Halaman

Rabu, 24 September 2008

RUU Pornografi dan sejenisnya

Kadang bingung kalau mau menyuarakan isi hati dan kepala gue yang sebenernya dianggap abnormal bahkan buat orang-orang yang ”katanya” abnormal. Gara-gara RUU pornografi ini, sisi rebel gue berontak lagi. Kayaknya demen banget untuk bilang ”I’m not you or any part of you” ketika para perempuan yang menyebut dirinya Lesbian berkoar-koar lagi tentang persamaan hak. Gue memang lebih bangga menyebut diri sebagai penganut Queer daripada lesbian karena memang pada faktanya I do not only attracted to women, or men, bahkan gay man. Untung tuhan ngga ngasih cobaan lebih dengan membuat gue attracted sama makhluk berkaki empat atau pedophil =D

Gue emang ngga setuju sih kalo yang namanya LGBT itu termasuk kriminalitas. Tapi kalo gue ikut-ikutan berkoar-koar, ngga fair dong dengan hukum yang mengatur pembunuhan maupun pencurian. Banyak yang membela diri kalau orientasi seksual itu adalah urusan manusia dengan tuhan. Lah, memangnya membunuh dan mencuri bukan urusan kita sama tuhan juga? Bahkan termasuk dalam ten commandement yang dikatakan sebagai 10 dasar hukum agama. Tapi kenapa kalau yang membunuh dan mencuri boleh di penjara? Jawabannya karena manusia itu egois. Lebih mudah bagi kita untuk tidur dengan sesama jenis daripada membunuh maupun mencuri, jadi ngga boleh diomelin sama pemerintah untuk hal-hal kayak gitu!

Yah, kita harus mafhum juga kalau Indonesia ini mayoritas muslim dan dengan segala kekurangan manusia, mereka mencoba mengadaptasi hukum agama ke hukum negara. Padahal mana mungkiiiiiiiin???? Pilihannya cuma jadi negara agama kaya Irak atau negara hukum kaya Eropa. Misalnya kalau kita negara hukum seperti Belanda, kita masih bisa buat hukum yang cukup enak untuk banyak orang (Please remember they’re hedonistic people with western philosophy). Bagi mereka kan pornografi masih legal asal bukan anak dibawah umur, ada warning-nya, dan bukan bentuk pemaksaan. Tapi apa mungkin orang Indonesia mau buat hukum yang kayak gitu? Mana mungkiiiiiinnn?? Ih, gue mah malah takut dosa kalo ikut-ikutan tentang hal-hal kayak gini. Mulai ngerti maksud gue buang-buang energi ngga?

Sempet jadi bahan diskusi yang cukup anget juga sama Lushka karena dia juga anti RUU pornografi dan gue cuma anti diskriminasi. Setidaknya gue bisa menerima alasan Lushka yang ngga hanya terfokus pada isu LGBT yang katanya dijadikan tindak kriminal. Lushka anti RUU pornografi karena emang isi pasal-pasalnya ngga punya batasan yang jelas dan udah masuk ke kategori ngga masuk akal. Kalo jawaban gue..dan juga hukum-hukum yang lain di dunia. Masih inget tentang hukum perempuan yang keluar malam dulu di Banten? Katanya semua perempuan yang keluar di atas jam malam pemerintah adalah pelacur. Halaaa..terus yang emang baru pulang kerja dari pekerjaan malam kantoran gimana? Atau jaman dulu ada hukum apartheid. Ngga lebih goblok lagi tuh? Gue sih lebih tertarik membahas pasal-pasal yang seperti itu daripada kepentingan kelompok cewek-cewek sehat dan rata-rata pinter namun menyukai cewek juga..hehe..

Terlahir di Indonesia dan punya otak abnormal kayak gue malah jadi bikin gue super ignoran untuk hal-hal kayak gini. Dan jadi inceran sewot banyak orang. Entar juga lewat masa ”trend” RUU pornografi ini. Sama seperti ”tren” Ryan atau ”tren” Malaysia mencuri kebudayaan kita. Ignoran gue ini juga karena menurut gue ngga mungkin deh bisa dibuat hukum yang bikin seneng semua orang. Jadi kalo gue ikut-ikutan, sama aja gue buang-buang energi dan meningan menyalurkan energi gue ke hal-hal yang lain. Ya, gue bukan sosialis. Gue kayaknya agak teracuni sama indahnya being different and as freak as possible. Kalo mau jujur, gue bisa tuh bangga dibilang schizophren, atau antisosial, hehehe...(Lushka maaf kan pacarmu yang aneh, egois, dan ngga tau diri ini). Let me say it again, gue lebih suka dianggap sebagai cewek yang punya pacar cewek, terus one day jadi orang sukses dan dengan santai tanpa perang otot membuktikan that I’m as normal and as cool as you can get. =)

Mikir dong mba…mas…apa yang lo dapetin dari menonjolkan sisi negatif lo sebagai Lesbian (menurut masyarakat dan agama ya), daripada sisi positif lo dulu sebagai manusia sehat dan berakal? PERLAWANAN!

Ini nih yang paling sering gue takutin buat ngomong tapi gue rasa akhirnya gue perlu berani untuk bilang secara jujur bahwa gue menolak mengatakan bahwa homoseksual itu halal secara agama. So, gue secara sadar, jujur, dan ikhlas memang percaya bahwa apa yang gue lakukan dengan Lushka itu haram dan dilarang sama agama samawi manapun.

Kenapa tetap dilakukan? Itu pertanyaan bodoh. Buat gue homoseksualitas sama aja dengan orang-orang yang tau minuman keras itu haram tapi tetap diminum. That simple aja. Gue juga ngga setuju sama orang-orang yang berusaha merasionalisasikan orientasi LGBT dia. Yang katanya bahwa cinta datang dari tuhan...halaaaa...cinta dari tuhan lo apakan? Lo pake buat tidur dengan cewek lain kan? =)

(Mengutip Lushka) Kalo yang homoseksual mengaku punya bentuk pacaran sehat dalam arti ngga melakukan aktifitas seksual dengan pasangannya, coba lo tanya diri lo sendiri, lo gay atau sahabatan? Ehehe...And jangan kabur kalo gue tanya dengan jujur bukankah kaum homoseksual memang lebih permisif dalam melakukan hubungan seksual?

This is just Mithya’s thought. My personal opinion yang perlu gue utarakan sebelum gue gila dan mulai marah-marah karena tutup botol gue tersumbat. Karena gue bukan lesbian murni jadi mungkin gue kurang simpati dengan anti RUU pornografi ini, khususnya pasal LGBT. Uh, jadi panjang dan ngga bakalan selesai-selesai. Mithya mulai emosi...Lus....need you here to calm me down....hhhhhhhhhh........!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

*Jongkok di pinggir kamar meluk-meluk pisau daging sambil gerak maju mundur*

Tidak ada komentar: