Halaman

Selasa, 05 Januari 2010

Sekitar sebulan yang lalu gue kehilangan kendali emosi. Sesuatu yang gue usahain untuk tahan selama sekitar setahun akhirnya bocor juga. Mungkin terlalu banyak hal yang diluar kendali gue dan ngga bisa gue proses dengan baik. Ngga pernah dibantu juga dengan orang-orang disekitar gue karena ngga ada yang tau dengan kondisi gue. INTERMEZZO: kalau kalian punya masalah yang berat, seriously, jangan berpikir menyembunyikannya dari orang-orang yang sayang sama lo. Itu sama sekali tidak membantu.

Belajar menahan temper tantrum gue ini selama bertahun-tahun gue usahakan sendiri. Mungkin terbantu karena gue mengerti apa yang terjadi sama gue. Cuma Lushka satu-satunya orang yang tau masalah temper gue dan yang bisa nenangin gue lagi. Masalah temper ini bukan masalah cewek biasa yang suka ngomel atau marah-marah bitchy ngga karuan. I go violent. Believe me, there is such thing as “kesetanan” atau “gelap mata”. Kalau orang-orang yang tertangkap membunuh karena alasan-alasan ini melakukannya di suatu periode tertentu hidupnya, hal ini terjadi sama gue beberapa kali. Semua indera gue seperti ngga berfungsi dan yang mau gue lakukan cuma merusak sesuatu atau nyakitin orang lain. Dalam keadaan biasa-biasa aja gue punya ketidaknyamanan disentuh orang, apalagi kalau dalam keadaan seperti ini. Satu sentuhan yang berarti nantangin gue, akan dibalas dengan puluhan kali lipat pukulan.


Gue ngga mukulin sembarang orang. Biasanya “korban” gue adalah orang-orang yang menurut gue melewati batas hukum tertentu. Or at least hukum yang ada di dalam kepala gue. Mungkin self-rightousness yang terlalu tinggi. Sejauh ini “korban-korban” itu terdiri dari 3 golongan. Cheater, brats, and lesbian. Gue ngga bisa menceritakan lebih detail lagi karena yang ada nanti gue buat novel sendiri =) Ketiga golongan ini bukan orang asing. Mereka masih keluarga.
Do they deserve it? I bet they do. Trust me they do. Tapi lebih menyakitkan buat gue karena ketidak mampuan gue mengendalikan kemarahan. I mean shits happens all the time in the world dan gue ngga bisa menerima hal itu. Jawaban dari suatu masalah (seberat dan sejauh apa pun) ngga akan pernah bisa jadi lebih baik dengan melakukan kekerasan. So it is killing me. Knowing what’s right but I cant control it. Terus bertanya-tanya kenapa orang mau melakukan hal-hal yang buruk dan menyakiti orang lain.


I keep asking myself apa gue mau jadi semacam superhero dengan melakukan ini semua? Seperti di komik-komik batman dengan tulisan “POW” dan “SMACk” besar-besar berwarna-warni di sepanjang halaman cerita.


Kemarahan ini biasa gue lampiaskan ke diri sendiri. Bertahun-tahun menoreh warna merah dan biru di tubuh sebagai penghilang rasa tidak puas. Tapi semenjak gue belajar untuk ngga menyakiti diri sendiri, kemarahan ini perlu dikeluarin. Seperti ada energi nuklir yang besar di dalam tubuh yang harus dikeluarkan secara berkala. Be it me or others suffer the consequences.


Serba salah.


Jangan kira gue ngga belajar untuk ikhlas. Belajar agama. Belajar ilmu jiwa. Tapi rasanya memang ada kabel yang terpasang salah di kepala. If only kabel ini seperti otot yang bisa diluruskan hanya dengan usapan obat counterpain.


Just passing through..
*gambar dipinjam dari album Stormfield - Anger finds a way

6 komentar:

Sinyo mengatakan...

ahhh... ga beda ama gue. kadang pengen mukul orang sekampung. sekarang gue milih bawa piso ke pantai...habis meraung2 ga jelas sambil tikam2 tuh piso ke pasirrrr sampe capekkkkkk.. :))

angry managementtttt...

Anonymous mengatakan...

yang sabar ya
jangan menyerah =)
*mau kasih saran apa coba ma anak psikologi?

-tweet-

Mithya mengatakan...

Sinyo: wow..nice for you udah nemuin cara lampiasin kemarahan yang ngga destruktif..

Tweet: =) setengah anak psikologi belajar psikologi karena ngga ngerti what the fuck is wrong with themself haha..thanks tweet

Rie mengatakan...

syukurlah aku udah g nyakiti diri sendiri kayak jaman sma dulu....

musti cari cara buat ngalihin mith

Anonymous mengatakan...

stuju ama smua.. hehe..

yup, tiap org mgkn punya boiling point& mekanisme survival yg unik..
sblum merembes ke alam bawah sadar sbg "program virus" yg misterius dangerous :), keluarin uap2nya aja mith..
klo mnrt hipnoterapi ibarat masak air di kuali.. klo tutupnya tlalu rapat ga da lubang yg cukup lama2 bisa meleduk pecah deh ^_^

nice sharing

^gee trilili^

Mithya mengatakan...

Rie: happy for you Rie =) will do

Gee trilili: namanya ceria banget ya hehe...setuju. Masih terus mencari cara ngeluarin uap-uap kecil itu dengan baik. Thx ya.