Halaman

Senin, 23 Maret 2009

Kaum munafikun

Oh, how I really hate cheaters.
Pengen nendang congornya pake ujung runcing sepatu gue.
Munafikun kelas kakap.
Gue besar dan dikelilingi pelaku adultery, that’s why I hate them so.
Mau alesan apapun, kaya kata Mithya…ga menjustifikasi lo jadi peselingkuh.

Mau laki, perempuan ataupun bencong. Lo selingkuh ya lo selingkuh. Lo MUNAFIK.
Dan lebih geli lagi kalo lo masih punya nyali buat mamer.
Cuih. Pengen muntah di muka lo.

Alesan terakhir dari seorang keluarga deket gue untuk selingkuh adalah karena pasangannya ga bisa buat dia bahagia. Lo pikir, anak lo bahagia tau ibunya selingkuh ngejual selangkangan demi kebahagiaannya sendiri?
Lo pikir anak lo ga dendam bertahun-tahun? Lo pikir anak lo ga nyimpen marah? Lo minta anak lo buat memahami lo?

-
“Nak…ayah masih mending ga ninggalin kamu dan mama. Di luar sana masih banyak ayah-ayah yang lain, yang selingkuh dan pergi gitu aja ninggalin keluarganya”

-
“Iya, Ayah. Masih untung aku ga siram istri ayah pake air raksa terus ngebuat anak-anak monyet itu jadi makanan anjing. Di luar sana banyak anak yang melakukan hal itu, Yah”

-
“Mama waktu itu masih muda, mama ga pernah bahagia.”

-
“Iya, yang terakhir kan mama umur 40, anak mama udah kuliah dan juga jarang bahagia. Oh, indahnya hidup.”


----God, kenapa Kau ijinkan para munafikun ini menikah dan menjadi orangtua kami?

2 komentar:

Anonymous mengatakan...

aku juga hidup dalam keluarga seperti itu...ironis yuah..hehehehe..


Salam

THUT

Mithya mengatakan...

"Dan lebih geli lagi kalo lo masih punya nyali buat mamer.
Cuih. Pengen muntah di muka lo."

perfect.