Halaman

Minggu, 14 Juni 2009

Dia..juru tengah antara marah dan tenangku
Dia..tempat empuk menyandarka penatku
Dia..batu karang penahan ombak marahku.
Dia..provokator,antara aku dan naifku.
Dia..jemari lembut yang melepaskan kepal tanganku
Dia..mengingatkan dan menyuruhku istighfar menyebut nama Allah dalam sesat badai dan amok.
Dia..call-help center dan penjinak bom emosi yang sigap menangani setiap laporan breakdown.
Dia..Mithya-ku.
:-)
*what would i be,without your arms around me?

1 komentar:

Mithya mengatakan...

Kalau baca ini aku jadi seneng. It work both ways. ngga cuma aku yang butuh kamu =)