Halaman

Rabu, 24 Maret 2010

Ratu Kim

Here’s a thought. Im gonna write about my thought here. I believe what I’m gonna talk about is pretty much in everyone’s thought..kalo berpikir dengan pikirannya sendiri. Dari sekitar dua tahun yang lalu, gue berkenalan dengan seseorang yang menyebut dirinya “lesbian”. Lesbian ini memiliki sebuah perkumpulan yang sepertinya kalau gue ngga salah kira, ingin memajukan para lesbian di Indonesia. I have no problem with that. Mari majukan semua warga negara Indonesia. Gue beneran berharap dari ujung Sumatera sampai ujung Irian Jaya semuanya pinter-pinter. Amin!

Dari hasil memperhatikan si Lesbian, sepertinya dia termasuk salah satu orang yang pintar. Bahkan dia bilang sendiri kok berulang-ulang kalau dia pintar. Ok, mari kita singkirkan dulu hujatan “sombong”. Kalau memang pintar ya hak dia untuk mengatakannya toh? Tapi yang jadi ganjalan buat gue, kenapa dia ngga mau membagi kepintarannya ini ke orang-orang sekitarnya? Terlebih kalau keinginan perkumpulannya adalah cita-cita memajukan lesbian lain. "Membagikan" dengan "memaksakan" itu beda lho. Coba deh cek ke Kamus Besar Bahasa Indonesia. Atau gue salah ngerti? Apa perkumpulannya aja yang punya cita-cita itu? Bukan cita-cita si lesbian? Atau mungkin maksudnya majuin bibir? Majuin tete? Please enlight me...please... “Maju” maksud mereka itu maksudnya lebih pintar bukan? Dari yang gue perhatikan, dirinya maupun perkumpulannya tidak mau menerima kritik dari orang-orang yang memiliki perbedaan pikiran dengan mereka. Hmm..tolong kembali perbaiki pendapat saya: Orang pintar adalah orang yang mampu menerima kritik, mengambil yang positif dan membuang yang negatif bukan? Dari kritik itu dia akan mampu mengembangkan diri dan pemikirannya sehingga mampu mencapai status “pintar” itu. Yang gue liat, Lesbian ini melakukan langkah pertama menjadi Kim Jong iL versi Lesbian dan perkumpulannya ngga lebih dari negara Korea Utara yang menutup segala informasi dari dunia luar. Lesbian ini sepertinya takut kalau-kalau ada orang lain yang terlihat lebih pintar dari dirinya. Whew...apa jadinya kalau Kim Jong iL berhenti narsis dan membuka Korea Utara? Hilanglah para pengikutnya yang setia yang telah ditutup pikirannya. Mereka hanya bisa berkiblat ke satu arah. Ke Kim Jong iL..eh..si lesbian maksudnya. Untung Kim Jong iL udah mangkat.

Kedua, lesbian ini suka sekali marah-marah. Marah-marahnya sambil menghina orang lain intelegensinya rendah pula. Ckckck...Kenapa para pengikutnya menghalalkan perilakunya ini ya? Jadi kalau pintar, boleh ya menghina orang lain yang menurutnya bodoh? Dia juga sering sekali harus membuat statement bahwa dirinya memang tidak menyenangkan, tidak punya banyak teman dan ngga perduli dengan orang lain. Hmm..is that really a good attitude for someone who wants to make a difference? Sangat negatif. Kata-katanya jelas menggambarkan defense dia terhadap kurangnya perhatian dan rasa perduli orang lain ke dirinya. Simple personality math: Bukan orang lain yang memilih untuk tidak menyukai saya, tapi saya yang memilih untuk jadi orang yang menyebalkan. Ding dong! She needs to chill out a litlle. Play some music, girl! ride a little, put some aromatherapy or go to a shrink. She’s old now and if she keeps on getting angry everyday, she’s gonna have a heart attack. You poor old hag..

Ketiga, ketika melihat perkumpulan ini gue juga khawatir. Mereka ingin sekali jadi nomor satu tapi kok ngga dibarengi dengan rasa rendah diri dan kebersamaan? Nomor satu bukan berarti harus berlaku bagai ratu yang memerintah sekelilingnya. Weits, sebentar Ratu Kim..sejak kapan orang-orang di sekitar anda otomatis menjadi pengikut? Apa mereka memiliki status lebih rendah dari yang mulia, Ratu Kim? Gue dan Lushka pernah dianggap “pengikut” soalnya dari kalimat yang keluar dari mulutnya sendiri. Hmm..Ketika kita memutuskan untuk menjadi nomor satu, menjadi pemimpin, tugas utama adalah mendengar. Jikalau ada yang tidak sependapat dengan si nomor satu (katanya), apa itu artinya mereka pantas untuk diperlakukan dengan semena-mena? Sepertinya ketika perkumpulan ini memutuskan untuk melabel diri dengan nomor satu, mereka lupa bahwa menjadi nomor satu konsekuensinya banyak sekali. Perkumpulan itu tidak bisa lagi menjadi milik si Lesbian. Perkumpulan itu jadi milik bersama. Kalau niatnya memajukan lesbian, tapi tetep ngotot perkumpulannya milik pribadi...hmm..ada yang salah dengan pemikiran itu deh..well, kecuali ya kalau niatnya seperti yang tadi gue bilang. Komunisme Kim Jong iL yang tersohor itu.

Mungkin ada yang bertanya, Siapa bilang nomor satu ngga boleh milik pribadi? Well, like I said..kalo niatnya jadi nomor satu dan punya cita-cita mulia bagi kebaikan bersama..semua yang bersifat pribadi harus dikesampingkan dulu. To think together. To be better together. Mirip dikit dengan salah satu masalah yang gue lagi concern, imitasi penulis Soraya Intercine Films terhadap serial Lost yang diubah jadi sinetron terdampar. Sudah pernah ke website mereka? Ditulis terang-terangan di kolom komentar sinetron Terdampar kalau mereka punya hak menghapus komentar. Hasilnya? Isi komentarnya hanya orang-orang yang memuji sinetron terdampar. Padahal sudah banyak di website lain orang-orang yang protes sudah merasa memberi komentar tidak suka dengan Terdampar tapi tidak ditampilkan. Nah, pantas kalau mutu sinetron si Soraya Intercine ini ngga berkembang kan? Pengecut? I’ll let you judge.

Keempat, Lesbian ini pastinya memiliki pekerjaan profesional diluar perkumpulannya. Pekerjaan yang menurut gue harusnya sangat berhubungan dengan etika kerjanya di perkumpulan. Tapi dari yang gue perhatikan, etika-etika yang ada di dunia profesionalismenya tidak dia gunakan di perkumpulannya. I wonder why. Karena perkumpulannya dia deklarasikan sebagai sesuatu yang profesional juga. Kalau tidak profesional, haram hukumnya mau jadi nomor satu. Misalnya, gue berprofesi sebagai psikolog lalu sekaligus membantu lembaga lesbian yang membutuhkan konsultasi psikolog. Gue punya etika psikologi untuk menjaga semua kerahasiaan klien. Lalu ketika gue membantu lembaga lesbian apa boleh gue melanggar etika tersebut? Kita ngga boleh semena-mena. Yang gue tau sebagai orang awam, pekerjaan ratu Kim ini memiliki peraturan legal yang cukup ketat. Semuanya melewati rentetan perjanjian karena berhubungan dengan karya intelegensi pribadi. Tapi sepertinya kok di perkumpulan ini kekuasaan yang si lesbian miliki di-abuse? Tidak ada perjanjian awal, tidak ada keteraturan dan tidak ada rasa hormat terhadap (katanya) bawahannya. Sangat tidak profesional.

Kali ini gue memang “menggurui” karena yang gue lihat perkembangan si lesbian dan perkumpulannya ini sudah tidak sehat. Membodohi banyak orang dengan kepongahannya sebagai nomor satu. Gue gatel ngeliat orang-orang pintar yang ngga mau membagikan kepintarannya bahkan memaksakan ideologinya. Gue khawatir dengan pengikut butanya yang segelintir itu. Bagaimanapun juga mereka tetap orang Indonesia. Harus diperjuangkan pendidikannya (haha!). Semoga pengikutnya ini ngga benar-benar berkiblat sama Ratu Kim aja dan masih mencari informasi diluar perkumpulannya. Coz trust me, they really worship her like the best lesbian ever. Einstein aja demi pengetahuannya bisa disebarkan ke banyak orang, dia mau lho buat buku khusus tentang hukum relativitas dalam “bahasa awam”. He shared for the sake of knowledge. THAT’s what smart people do. Gue harap lesbian ini cepat belajar karena udah ngga pantes bertahun-tahun menolak menjadi “pintar” dalam arti sebenarnya.

26 komentar:

Lushka mengatakan...

=), dulu aku ga ngerti kenapa kamu bisa sebegitu ga sukanya ama dia.
Anda sudah menjelaskannya dan anda punya alasan logis untuk itu. Hihihi
Mwah. Setuju ama kamu!

Jangan ngomel2 kalo lo cuma comel. *halah*

Sinyo mengatakan...

kepneg, artikel ini dah menyeluruh dan tepat di titik sasaran... bwahahahahhaha...

aku kasian aja ama hulubalang si ratu kim ini, apa yg mereka utarakan jadi "terbanting ato borok". belom lagi dibelakang tangan kiri meminta upeti, namun tangan kanan mengisyaratkan "gak butuh"!!!!

Mithya mengatakan...

Lushka: iya, akhirnya setelah ditelaah pelan-pelan ternyata banyak yang ngga sreg sama aku. Aku lebih kasihan sama yang dibodohi drpd yang membodohi..

Sinyo: Gue sih respect aja dengan orang-orang sekitarnya dan perkumpulannya. Tapi Ratu Kim-nya ini yang menurut gue perlu punya sikap dan sifat yang lebih baik lagi. merakyat kalo kata orang Indonesia hahaha...

Gue punya lho temen, yg udah temenan hampir 8 tahun kelakuannya mirip bgt sama dia. Berhubung gue msh anggep temen deket, gue ikhlasin aja dia punya sikap&sifat buruk ky gitu. Acuh, nyolot, sombong. Tapi gue tau juga sebenernya dia nyimpen segala macem masalah karena egonya besar. Lama-lama ya gue bersikap sperti apa yg dia mau aja. dan jumlah temennya sedikit sekali. Kasihan kan? especially for someone who is smart dan seharusnya bisa jadi role model yang baik

Sinyo mengatakan...

apa perlu si ratu kim ini kita makjulkan, kepneg???? bwahahhahahaha

Mithya mengatakan...

Gue ngga punya hak legislatif seperti itu sayangnya hahaha...biar rakyat yang menilai (jiaaaah). GUe tau lesbian atau orang Indonesia pada umumnya pintar-pintar dan tau kapan harus mendengar dan kapan harus tutup kuping =D

Mithya mengatakan...

Thanks for the link and sharing ^^

Mithya mengatakan...

Eh Ano, Lushka ngomel tuh..kalo ninggalin komen tolong dikasih nama. Ntar gue salah lagi jangan-jangan bukan si Roti hihi..

Marisa Roti mengatakan...

Ano tuh iseng kak mithya.
Bukaaan aaakkuuu!! Bukan s roti.
Hantu nyasar tuh!

Mithya mengatakan...

Aaaa...malu deh gueee..hahaha..maaf yaa..

maksudnya Ano ngasih link roti apa ya? ada yang ngefans tuu..lo punya orang marketing gratis. hehe

jumiii mengatakan...

Marisa Roti ini yg punya friendster blog yg tulisannya lucu2 itu bukan siy?

Anonymous mengatakan...

kenapa lu nggak nulis aja kalau yg lu maksut itu Laksmi, misalnya. dan perkumpulan yang lu maksud itu sepocikopi. Simpel khan?

Duren Montong

Mithya mengatakan...

Sayangnya ngga sesederhana itu, Tong. Penyebutan satu nama khusus hanya akan berakibat defensif pada orang yang dimaksud. Belum lagi penerimaan negatif dari suatu kelompok. Sebuah kritik akan dianggap sebagai offense. I've seen these things and I choose not to create something I know would happen. Gue bebas berpendapat di blog gue sendiri, bukan berarti gue ngga sadar kalau ini media yang dibaca umum. Niat gue mengkritik dan bukan mempermalukan satu nama depan umum.

Udah gitu orang-orang lain yang punya kelakuan sama dengan Ratu Kim akan melenggang bebas karena merasa bukan dirinya yang sedang dikritik. Wong gue udah nyebut satu nama si Kim Jong il..kalau bukan Kim Jong iL ya dia ngga akan merasa dikritik dong. Siapa bilang yang punya sifat buruk seperti ini hanya satu orang atau satu perkumpulan? BUANYAK, sampe gerah. Udah lihat di TV berapa banyak mahasiswa dan pemimpin-pemimpin ternamanya yang melakukan hal serupa? atau LSM? atau partai politik? Banyak sekali tong. Gue milih untuk bikin GR siapa pun yang sedikitnya punya rasa dia punya sifat seperti itu.

Sepertinya punya masalah dengan mba lakshmi ya? =D

Marisa Roti mengatakan...

Jumii: err pnya blog fs sh pnah dulu.

Ano: tp sepocikopi memang sudah ngasih bukti nyata untuk lingkungan lesbi sekitar.
Bu lakhsmi jg memang terbilang sukses membangun sepocikopi. Apa lg yg kurang? Soal karakter kn masing2 org beda.
Yg jelas sepocikopi nyata berpengaruh.

*sok nimbrung*

Mithya mengatakan...

Ini daerah bebas komentar asal sopan. Feel free Roti to do so Roti =) nimbrunglah sesukanya hehe..

Anonymous mengatakan...

marisa roti:gue ga sangka komentar secerdas itu di tulis anak sma! (malu gue!) salut gue sama lu. jangan2x lu hulubalang ratu lesbi itu???.

gue pikir drpada banyk bacot dan cm banyk komentar mending lu2X pikirin komentar marisa roti.

gue ga bs nulis, tp setidaknya gue gak banyk bacot!

duren montong

Mithya mengatakan...

Kenapa marah-marah sih Tong? Bener itu, coba diperhatikan komentar Roti. Dia ngga perlu marah-marah untuk menyampaikan pendapat dia. Lo memang perlu malu sama dia.

Masak ngga bisa nulis? kamu kelas berapa? =D coba tarik napas dulu Tong..istighfar..puji tuhan..terus kalau mau berpendapat, silahkan dijelaskan dengan baik. Kamu datang kesini dengan asumsi. Malu lho kalau salah =P

atau lo merasa gue menulis ini tentang lo? siapakah dirimu tong? =D

Anonymous mengatakan...

gue g marah itu yg gue blng gue ga bs nulis ga bs ngemeng lwt tulisn kaya lu2x

kynya gue ga pantas pk nama duren montong duren busuk aja

what? ngomong tntang gue? siapa gue smp di bahas diblogh ini. gue cm keselek biji duren hbs hginjak ppuk kandang di kebon ijo.

mayan gue bisa nyampah =D kalau dikerajaan ratu lesbi mana bisa???

jumiii mengatakan...

duren montong yg udah busuk sepertinya tau banget kalo di kerajaan ratu kim gak bisa nyampah. Pernah buang sampah sembarangan ya disana?

Mithya mengatakan...

tong: *garuk2* ini beneran montong bukan? kalo ternyata lo emang yang gue omongin gimana? kan gue ngga tau lo siapa hehe..

Anywei, tong, suk, or who ever you are. You came here and unleashed your emotion based on assumption. Menyebut nama Mba Laksmi bahkan sepoci kopi. Menggunakan kata "bacot" dsb. Menurut pendapat gue itu hanya akan memperkeruh dan menimbulkan asumsi-asumsi lagi ke orang lain. Atau karena nginjek pupuk kebon ijo lo BT? hehe (SINYO!! nih ada yg injek pupuk!! dibersihin dong aaahh..) jadi bawa-bawa tai deh kesini..=P

entah..Mungkin lo merasa membela seorang teman atau diri lo sendiri (jangan-jangan lo **** ya? hihihi..cuy, kalo ini lo..baca lah baik-baik artikel gue. karena sebagai teman gue perduli. Apa isinya tidak masuk akal?)

Gue menulis pikiran gue ini disini 1. karena kebebasan pribadi sebagai pemilik blog. 2. Gue beneran concern dengan ratu Kim ini karena merasa yang dia lakukan kurang baik.

Nah, kalo andaikata, misalkan, jikalau, ergo (hehe ngasal abis) dirimu ini mau berasumsi siapa yg dibicarakan, boleh lah kita ngobrol-ngobrol santai dulu. Gue orangnya mau diajak berdiskusi dengan pikiran terbuka dan InsyaAllah berkepala dingin kok. Serius lho..^^

better be, use your real name. Mosok nama manusia bagus-bagus jadi duren busuk =D

kalau mo ngobrol lewat YM juga boleh ^^ this is my peace invitation. ngga baik meributkan hal yang didasari asumsi toh?

cheers

Lushka mengatakan...

Aaaah, indah pratiwi datang lagiiiii...Group hug!!
makasih ya Tong udah balik lagi, artinya lo concern ama diri lo sendiri, sampe ikhlas nyampah di mari =)Eh, apa mau ngobrol sekalian.

Btw, sengsara amet idup lo, udah nginjek ee, keselek duren, yakin ga mau dirukiyah lo? HIhihi. Peace.
Group hug sistaaa..

UUm...kalo masalah nama, kayanya gue lebih suka manggil lo Indah Pratiwi Pritikiw. Gimana? Endang bambang kan?
Mau ya? ya? ntar kalo gue sapa di YM harus nyaut lho..kalo ga, ntar di jalan kalo ketemu ga gue tegur.
Hehehehe.
Groupppp Hugg! Mwah

Marisa Roti mengatakan...

duren busuk yang nyampur sama tinja dan ga laku bertahun-tahun: kalau memang, lu tidak bisa menulis untuk menyampaikan pendapat, alangkah lebih baiknya kalo lu ga usah ngomong.
karena bisa-bisa kalo lu keluarin tuh omongan kaya gitu di tengah masyarakat, bisa-bisa dituntut loh.
bisa dituntut.

*calon pengacara*

Mithya mengatakan...

Roti: hehe..duilee..yang mau jadi calon pengacaraa..betul, betul..inget kejadian pansus kemarin kan? ckckck...malu ga tuh ngomong sembarangan depan umum, teriak-teriak..

Gue yakin Tong bisa menulis dan menyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang lebih baik. Mungkin termakan emosi duluan karena asumsinya?

Seperti yang udah gue bilang Tong, I give an invitation. Mari belajar hidup di negara demokrasi. Perbedaan bukan berarti harus ditekan. Nah lho gue jadi pidato lagi kan hyahahaha...

*nyodorin duren* kali ini makannya pelan-pelan biar ga keselek. Makan bareng mau? *naik2in alis* =D

Sinyo mengatakan...

Dear Mityha & Lushka yg terhormat (duilee knapa jd serius yak??? :D)

Sebelumnya, atas nama pribadi maupun atas nama warga kebon ijo (anggap ajalah ada 100, pdhal pan cuman dua juga), dengan ini ato bersama ini perkenankan dengan segala hormat, Sinyo memohon maaf atas kejadian tercecernya pupuk kandang kebon ijo yg dibawa2 oleh si Tong Kelontong binti Songong ini. Entah apa maksudnya, sinyo jg ga jelas. si Tong Najong Bangkong ini tdk meninggalkan jejak di kebon ijo. Kalo dia sampe membawa2 pupuk kandang kebon ijo hingga ke rumah kepneg & buneg ini diluar kuasa sinyo. Bisa jadi si Tong Gentong anaknya Bagong ini keinjek pupuk kandang karena mondar mandir di kebon ijo, seharusnya jikalau apabila seandainya dia tau aturan bukan dengan mondar mandir tapiiiii "mandir mondar" pasti dia tak akan salah injek jiaahahahahahaha... *Ups! balik serius*
Demikian Mityha & Lushka, permohonan maaf ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa pemaksaan dari pihak lain.

Wassalam,
Sinyo & Nepen

Untuk Tong Kantong Bolong... Jika ada masalah dengan kami silahkan mampir, kebon ijo amat sangat terbuka tanpa pagar, tanpa moderasi. Kalau kamu segan bolehlah kami yg berkunjung ke rumahmu. Mari kita selesaikan dengan cara musyawarah mufakat kekeluargaan dengan azas gotong royong. Atau bisa juga dengan cara jantan? betina? ato bantji. Tinggal pilih, oke??? Oke aja lah!!!! :))

Mithya mengatakan...

iya..serius amet Sinyo hehehe..gapapah..kita semua lagi sama-sama belajar menulis, membaca, menggambar, menggunting, menempel dan melipat. Kadang dalam prosesnya, ada yang menulis di luar garis batas, teriris gunting, tercoreng krayon, kena lem kuat..heboh! (hyaaaaaahhhahahaha)

Dengan penuh rasa hormat juga ke Sinyo dan Nepen, permintaan maafnya diterima =) *sambil nyapu-nyapu pupuk* itu sepatunya jangan dibuka. Keinjek duren juga, gue yang disalahin ntar hahaha...

Wassalam,
Mithya & Lushka

Anonymous mengatakan...

Mungkin ini bisa dijadikan salah satu jawaban dr pertanyaan fundamental gw; Kenapa komunitas lesbian di indo ada banyak n agak terpecah-pecah..

Gw pernah ikut sebuah komunitas lesbian, trus ternyata di dalem komunitas itu pun ternyata masih ada perselisihan.. alhasil beberapa orang hengkang dan membuat satu komunitas baru. Makin ruwet lah pokoknya..

Jadi sekarang gw berasumsi kalo senasib (lesbian) itu belum tentu sejalan *tuing2 :D

Mithya mengatakan...

Indeed, dear. I have said it over and over again in my previous post. Jangan tutup diri kita dengan menempelkan satu label (yang berujung dengan menjadi kelompok eksklusif). And yes, I have said it too, sama-sama homo bukan berarti punya pikiran yang sama. Ngga masuk akal lah..kita semua manusia yang sangat beragam. Bodoh kalau berpikir hanya karena sama-sama perempuan atau sama-sama homoseksual berarti sama-sama nyambung.

Sebenernya dari komentar lo, lo juga melakukan hal yang sama. Mempertanyakan kenapa komunitas lesbian terpecah-pecah. Perpecahan dan perbedaan pendapat ngga hanya terjadi di tubuh komunitas lesbian. Lihat aja badan-badan politik di Indonesia. So I just wish people stop talking about "lesbian is, lesbian are". Kita ini manusia. just stop right there and think. Ini pandangan gue pribadi dari sisi post-modern ya..

Mungkin hampir ngga mungkin buat manusia untuk tidak berkelompok. Terlebih perempuan (oh my god..we flock like cows). Tapi kalau cara berpikir kita bisa diubah sedikit, berkelompok bisa dijadikan tempat bermain&belajar bersama (slogan majalah Bobo nempel banget ya sama gue haha) dan bukan untuk dijadikan identitas "satu atau mati".

Ano..dont forget to leave ur name please if you come to visit us again. Thx u ya sudah memberikan komentar ^^