Halaman

Senin, 01 Maret 2010

Arti jadi homo itu..hmm..


Sebulan yang lalu gue ngebantu salah satu lembaga LGBT dan dapet beberapa brosur dan booklet tentang homoseksualitas. First thing yang muncul di pikiran adalah panik mau simpen dimana karena takut kelihatan orang rumah, hahaha..nasib, nasib..ini namanya psikolog parno padahal pekerjaan adalah kamuflase terbaik =D

Karena gue harus pergi ninggalin rumah selama beberapa hari, gue harus simpen brosur/booklet ini di tempat yang ngga gampang dibongkar-bongkar orang rumah. As I throw it under my desk, gue mikir lagi...kenapa ini brosur ngga gue baca baik-baik ya? Semenjak gue pegang, cuma asal liat-liat bentar terus disimpen. Secepet gue nanya sendiri, jawabannya langsung keluar: gue sotoy karena ngerasa bagian dari komunitas itu. Hmm..gue jadi berpikir lagi, banyak ngga ya yang perilakunya sama kaya gue? Karena merasa udah bagian dari suatu komunitas, dia ngga cukup perduli untuk cari tau atau bahkan berasa udah ngerti banget. Apa sikap seperti ini ngga apa-apa? Wuiiihh..salah banget.

Coba tanya ke diri sendiri, kalian termasuk dalam komunitas apa aja? Pasti banyak banget. Kita ambil contoh sebagai komunitas Warga negara Indonesia misalnya. Kalau gue tanya apa arti dari menjadi warga negara Indonesia tau ngga? Tahu semua hak dan kewajiban kalian sebagai WNI ngga? Tahu hak dan kewajiban WNI lain ngga? Masih hapal undang-undang dasar yang udah diganti beberapa kali itu? Kalau gue tanya pasal 29 yang membicarakan kebebasan beragama, tahu batas kebebasannya? Exactly! Padahal kita diajarin lho di sekolah dari kecil tentang menjadi Warga Negara Indonesia. Semua yang gue tanyain itu udah pernah kita hapal mati untuk diuji tiap semester/cawu. Lha, ini jadi homo baru setengah hidup lo, ngga ada yang ngajarin, ngga ada peraturan yang jelas, udah mau sotoy. Coba deh pelajari diri kalian dengan lebih baik. Pelajari apa arti menjadi homoseksual. Baik dalam arti harfiah, kemungkinan berfungsi di masyarakat, sampai masalah moralitas. Selain pengaruhnya ke diri lo, apa aja pengaruh menjadi homoseksual di lingkungan keluarga atau pekerjaan misalnya. Have you think thoroughly about that? Sudah pernah mencari tahu tentang hal-hal itu? Jangan berhenti di komunitas LGBT aja juga. Pelajari tuh apa arti jadi orang Indonesia, jadi orang Islam/kristen/hindu/budhis, dokter, jurnalis, orang tua dll.

Terkadang gue mendengar berita-berita beberapa manusia yang punya agenda sendiri dan berteriak-teriak (katanya) memperjuangkan suara para kaum homoseksual. Hmm..mirip ya sama para pendemo penjabat di luar sana yang juga melakukan hal yang sama. Ada berapa orang yang "ngga ngerasa tuh diwakili sama mereka"? Well, I sure hell know a lot of my friends feel that way.

Makanya kenapa gue suka freak banget sama yang namanya definisi. Kenapa gue mau cape-cape google arti kata "queer". Kenapa gue mau buka-buka lagi semua buku psikologi dan mencari pembahasan homoseksual. Gue ngga mau salah mengartikan atau sok tau walaupun gue termasuk dari komunitas Queer. Selain dari masalah mengerti dengan komunitas itu sendiri, subtextnya adalah arti yang didapat dari menjadi seorang homoseksual bisa sedikit berbeda kalau sudah berhubungan dengan pengalaman pribadi. Dari memahami dan mengerti diri sendiri, kita harus memahami dan mengerti orang lain yang tempelan di jidatnya juga sama-sama homo. Kalau arti jadi lesbian buat lo adalah memperjuangkan hak, bukan berarti bagi lesbian lain dia perlu memperjuangkan hak-nya juga. Setiap individu punya kebebasan bersuara dan mengejar goal-nya sendiri. Coba cari tahu apa arti menjadi seorang homoseksual bagi orang lain. Karena, NGGA, bukan berarti mereka punya pikiran dan perasaan yang sama dengan lo walaupun sama-sama lesbian/homo/queer.

Some gay people embraced his/her gayness as a way of life and other gays dont. Nothing wrong with either and no one is better than the other.

Anyhei, sudah mengerti arti menjadi seorang homoseksual? =)

4 komentar:

aries mengatakan...

takjuBB (pake double B) entah takjub kenapa, karena cara penulisan mith2 ato karna otak gw udah ga bisa mencerna pembahasan2 lain selain pekerjaaannn,, bahkan urusan kantor sering ga bisa cepet conect juga(curcol) argggghhh otak gw menumpul

Sinyo mengatakan...

ehmmm sesama hombrenk, perasaan ato cara pandang belum tentu sama... iya juga seh...

AL mengatakan...

Kalo mengerti menjadi homoseksual, jelas gak ngerti saya. Lah iyalaaah…
Tapi saya jadi tahu kalau menjalaninya dengan berbeda beda juga, ya.. Tapi bagi saya sendiri sih, dunia L selalu gelap. Bukan arti negative loh maksud saya, namun saya gak pernah tahu. Bahkan setelah saya gak sengaja menemukan sepocikopi atau blog blog L, teteup aja bagi saya masih gak terjangkau dan tak terpahami. Well, mungkin karena saya bukan bagiannya.
Salah satu hal yang saya paling heran mungkin adalah kadar keparnoannya ini. Karena yah bagi saya kok aneh aja. Saya kira, kalo perempuan dekat dengan perempuan kan wajar wajar aja. Bahkan bagi lawan jenis kita Bagi laki, lihat cewe peluk pelukan cipika cipiki bilang lo cantik manggil cinta mereka akan membatin ah dasar cewe sama seperti cewe yang ngedenger cowo ngobrol sering nyerempet sex akan bilang dasar cowok. Apalagi kalo Cuma menyimpan brosur, menulis cerpen bertema LGBT itu, memangnya orang akan langsung nyangka yang nulis homo ya? *garuk garuk kepala* Tentu, saya bukan L sih jadi gak ngerti bagaimana rasa parnonya itu yah, heheh….
Well, seperti kata Mbak Mithya, setiap orang mungkin akan berbeda memahami dan menjalaninya, termasuk pun menyikapinya Berdasarkan pengalaman diri atau kadar penerimaan dan kenyamanan kita pada diri sendiri yang kemudian mempengaruhi kita untuk berpendapat atau memperlakukan hal hal yang asing bagi kita. Banyak orang yang merasa terancam dengan apa yang mereka tidak pahami, namun tidak semua, atau dalam kadar yang berbeda beda.

Mithya mengatakan...

Aries: dengan kata lain tulisan gue ngga karuan ya? hwehehe..

Sinyo: sebenernya ngga harus jd homo jg semua org kan beda-beda, cuma ngingetin buat yang ngerasa kalau sama-sama homo artinya ngerti dengan keadaan homo lain =) I sense a "but..." sinyo?

Al: Yep, seperti yang gue coba jelasin, yang sama-sama homo aja ngga berhak bilang dia mengerti homo lain, apalagi yang bukan =) bukan dalam arti offensive yaa.. tapi memang ngga mungkin. Simpati masih mungkin.

Dunia lesbian digambarkan dengan kata "gelap" emang cukup tepat juga, Al. Homoseksual pada umumnya memang sangat tertutup. Susah juga mengekspresikan diri. Mencari teman ngobrol aja ujung-ujungnya harus sesama homo juga, karena jarang diluar komunitas yang ngerti.

Untuk keparnoan, menurut gue ada 2 hal yg menyebabkan:
1. rasa bersalah si homoseksual itu sendiri. Sama aja untuk orang-orang yang melakukan kejahatan kriminal misalnya, pasti parno kan ketahuan orang. Padahal siapa bilang orang pasti tahu? Perasaan diliatin atau dituduh dengan kata-kata nyerempet orang lain dll.
2. Takut reaksi masyarakat yang ngga welcome. Bagaimana pun juga manusia kan ingin diterima dan ngga dibedain. Jadinya parno-nya intensify. Tapi itu pendapat gue pribadi. bBisa salah, bisa juga ada alasan lain yg gue belum tau. Apalagi dulu waktu gue masih berpenampilan butch. Kalau udah terlihat seperti cowok dan "mesra" dgn cewek lain, rasanya bisa langsung ditebak orang lain sebagai lesbian. But again, that's me yang penuh dengan perasaan bersalah hahahaha...tapi emang bener, lesbian punya keuntungan tersendiri dbanding gay cowok dalam masalah PDA. Hehe..Nah, another point, buat yang straight ada yang ngga sadar kalau beda lho "mesra" temen sama pacar. Buat yg homo udah terlatih bedain hihi..

Ini udah buat postingan sendiri kayaknya hahaha...senangnya tulisan gue yang berantakan ini masih bisa dipahami. hihi..dan gue masih bersyukur ada orang-orang straight kaya mba yang masih open minded. Thanks again for commenting ^^