Halaman

Selasa, 07 Juli 2009

Project - 1.0

Ini isengan gue dan Siska, lagi pengen nulis-nulis.

Rulesnya: No RULES – masing-masing kita berhak dan boleh banget ngatur plot, seperti yang udah gue berdua kerjain.

Intinya gunakan imajinasi masing-masing. Lushka ga perlu tau Siska nulis apa dan sebaliknya. Siska boleh ngerubah plot yang udah Lushka bangun juga sebaliknya. Yang Lushka/Siska harus kerjain hanya melanjutkan dan tentu saja harus punya benang merah dari cerita selanjutnya

Dari horror ke komedi atau sebaliknya…sah-sah saja.

Ps. Rei & Rie…kamu masih berhutang..huehehehe. Atau ada yang mau ngelanjutin? I dare you. *hayaaah, gaya gue kaya tante sebelah…hihihihi

Enjoy eh..silahkan membaca…..

-----------------------------------------------------

From: lushka love
To:siska
Sent: Tuesday, May 5, 2009 4:19:58 PM
Subject: project.05.05.20009

Kumbang itu berlalu begitu saja melewati telingaku, aku bergeming tetap pada ragaku yang nanar pada segumpal daging di meja. “Bukan hanya daging kawan, “itu” bernyawa”, bisiknya.

Aku jengah, tapi tak berani menoleh ke pemilik suara. Benda di meja itu bergerak-gerak. Hatiku berdegup-degup. Aaah, ingin rasanya aku lari keluar dari ruangan itu, meninggalkan bau aneh tak sedap, menanggalkan bajuku yang basah oleh keringat dingin. Dingin. Di bawah sini dingin.

Aku raba selangkanganku, basah. Oh. Darah. Tak perlu kucium, aku tahu itu amis darah. Tuhan. Tuhan. Tolong aku. Aku berdarah. Mendadak semua kabur. Aku melangkah mundur. Berpegangan pada tembok kamar itu. Lengket tanganku campuran keringat dan darah. Aku mual, muntah dan apapun itu yang di atas meja, mulai merengek, menangis terganggu.

Pada tanggal 05/05/09, Siska menulis:

Sebongkah bayi manusia. Dalam darahnya mengalir darahku. Benarkah? Tubuhku melorot, rasanya aku tak punya kekuatan lagi untuk takut.

Kuteliti setiap seluk wajahnya. Bayi itu menyeringai perlahan, enggan menatap ibunya. Apakah ia menyesal dilahirkan olehku? Ataukah sebaliknya?

Ah, aku sudah gila. Bayi ini bahkan belum sanggup membelalakkan mata. Tapi aku merasakan aura aneh disekitarnya. Kuusap kepala bayi itu, perlahan muncul rasa perih di telapak tanganku. Terlihat dua goresan kecil yang nyaris berdarah.

Apakah itu? Dua tanduk kecil tersembul di kepala bayi itu. Nafasku berhenti sesaat. Apakah kutukan itu sedang menghampiri aku? Dua pasang mata yang sedari tadi mengamatiku kini mendekat. Buluku semakin meremang.

From: lushka love
To: siska
Sent: Tuesday, May 5, 2009 5:44:29 PM
Subject: Re: project.05.05.20009


Apa yang harus kulakukan?. Apaaa. Lari. Tenang. Ambil anak itu. Jangan, itu setan! Kepalaku sakit. Bahuku diremas pelan."Sayang...terima kasih".

Bayi itu menangis, refleks tanganku menyentuhnya, ingin menenangkannya.Tiba-tiba ia membuka mata. Oh God. Matanya gelap seperti lubang neraka. Aku terhenyak. Shock. Bayi itu menangis lebih keras lagi.

Laki-laki itu membimbingku ke dipan di ujung kamar. Mendudukkanku di sana. Ia usap kepalaku. "Sabar sayang, sebentar lagi....satu lagi....".

Apa maksudnya. Apa maksudnya sebentar lagi, satu lagi. Bersamaan dengan itu, perutku mendadak mulas semulas-mulasnya, aku terlempar ke dipan. Kakiku dipaksa mengangkang. Ingatanku berkelebat cepat ke 1 jam yang lalu. Gelap, peluh, sakit, erang, jeritku, tangis bayi bersamaan dengan pekik senang laki-laki itu. Aku pasrah. Another demon to born.

To be continued…..

Tidak ada komentar: