Halaman

Jumat, 08 Januari 2010

I love you, Mithya

Satu setengah setahun yang lalu, gue masih ngancem akan ninggalin Mithya kalau dia sampai nyakitin dirinya sendiri lagi.
Lebih karena alasan egois, once she hurted her self, berarti dia segitu helplessnya dam gue ga berguna. Gue coward, gue punya kecenderungan untuk ninggalin orang kalo gue rasa orang itu udah ga mau dibantu, padahal lebih karena kepengecutan gue - gue takut ditolak, ga berguna dan terhina.

Di tahun pertama jadian, beberapa kali Mithya ngalamin breakdown dan dorongan untuk self injured selalu ada, tapi ga pernah dia lakuin in just because dia ga mau gue pergi dan actually she finds another way to expressing her pain, secemen nangis atau curhat. =)

Di satu incident, dia ga sengaja ngebaret tangannya, tapi secara cepat dan bodoh gue ga mau denger kata 'ga sengaja'nya itu. Dia lagi ngedrop, playing with the sharp thingy and accidentaly ngebaret, tapi gue nganggep dia udah ngelanggar rules gue, i break her up. Kita nangis bareng. It was soooo stupid. Maaf ya, yaaang.

I know, kalo yang gue lakuin itu salah, mengancam itu ga membantu, at all. The beast lay still. Gue numpuk gunung merapi di dada Mithya. Dia nahan diri supaya ga nyakitin gue dengan tidak self injured. She loves me but i just dunno what to do. Gue pikir, kalo dia ga nyakitin dirinya sendiri lagi, things will be OK. At least ga ada luka yang terlihat secara kasat mata.
Gue ke GR an segitunya, kalo ada gue, semua baik-baik aja. hehehe.

Lalu, di break down yang terakhir, dia bilang ama gue, that dia hampir ga peduli lagi ama dunia, it hurts me. Tapi dia juga bilang ga mau gue pergi *maunya apa sih, mbaaa?*, dia juga bilang nobody understand her. But she wants me to know how does it feel.

And i stumbled upon this website, http://self-injury.net/information-recovery/family-and-friends, somehow - gue ngerasa bersalah banget tapi juga lega banget, masih dikasih kesempatan buat memperbaiki 'cara' gue ngadepin Mithya.
Gue belajar cukup banyak dari website ini, at least ngebaca tulisan SI-ers membantu gue untuk lebih ngerti Mithya, though gue ga akan sepenuhnya ngerti.

Dear Mithya, sayangku, I am sorry - aku ga bisa ngebantu kamu banyak.
I am here. I know it counts =)

ps.
- temans, kalo lo punya teman/sdr/pacar yang SI, please dont tell them it stupid, you're not helping. Mereka ga bodoh, most of them are smart people. Ini cara mereka untuk bilang they can't bear the feeling. Daripada menghakimi , lebih baik cari tau gimana cara membantu mereka.
- I wont blame her, if she want to SI, I don't like it, but i know, she knows how to handle it. Semua risks dia yang tanggung.
- Ayang, pengen meluk kamu, terus aku berubah jadi sponge triangle pant's absorbing semua hal buruk di kepala dan di dada kamu.

2 komentar:

Anonymous mengatakan...

Empati buat mithya, and im so sorry for calling u stupid. I dunno, i thought theres's gotta be another way to overcome ur whatever. But stil, gw tetep ga tau apa2 soal hidup lo. Maap ya kepneg. Dan seperti d'nasib bilang, jangan menyeraahh jangan menyerahhh ah ahhh..(echo)

Salut buat lush

Loph u sistas

-cesca-

Mithya mengatakan...

=) it's ok Sis. Gue tau kalo lo ngga ngerti dan paham banget kenapa orang berpikir itu bodoh. Memang lebih mudah untuk langsung menilai segala sesuatu dari kacamata logika. For me, its not stupid. It works. thx lho mau ngomong up front. you're a girl with a very big heart ^^ thanks

to Lushka: Yep, di hari kamu SMS dan bilang kamu ngga mau ngancem lagi, beban aku langsung ilang. Ur the best ever! aku beneran ngga nyangka kamu mau susah payah nyari tau bahkan sampe ngerti what to do. I need to do this. Bersyukur aja pacar kamu masih obsesif kompulsif, jadinya masih perhitungan banget sama kebersihan hehe...I love you.