terakhir), dan kitab suci mereka sama, yaitu Al-quran. Tapi kalau ada di dalam tubuh mereka yang menyimpang (terlebih yang ada di Inggris, mereka memang menabikan si Ahmad), gue sebagai seorang Islam Sunni jelas mengatakan bahwa ajaran mereka sangat bertentangan dengan apa yang ada di dalam Al-Quran. Tapi gue merendahkan hati dengan tidak menolak ajaran atau aliran apa pun selama mereka masih tidak melakukan perbuatan amoral. Cuma tuhan yang boleh menilai siapa dan apa yang benar. Di Al-quran kita diajarkan untuk membiarkan mereka yang berbeda dengan kita selama kita tidak diperangi. Dan selama yang gue tau, Ahmadiyah tidak memerangi Islam Sunni.

Pasti pernah dengar dong Islam syiah, Islam NU atau Islam Muhammadyah? nyatanya mereka punya perbedaan-perbedaan kecil yang mirip dengan ahmadiyah (gue ngomongin yang ngga nyeleneh ya, yang hanya menganggap si Ahmad sebagai guru besar, seperti Islam aliran muhammadiyah yang melihat Buya Hamka sebagai guru besar dan BUKAN nabi)

Tapi gue ngerti perasaan lo terhadap para anggota Ahmadiyah yang "nyeleneh" ini. dan gue menghargai pendapat lo juga untuk menolak mereka. Yang penting insyaAllah ngga ada kekerasan ya? Makasih Putri udah mau mampir dan drop komentar =)

putuindarmeilita.blogspot.com mengatakan...

benerrrrr! Mending urusin agama sendiri, dan beribadah sesuai dengan ajaran agama masing2. Toh, manusia dilahirin 'kosong'. Mana bisa milih, mau punya agama islam, hindu, kristen, ato apa pun itu waktu masih di kandungan. Yang penting jalanin idup yang udah dikasi Tuhan dengan sebaik2nya. Menjauhi larangannya--semua agama ngajarin itu kan? mana ada agama yang ngajarin orang bantai orang cuma gara2 perbedaan yang udah ditakdirin ada. Saya yakin gak ada. Damai aja, deh, dan saling isi. Gak bakal ada bagusnya, saling benci karena fanatisme berlebihan. ujung2nya nyakitin, dan nambah dosa. Tuhan pun nangis. Peace, ya. Thanks Mithya.