Harapannya sih artikel ini jadi artikel informatif aja. Jangan sampe jadi motivator yang baca untuk malah nyari tau (alah, padahal sih menurut gue juga udah pada tau, hehe..) atau malah gue dikira pervert hihi...oh, umm..mungkin perlalu dikasih warning kalau isinya untuk 17 tahun ke atas yaa..=D
So, tadi sore gue akhirnya memuaskan hasrat keingintahuan gue, bukan hasrat yang lain, tentang JAV atau Japaness Adult Video atau film porno Jepang. Dari dulu gue selalu bertanya-tanya sama dua hal tapi males googling buat nyari tau hihi..
1. Kenapa sih bintang porno cewek Jepang selalu mendesah seperti kesakitan dalam adegan sex?
Ternyata seperti dugaan gue, jawabannya memang sangat berhubungan dengan budaya Jepang "Seme" dan "Uke". Istilah ini sih gue kenal pertama kali di Yaoi (gay hentai), tapi ternyata di Jepang sendiri ngga hanya berlaku untuk kaum gay. "Seme" artinya giver/yang memberi dan "Uke" artinya receiver/yang menerima. Soooo....menurut budaya mereka (dan mungkin seperti budaya dunia sebelah timur kebanyakan), kalau yang namanya wanita itu hanya sebagai penerima saja. They dont Do sex. Sex is Done to them. Haiyaaa...ngga hanya dalam perilaku sex, kita juga tau kalau umumnya perempuan di Jepang itu masih jadi warga kelas dua, dianggap lemah, harus memiliki rasa malu dan sopan santun yang tinggi etc. Jadi, HARAM hukumnya ketika melakukan hubungan sex mereka terang-terangan menunjukkan rasa nikmat atau suka. Buat para cowok Jepang mungkin juga ada perasaan bangga tersendiri ketika melakukan hubungan sex, mereka yang "berkuasa". Gue belum liat yang Yuri (lesbian hentai) katanya lebih kacrut lagi hahahahaha...gue sih dengernya kesel. Pingin gue bekep mulutnya =P
2. Kenapa film porno di Jepang punya hukum mensensor bagian alat kelamin?
This one is quite interesting for me. Buat gue pribadi sih bodoh aja ada film porno yang jelas-jelas tujuannya udah amoral tapi bagian alat kelamin disensor/diburemin. Ternyata latar belakangnya cukup menarik. Buat yang ngga ngerti maksud gue apa, kayak gini nih..hihi..
Sejak Jaman Meiji (yang ini coba belajar sendiri atau inget-inget pelajaran SMA. Kalau gue jelasin lagi Jaman Meiji nanti jadi pelajaran Sejarah Jepang), sebenarnya pornografi sudah dilarang oleh pemerintah. Alasannya tentu saja merusak moral. Menurut orang Barat sih itu atas pengaruh budaya masa Victorian juga yang melarang pornografi. Tapi lucunya, ketika perang dunia 2 berakhir dan Jepang dibanjiri oleh bangsa-bangsa Barat, mereka dikenalkan dengan "kebebasan berekspresi". Pornografi kembali diperbolehkan. Namun berhubung Jepang masih memegang prinsip "pornografi merusak moral" maka bagian kelamin harus disensor *terjengkang* ya, ya, selalu ada double standard dimana-mana dan JAV adalah salah satu yang menurut gue unik.
Lebih uniknya lagi, ternyata ada lho dikembangkan dan diperjual belikan suatu alat yang fungsinya untuk menghapus si kotak-kotak burem penghalang kelamin itu. Katanya sih penggunaannya susah, soalnya harus diarahkan tepat ke kotak-kotak burem untuk menghilangkannya. Bwahahahaha...gue ngga kebayang lho ada orang-orang yang segitu niatnya sambil melototin layar PC berusaha mencari sasaran yang tepat. Padahal Adult video yang tidak disensor juga jumlahnya udah jutaan, gratis pula hwehehehe..dan jangan kira alat ini ngga laku. Bisa dijual sampai ratusan dolar. Ada-ada aja ye.
Yah, cukup sekian bagi-bagi informasinya, sepertinya Lushka sudah hampir tiba. Jangan sering-sering nonton film porno yaa..nanti ejakulasi dini hehe..dan tolong dikoreksi kalau ada yang salah mengenai informasi ini ^^
cheers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar