Halaman

Sabtu, 13 Desember 2008

Terkadang pingin banget bisa nyatuin semua fragmen diri gue yang terpecah-pecah jadi beberapa kepribadian. Entah mulai kapan gue mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda-beda. Situasi, kondisi, lingkungan, emosi dan siapa yang gue hadapi yang akan menentukan apa yang akan jadi prinsip gue detik itu.

Gue punya kebiasaan menulis semenjak gue kelas 4 SD. Buku diary gue waktu itu warna pink dan covernya Sailor Moon. Yep, I like Sailor Moon hihihi.. Bahkan sampe sekarang menurut gue salah satu cerita komik yang pantes disebut legenda ya Sailor Moon (termasuk Doraemon dan Dragon Ball, hehehe). Sekarang buku itu ada sama Lushka. Kenyang deh gue dicela-cela sama dia setelah baca,hahaha..ya lo bayangin aja, itu buku hasil curahan otak Mithya kecil dari kelas 4 SD sampe 1 SMP. Mungkin Lushka bisa lebih ngerti gue karena semua rahasia hidup yang gue jalanin dan apa yang gue rasain tumpah ruah di buku Sailor Moon pink itu. Bisa dibilang gue melakukan sesuatu yang berhubungan dengan penyiksaan dan darah dari kecil. No, tidak dengan binatang =D

I got another diary ketika buku itu habis. Kali ini covernya mendingan: Bugs Bunny. Gue mulai sadar kalau gue suka banget nulis dan beli buku diary itu dari toko Warner Brothers asli. Bela-belain banget. Nah, kalo buku yang ini kayaknya haram buat dibaca orang lain (Ngga Lushka! Kamu ngga oleh baca!). Soalnya kebiasaan gue menulis spontan yang ada di kepala masih tetep terasah dengan baik, bahkan jauh lebih mengerikan, hehe..Every lies I made, Every stupid thought atau yang eventually gue lakukan semuanya tercatat dengan baik dan penuh emosi anak remaja. Sumpah kalo sampe itu dijadiin buku otobiografi, people would know easily what kind of a person Mithya is.

Gue masih tetep nulis sampe kuliah tapi jarak antara satu cerita ke cerita yang lain jadi jauh banget dibandingin jaman SD yang bisa setiap hari (Bisa keliatan tuh jaman SD betapa kita punya waktu luang buanyaaaak banget, and I use it to watched TV and wrote diaries =D). The name of boys I dated and girls I screwed atau sekedar TP-TP, lengkap semua disana. It was Mithya’s blackbook if I die someday, hahaha...(ayang, kalo ada apa-apa kamu yang pegang buku itu ya..takut mama sakit jantung)

Gue mengenal blog sekitar 5 tahun yang lalu. Easily I got drawn to it dan mulai nulis kaya orang gila, ngga membedakan apa yang biasa gue tulis di diary untuk pribadi maupun di blog untuk dibaca orang lain. I guess I found bliss in writing. Lebih adiktif dari heroin atau masturbasi. Ketidakmampuan gue untuk meregulasi emosi atau membendung imajinasi gue yang sering terlalu liar dengan mudahnya gue salurkan lewat menulis. That’s why I always doesnt give a fuck with what other people think on what I write atau seperti yang baru terjadi, murka kalau ada yang ngasih tau peraturan-peraturan yang harus dituruti ketika menulis. Blog bukan lagi sekedar rumah, blog adalah dunia gue...yang terpecah-pecah.

Sebenernya I look at it like writing a song. Seperti pribadi gue yang suka dengan berbagai macam musik, gue juga suka berbagai macam cara menyampaikan isi kepala gue. Of course di blog ini cuma satu fragmen dari diri gue yang kembali dibatasi oleh sebuah nama, situasi, kondisi dan siapa yang membaca.

My God of writing is Mr. X, seorang novelis yang gue puja-puja karena kemampuan dia menyatukan dunia khayalannya dan fakta ilmiah. Of course I cant write down his name, karena kalau gue sebut, kayaknya gue satu-satunya cewek yang paling sering menggembar-gemborkan betapa gue cinta banget sama bapak yang satu ini. Dan Mr. Marshal Matters. Orang-orang yang ngga bisa ngerti liriknya dan ngga connect dengan cerita-ceritanya menurut gue orang yang ngga pernah ngalamin masa-masa sulit di hidupnya (dan sedikit kehilangan akal). Coz sometimes you do want to slit someone’s throat atau membenci suatu hal tanpa perlu memberikan alasan yang jelas dan mengumbar-umbarnya keseluruh dunia. That’s the beauty of writing dan letak nikmatnya. Mr. Matters juga punya kepribadian yang tercerai-berai jadi Eminem dan Slim Shady dan gue iri sama dia karena dia bisa mempertontonkan setiap kepribadiannya dengan bebas ke seluruh dunia. He hates gay and pop music tanpa perlu beralasan A, B, C, D terus tiba-tiba nyanyi sama Elton John dan Christina Aguilera. He can be evil or angel anytime he wants. Bahkan gue ngarep banget bisa punya ayah kaya dia, I mean it.

Di dunia gue yang lain, kepribadian gue yang lain, nama gue yang lain (in other words, my other blogs), gue bebas bilang mau ngebunuh orang, ngehajar kepala orang sampe pecah dan di lain waktu gue cerita betapa gue cuma pingin meluk orang itu, membela islam dan mengutuk teroris, menghina cinta dan seks lalu menceritakan perasaan gue jatuh cinta dan betapa nikmatnya seks. Ain’t nobody in the world telling me what I can say or think di blog. Karena cuma di blog satu-satunya tempat gue mengobati rasa terkekang gue di dunia nyata. Penting buat gue menyatakan di setiap blog yang gue punya kalo manusia harus bisa jadi jahat di satu waktu dan baik di waktu lainnya dalam keadaan sadar.

Gue cuma berharap suatu saat gue bisa menyatukan seluruh fragmen diri, kepribadian, semua nama yang gue pake dan menunjukkan ke dunia kalau this is me. I’m not crazy, I’m just a human being yang memaksimalkan seluruh kemampuan dan gift akal yang dikasih tuhan dan berani mempermainkannya.

Tidak ada komentar: