Halaman

Senin, 11 Januari 2010

Si tukang minta tolong

Kemarin Lushka cerita ke gue kalau dia dimintai tolong oleh seseorang. Tapi dia masih bingung bagaimana cara menolongnya. Minta tolongnya sih sepertinya manis, walaupun hanya lewat SMS. Akhirnya Lushka me-reply dengan mengatakan bahwa dia masih bingung bagaimana caranya menolong si tukang minta tolong ini. Hihi..coba kita hitung ada berapa kata tolong di paragraf ini.

Hari ini Lushka cerita kalau dia ngerasa ngga enak karena si tukang minta tolong ini ngga me-reply balasan Lushka lagi. Woh! ngga salah!? Gue langsung bilang kalau dia ngga perlu merasa bersalah. Malah seharusnya Lushka merasa tersinggung. It's a request of favor. Kalau memang Lushka ngga bisa, mau apa? Gue sih ngga heran sama kelakuan si tukang minta tolong ini. Udah terkenal ngga punya sopan santun memang orangnya. Katanya tingkat pendidikannya udah tinggi, katanya udah cukup matang usia, bahkan mengaku profesional, tapi ngga mengerti sopan santun meminta bantuan...hmm..

Kejadian ini udah terjadi beberapa kali dan ngga hanya terjadi sama Lushka. Kalau butuh dia manis banget. Kalau ditolak langsung hilang kayak angin. Gue yakin temen-temen pasti juga punya pengalaman kenal orang-orang seperti ini. Ngga perlu merasa bersalah. Itu namanya orang egois. Yang penting, kita sebagai orang yang beradab harus tetap sopan aja. Untung dia bukan temen. Sekedar kolega berbisnis. Makanya sekarang jelas kenapa orang malas berbisnis dengan si tukang minta tolong ini. Ngga punya tata krama. Kalau temen sih sila wae tinggal ditegur.

Mam, be respectful to my girlfriend. She's not your tool. Coba belajar lagi bedakan antara basa-basi dan sopan santun. Sepertinya anda terbolak-balik.

Tidak ada komentar: