Halaman

Rabu, 11 November 2009

Menye-menye

Ngga tau apa orang-orang familiar dengan istilah “menye-menye” karena beberapa kali ketika gue dan Lushka menyebut kata itu di masa blog ini masih seumur jagung, banyak yang minta dijelaskan. “Menye-menye” sebenarnya kalau mau diartikan dengan satu kata lain adalah “cengeng”. Kalau mau dielaborasi bisa jadi artinya mendayu-dayu dan dramatisasi yang ujung-ujungnya jadi norak dan membosankan. Kami bukan penggemar bacaan menye-menye.

Seperti apa tu bacaan menye-menye? Kalau bacaan itu terus-terusan membicarakan cinta, emosi, dan perasaan. Ngga ada jeda sedikit pun membicarakan tema lain. Ituuuuuuuuuuu aja. Lebih parah lagi kalau isi bacaan itu ditulis dengan bahasa/kata-kata puisi, dan kiasan yang melambung-lambung. Pusing. Enek. Mau muntah. Huwek.

Gue ngga lebay. Udah beberapa kali gue dan Lushka blog walking dan menemukan bacaan-bacaan “menye-menye” ini. Hasilnya kami beneran pusing dan mual. Habis itu biasanya saling telpon dan marah-marah, hehe..kena imbas hormon si penulis kali. Ya, itu namanya kesandung sial.

Untuk gue pribadi, gue lebih suka membaca blog yang isinya tentang keseharian. “Menye-menye” sekali-kali boleh banget. Kayak blog kami sendiri pasti ada bagian-bagian “menye-menye” yang bisa menimbulkan rasa mual buat yang baca. Entah, menemukan sebuah blog yang sederhana seperti buku harian saat ini susah sekali ditemukan. Apa orang sudah ngga menghargai kesederhanaan lagi? Apa menulis selalu harus tentang memamerkan kemampuan menulis atau intelegensi? Bagaimana dengan cerita-cerita seperti kejadian sehari-hari di kantor, sekolah, atau keluarga? Mengantri di supermarket dan membicarakan kasirnya yang sebentar-sebentar mengupil misalnya. Atau tentang kegiatan di dalam ruangan selama hujan. That simple aja.

Gue suka “melihat” siapa manusia yang ada di balik tulisan itu. Dasar inti dari si penulis. Apa yang membuat dia bergerak. Kita pasti tau yang namanya manusia itu adalah makhluk yang sangat kompleks. Hidup manusia ngga hanya berurusan dengan emosi dan cinta saja. Mulut, tangan, dan akal yang diciptakan tuhan tidak hanya bisa digunakan untuk menulis puisi atau kata-kata indah. Itu hanya bagian kecil dari dirinya. Betapa besarnya kemampuan seorang manusia untuk bergerak! berkarya! Sayang aja kalau semua energinya dihabiskan untuk satu tema. Makanya gue sering ngga tertarik dengan blog-blog yang menggunakan bahasa-bahasa formal atau full kata-kata cengeng. Rasanya palsu dan berlapis-lapis. Gue suka kata-kata yang segar! Vulgar! Apa adanya dan berani membuka diri. Apa iya mengatakan “saya sedih” aja harus selalu diungkapkan dengan “awan menggantung mendung, langit beradu kelabu”?

Mungkin preferensi ini karena di kehidupan profesional, gue disuruh menganalisa hidup manusia yang penuh dengan segala tipu daya muslihat. Baik manusia normal atau pun ngga normal. Lalu gue pulang ke rumah dan memilih dengan senang hati membaca blog yang “meminta” untuk menganalisa dirinya untuk dimengerti? Ngga, terima kasih. Gue capek. Gue pilih yang gampang aja deh. Dibayar juga ngga *grin*...Membaca blog orang lain dan menulis blog sendiri merupakan kegiatan leisure gue. Jadi pilihan gue jatuh ke blog yang menceritakan dirinya secara sederhana. Menceritakan tentang si penulisnya yang sangat manusiawi dan menjalani kesehariannya seperti orang-orang lain. Terlebih yang mampu mengintegrasikan semua aspek dirinya ke dalam blognya. Sisanya untuk kapan-kapan aja deh kalau ngga lagi capek.

Bukan berarti juga gue dan Lushka terus BT sama para penulis bacaan “menye-menye”. Bacaan-bacaan ini juga cuma satu aspek dari kehidupan si penulis. Mungkin jadi “menye-menye” karena medianya cuma di situ aja? Kita ngga bisa menilai seseorang hanya melalui satu tema dalam hidupnya toh? Hmm..itu kali ya yang juga bikin gue sebel? Ngga bisa menebak bagaimana orang itu sebenernya dan terpaksa menilai secara singkat, yaitu memuakkan hahaha...

Tulisan ini bukan bermaksud menggurui apa yang seharusnya ditulis oleh seseorang ya. Cuma pendapat tentang apa yang kami sukai. Kami juga ngga lupa kok sama yang namanya kebebasan mengekspresikan diri.

9 komentar:

Anonymous mengatakan...

that's why i luv your blog fu*kin much.. ga ribet kaya yg laen

-c-

Mithya mengatakan...

Kalau ada bagian blog kami yang menye-menye ditelen aja lagi muntahnya ya, soalnya gue sama lushka juga cewek yang tiap bulan hormon estrogennya meningkat hihihi...

Thank you fucking much -C- =)

Mithya mengatakan...

Ngga tauuu..ngaku-ngaku aja looo..hahaha....

alifiaonline mengatakan...

Setuju, mbak... Capek kepala baca blog menye-menye

rid mengatakan...

menye-menye dikit nggak apapalah mit ;p

Mithya mengatakan...

Mba Alifia: wuaaahh..dapat kunjungan dari Bu guruuu...blognya menyenangkan lho mba, ngomongin sekolah dan anak-anak. Salut! ^^ thanks buanged for dropping by

Luna: sini tak pijitin...

Rid: boleh kok Rid..dunia maya masih dunia bebas kok =) kalo menye-menyenya ngga dikeluarin ntar juga ngga sehat hahaha...

Sinyo mengatakan...

menurut aku, sepanjang tulisan itu jujur apa adanya, mengapa tidak??? menye menye kan dah lekat ama kehidupan lesbonk??? ayooo ngaku aja dehhh sapa yang sampe sekarang belum mnrima diri sebagai lesbonk??? hehehe...

daripada tulisan menye menye yang telah direkayasa agar terlihat tegar dan menemukan solusinya??? Jujur ato tidak sih tuh????

Mithya mengatakan...

Makanya gue bilang kan gue ngga menggurui apa yang seharusnya ditulis orang. Gue ngga melarang orang mau menulis apa. Itu kebebasan berekspresi. Gue berkomentar dari sisi seorang pembaca aja. Tentang apa yang gue dan Lushka pilih untuk baca dan apa alasannya. Terlebih kalau membicarakan blog yang nb biasanya tentang diri si penulis. Buat kami malah lebih jujur, lebih sederhana, dan lebih menarik ketika si penulis membicarakan hal-hal yang luas dan ngga pakai balutan tepung, gula, keju dsb. Ngga cuma tentang cinta dan perasaan. Kalau ada yang suka membaca yang "menye-menye" itu kan berarti pilihannya mereka. Ngga ada yang salah juga. Bukan karena kami mencap suatu tulisan "menye-menye" lantas kami merasa lebih baik dari si penulis. hii..amit-amit tuhan jauhkan kami dari kesombongan.

Tu, sinyo aja langsung berpikir gue nulis pasti tentang blog lesbian. Padahal ngga. Gue kali ini membicarakan secara general. Nah, kalo ngomongin Les, gue pernah juga nulis singkat tentang itu.

http://frieddurian.blogspot.com/2008/08/lesbian-blog-overseas-are-better.html

Wajar aja kalo kita jadinya berpikir les identik dengan menye-menye. Padahal mungkin cuma les indo, atau les yang di negara yang belum bebas menerima homoseksual, atau cuma praduga aja padahal kita kan ngga bener-bener udah ngitung semua blog les PASTI menye-menye, atau terpengaruh beberapa tokoh "panutan" yang menye-menye terus berpikir "menye-menye" itu keren? =) Belum ada fakta jelasnya, jadi kita semuanya kemungkinan berasumsi bahwa lesbian itu "menye-menye". Gue sih berpikir masih banyak cewek les diluar sana yang belum menulis. Dan gue yakin lesbian-lesbian ini ngga semuanya "menye-menye".

Kalau masalah jujur sih balik lagi ke penulisnya. Mana kita tau kan dia jujur atau ngga. Uda beberapa kali kenal orang yang secara "jujur" emang "menye-menye" dan berlebihan, hehehe..setiap orang kan punya topeng. Yang pasti kalau ada orang yang seperti itu, gue dipastikan ngga berminat membaca terus =P

Lushka mengatakan...

Waaah,ada Ibu Al,senangnyaaa...aku suka dgn cara pengajarannya lho,mbakyu.keren

Gw setuju dgn apa yg mith2 ud blg. Terserah org mau nulis apa dan tserah yg punya mata buat nerusin mau baca atau ga. Hehehe. Buat gue bdua yang pcicilan dan pecilakan, satu tema itu boring, tp mana tau kan penulis 1 thema itu seorang pencandu kategori. Mungkin bisa jd dia punya byk blog, tp gue kesandung di kategori menye-menye. Ini pandangan kita sebatas hasil membaca tulìsan orang.

And yes, we're not only talking abt lesbong-lesbian kecebong. Kita ngomongin lestak-lesbian *pd nebak katak kan?bukan katak, week* - lesbian pitak.kekeke. Maap djayus.

Menye-menye, go ahead.