Kasihan melihat tabula-tabula itu dibohongi. “Itu bukan urusan kamu!”, lagi-lagi ada yang teriak di kepala. Ya memang, tapi siapa yang bisa menjaga mereka dari kejahatan hedonis orang-orang itu? Orang-orang yang sebenarnya ingin aku kasihani... “Tertawakan, kali?” si otak komentar.
Tadinya marah, sekarang nyerah.
Sedih.
Semoga aku tidak terjebak di kebahagiaan semu. Malu.
Le, Ab, An, Vian, Ian, and Muh, orang tua memang terkadang jahat. Lebih memikirkan kebahagiaan diri sendiri padahal umurnya juga tinggal sejumput, sedangkan kalian baru mau memahami dunia. Jangan jadi korban. Kita anak-anak pejuang. Kalian tabula rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar