Sebenernya banyak banget yang pingin ditulis, diceritain, diposting, tapi apa daya mualesnya bukan main. Setelah kesibukan ngurus oma gue yang meninggal, gue diharuskan ngurus urusan keluarga yang lebih dramatis. Membuka babak baru yang mau ngga mau harus dihadapi karena Ratu segala ratu sejagat (oma gue) udah ngga bertahta lagi. Gue mungkin cuma bertugas sebagai pengamat bahkan bisa dibilang kepala keamanan keluarga besar gue sekarang. Tetep waspada kalau-kalau ada masalah dan merangkap jadi penasihat kecil kalau dicurhatin sama nyokap. Keadaan kayak gini efeknya ternyata cukup signifikan sama gue. Jadi nyimpen rasa marah, capek bahkan dendam. Gue merasa bahwa kehidupan gue yang tadinya aman-aman aja bisa ngurus urusan pribadi dan akademis dengan seenaknya, sekarang harus dibagi bahkan disingkirkan demi urusan keluarga. Gue saat ini satu-satunya yang dihitung dewasa muda tapi dipercaya. Sepupu gue yang satu lagi, yang usianya diatas kepala 3 kelakuannya sangat dipertanyakan oleh keluarga. Kalau sisanya di keluarga para orang (yang katanya) dewasa, mereka udah jadi para pekerja dan orang tua. Mungkin mereka lupa kalau yang namanya kuliah (udah gitu belum pernah ada yang ngerasain S2) itu juga penting dan cukup merepotkan. Gue ngga bisa ngeluh dan “meminta” waktu karena dianggap ngga penting.
Kebetulan gue juga dianugrahi tuhan dengan nyokap yang punya sumbu sangat pendek. Walaupun dia yang salah, dia yang akan marah sama orang. Walaupun dia yang mulai, dia yang akan marah sama orang. Walaupun dia yang butuh bantuan, dia juga yang akan marah sama orang. Wuih, pokoknya InsyaAllah gue dapet banyak pahala deh berurusan sama dia. Amin.
Mungkin gue masih shock. Butuh waktu untuk nerima “jabatan baru” gue, Butuh waktu lagi buat mengatur waktu lagi yang baik seperti apa. Keadaan emosi gue sangat mempengaruhi motivasi gue dalam bekerja. Itu kesalahan dan kekurangan gue yang paling utama. Tugas-tugas dengan sengaja ngga gue perdulikan. Apalagi menulis blog yang menurut gue adalah urusan ke-sekian. Buat gue kehidupan queer adalah urusan ke-sekian. Kalau tugas-tugas kuliah gue aja gue cuekin, apalagi urusan homo-perhomoan.
Mudah-mudahan dalam waktu seminggu ini semuanya bisa gue atur dan perbaiki. At least first step gue adalah mengakui bahwa gue punya masalah. Next step: Fix it.
Oh ya, selamat hari AIDS sedunia. Jangan gonta ganti pasangan sembarangan. Kalian manusia, bukan binatang. Kalau mau jadi binatang pun, pakai otak sedikit lah dan gunakan alat kontrasepsi yang benar. Jangan kira AIDS cuma terjadi di Afrika dan Amerika. Silahkan Google sendiri udah berapa orang AIDS di Indonesia yang bahkan terjangkit bukan karena perilaku seks bebas. Control your life, humans.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar