Aku iri dan jealous sama teman-teman kantor kamu.
Mereka bisa ngelihat muka bĂȘte kamu setiap hari.
Sayang kamuu….
(Mithya to Lushka, YM, 31.07.2009)
Just a place to share thoughts and opinions. We are definitely not a part of any factions than the truth finders.
Aku iri dan jealous sama teman-teman kantor kamu.
Mereka bisa ngelihat muka bĂȘte kamu setiap hari.
Sayang kamuu….
(Mithya to Lushka, YM, 31.07.2009)
Kita kunjungan museum ke Museum Gajah – Museum BI – Museum Fatahilah – Ancol – Museum Kapitalisme aka ‘P.I.M. It was a great day. Yay.
Tapi ada satu kejadian yang bikin kita berdua trauma ngeliat ibu-ibu.
Jadi gini, waktu kita pergi ngedate, udah dekat ama Tahun Baru Cina. And as we know, Sinchia identik dengan angpao. Angpao sama dengan uang. Seperti halnya tradisi waktu lebaran, saat Tahun baru, orang-orang yang sudah menikah membagikan rejekinya kepada yang lebih muda dan single. Intinya di saat-saat seperti itu, orang butuh uang pecahan buat ngisi amplop angpau. Got it? Gue tau, kalo biasanya orang menukar uang di Bank atau emang ada orang yang menyediakan jasa penukaran uang kaya di terminal-terminal gitu.
Yang gue ga tau adalah, inang-inang penukar uang ini keturunan zombie.. Kalau dalam jumlah sedikit, they’re ok. Tapi kalau dalam jumlah banyak…ya Tuhaan…mengerikan. Hihihihihi.
Bikin drama ah...
Hari itu sudah menjelang sore, tapi matahari masih menyengat dengan lincahnya (ngarang, sejak kapan matahari bisa breakdance? Bodoo. Weeeks!!). Sesudah 3 kali mendaki gunung, melewati lembah, bersama ninja Hatori itulah namanya..haiyaa, kita sampai juga di kawasan kota tua. Menjelang BI, gue yang ke’GR’an takjub, melihat banyak sekali ibu-ibu yang berdiri di pinggir jalan menantikan kami. Sempet ngomel sama Mithya, ngapain sih ngasih tau pers kita mau datang?. Pletak, jidat benjol. Kekekke. Pokoknya gue ama Mithya sempat terpesona disambut oleh pagar ayu dipinggir jalan, memanggil-manggil , melambai-lambaikan tangan sambil menggenggam segepok uang.
Karena sudah dekat, kami menepi dan dengan polosnya menatap mereka penuh minat. Gue pikir, pemerintah sedang bikin kejutan, siapapun yang lewat jalan itu akan dibagi uang, apalagi kan ini dekat Bank Indonesia, siapa tau PERURI kelebihan cetak uang dan penyimpanan uangnya ga cukup, makanya dibagi-bagi aja. Horreeee. Terima kasih Tuhaaan. Gue juga udah mulai berencana, kalau dapat uang akan segera muter balik dan tukaran baju ama Mithya biar dapat lagi…*GRIN*
Tapi ternyata oh ternyata. Bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, bagaikan laron pada lentera…kami menepi..menepi dan tak menyadari yang terjadi. Kejadiannya sungguh cepat, saat kami menepi, tiba-tiba entah dari mana berlarian ibu-ibu dari pelbagai mata angin menyerbu kami. Ya ampuuun, apa ini!!! Gue berdua shocked. Ibu-ibu yang bergerak dengan kecepatan The Flash, melambai-lambaikan gepokan uangnya berebutan mau foto bareng. Hahahaha. Ga deng. Serius gue takut.
Mereka bergerak serentak mengerumuni kami. Mereka bilang ‘ sama saya saja”, “sama saya”, “sama saya”, bahkan ada yang tanpa bersuara mengacungkan segepok 20rban ke muka. Itu duit emang tapi yang bawa emak-emak! Dan emak-emak tak pernah begitu saja memberikan uang...Huewwww Kebayang ga lo?! Emak satu aja nakutin, apalagi banyak???!!
Oh Gusti. Karma apa yang menimpa kami???!!. Mithya mencengkeram gue erat, gue panik - motor sempat oleng. Gue kebayang adegan film zombie. Korban dikerubuti tak berdaya. Gue cuma bisa geleng-geleng kaya ayam lagi celeng , banjir keringat dingin, kebelet kentut. *Eh itu sih dari pagi ya?*. Gue sempet mau turun dan angkat tangan menyerahkan diri, mengalihkan perhatian mereka supaya Mithya bisa lari dan Fried Durian tetap exist. Hihihihihi. .
Gue udah pasrah memandang langit penuh bintang bertaburan…*salah scene agaknya, masih siang mbaaak*. Jika ini takdir kami, jadilah. Hhhh. Untungnya tampaknya mereka menyadari kami bukan target empuk, walaupun berbadan empuk tapi kami tak punya uang. Mungkin mereka punya indera ke’enam membaui dompet. Mungkin juga mereka melihat muka oon-panik-bau kentut-motornya cuma Revo-belum makan-keringatan. Saat mereka mengendur, dengan sisa-sisa kesadaran, gue menancap belati eh gas. Menghambur pergi diiringi lagu Hallelujah. Fiiiiiiiiuuuuuh. Dari spion gue liat mereka sudah mendapatkan target baru, untung yang ini bermobil. Hhh. Gue cuma bisa mengucapkan semoga selamat, teman.
Sampai pelataran BI, abis parkir motor, gue berdua berpandang-pandangan, menarik nafas lega dan ketawa ngakak. Mengamati mereka dari pelataran. Gilak. Serem bangeeeeet. Padahal dibawain uang. Padahal ibu-ibu, tapi kok sungguh mengerikan dan traumatis. Hihihihi.
Ps. Kami menaruh rasa hormat kepada Ibu-Ibu penjual jasa penukar uang yang sudah membantu mengepulkan asap dapur keluarga, tulisan ini bukan untuk menertawakan, menghina atau mengecilkan usaha kalian, ini semata untuk mengenang perjalanan kami. Kami takjub pada semangat anda di terik matahari. Bravo moms!!
Ahahahahah…akhirnya gue menemukan perumpaan yang tepat, kalian duo lalat hijau gemuk-gemuk yang menyebalkan.
Berdengung, berputar-putar, bermanuver tak henti dan tetap menyebalkan.
Pengen deh nyemprot Baygon, tapi kok yang dilalatin tampak nyantai-nyantai saja,katanya tak mengganggu. Hihihihi
Well, lalat-lalat jelek, tunggu sampai hilang sabarku dan akan kusetrum kalian menggunakan raket listrik 1500MV. Tamat riwayatmu.
Yeah.
*ketawa ngikik-ngikik – ngegodain mithya – oh, lalat ijo’s, I really do hope you know who you are.
NARTH MISSION STATEMENT
We respect the right of all individuals to choose their own destiny. NARTH is a professional, scientific organization that offers hope to those who struggle with unwanted homosexuality. As an organization, we disseminate educational information, conduct and collect scientific research, promote effective therapeutic treatment, and provide referrals to those who seek our assistance.
NARTH upholds the rights of individuals with unwanted homosexual attraction to receive effective psychological care and the right of professionals to offer that care. We welcome the participation of all individuals who will join us in the pursuit of these goals.
Ini lanjutan…postingan sebelumnya
Pada tanggal 05/05/09, siska menulis:
"AAAAAKH!" ini jeritanku yang ketiga. Sepertinya kali ini berhasil, baru saja aku merasakan sesuatu meluncur dari selangkanganku. Aku tergolek lemas sekarang. Tubuhku mati rasa. Rohku seakan lepas dari raganya.
From: lushka love
To: siska
Sent: Wednesday, May 6, 2009 6:04:21 AM
Subject: Re: project.05.05.20009
Angin semilir menghembus wajah dan pelan kubuka mata takut-takut. Masih terasa perih dan letih di sekujur badanku. Kukerjap-kerjapkan mata, menyesuaikan dengan cahaya sekitarku. Terang, benderang.Udara bercampur asin laut dan tanah segar. Camar berterbangan di kejauhan. Oh. Shit. Not again. Aku mimpi buruk. Kuusap peluh di dahi dan menghela napas lega.
Setidaknya tadi cuma mimpi. Aku sepertinya tertidur di teras rumah pantai milik adikku ini. Sayup kudengar tangis bayi. Jantungku berdegup kencang.Tap. Tap.Tap.Tap.Tap. God, please, not that babies. Punggungku kaku seketika.
Dari jendela yang ada di sebelah kiriku, sesosok wajah melongokkan kepalanya. Anjing!. Aku tau siapa dia, dia laki-laki dalam mimpiku.Aku cuma bisa melongo. Dia menyunggingkan serangai terbaiknya dan berkata...."sayang...waktunya anak-anak kita makan..."
Pada tanggal 06/05/09, siska menulis:
Otakku kukerahkan untuk menguras memori yang ada. Hayo cepat! Tanpa sadar kubenturkan kepalan tanganku ke kepala berkali-kali.
"Sayang..kamu kenapa?" Laki-laki itu menghampiri aku.
"Kalo sakit istirahat aja, biar aku yang nyuapin Damian dan Damina, biar Mamanya istirahat aja"
Tenggorokanku tercekat. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Cepat kuhampiri kedua bayi itu, mereka tampak normal, bahkan lucu.
Si kecil dengan kaus biru yang kuasumsikan Damian kuangkat tubuhnya dan kuraba kepalanya. Dia tertawa kegirangan. Meskipun belum percaya ini kenyataan, aku menarik nafas lega. Damina yang masih tergeletak di tempat tidur menggapai-gapai aku hendak dipeluk juga.
Ya Tuhan, ini anak-anakku. Tapi aku tak pernah merasa tidur dengan bapaknya. Aku menoleh kebelakang dimana "suami"ku sedang mengamatiku.
From: lushka love
To: siska
Sent: Thursday, May 7, 2009 6:32:53 AM
Subject: Re: project.05.05.20009
"Sayang....kamu ga papa?", laki-laki itu mendekat dan mengambil Damian dari pelukanku, "Sini, Damian sama Papa aja. Mama sakit kayanya" katanya ke Damian, "Devi, kalo kamu masih sakit, kamu tidur aja..Biar anak-anak ama aku" matanya beralih ke aku.
Dzing. Aku menangkap kegelapan di matanya, pupilnya menghitam, aku terhuyung-huyung mundur. Kepalaku sakit lagi. Tiba-tiba Damian menangis kencang sekali. Oh God. Matanya. Aku semakin panik, laki-laki itu mendekat, mengulurkan Damian kepadaku.
Pada tanggal 07/05/09, siska menulis:
Terbirit-birit sambil memegangi perutku, aku melarikan diri ke ruangan kecil yang langsung kutandai sebagai kamar mandi. Segera kukunci pintu dan pantatku langsung ambruk ke dudukan kamar mandi.
Belum waktunya untuk panggilan alamku. Aku hanya merasa harus melarikan diri. Entah permainan lakonku berhasil atau tidak tadi aku tidak perduli. Toilet ini satu-satunya tempat yang aman untukku saat ini. Pfuhh..Apa yang harus aku lakukan? Apakah tadi hanya imajinasiku? Tapi aku merasa dalam keadaan yang sesadar-sadarnya.
Kucubit-cubit pipiku, pahaku. Hahh, bodoh. Tentu saja sakit. Apa yang harus aku lakukan? Pertanyaan itu terus menggelantungi pikiranku. Aku mulai meneliti sekeliling. Aku harus mencari sesuatu untuk mencari petunjuk.
What do we have here? Toilet duduk yang aku duduki tampak biasa saja, kelihatan masih baru, warnanya belum kusam dan sepertinya rajin dibersihkan. Olehku? Hah, simpan saja dulu pertanyaan itu. Lanjut, ada satu handuk besar berwarna biru warnanya agak pudar dan ada noda pink di ujungnya. Mungkin tertumpah tinta.
Satu lagi handuk kecil putih juga ada noda pink di ujungnya. Hmm..Lanjut, ada sikat gigi, sabun, pasta gigi, dan ada satu gelas bening ukuran kecil yang diletakkan di dudukan kaca wastafel. Mungkin untuk menyikat gigi. Tapi, ada yang aneh. Gelas itu berisi cairan berwarna merah.
From: lushka love
To: siska
Tok tok tok..'Dev....sayang..." laki-laki itu mengetuk halus pintu kamar mandi. "Hmmm" jawabku, sok tenang. Padahal sumpah mati aku takut.
"Kamu kenapa sih? Kamu sakit? Dari tadi kok kamu aneh sekali. Kamu ga nyaman ya ada disini?". tanyanya lagi.
"Engga, engga papa kok, cuma agak ga enak badan, sakit perut" jawabku asal.
"Mau aku pakaikan balsem?"
Iiiih. No. Thank you. Go away, don't touch me. Jawabku, tentu saja hanya dalam hati. "mmm, engga, makasih, ga papa."
"ya udah, kalo gitu cepetan keluar dong. Makan yuuk"
"yaa.." jawabku sambil lalu sambil berdiri menuju meja disamping wastafel.
Aku lebih tertarik dengan gelas berisi cairan merah itu.Dasar bodoh, aku malah menyenggol sikat gigi dan menumpahkan gelas kecil itu. Setengah isinya tumpah ke lantai dan bajuku.Shit.Untung gerakan refleksku cukup bagus, jadi aku masih bisa menangkap gelas itu sebelum terguling dan pecah berantakan di lantai.
Pintar, Dev. Bisikku sendiri. Tapi sesaat aku tertegun dengan pikiranku sendiri. Dev? Devi? Apa benar itu nama asliku? Aku kok ga ingat sama sekali siapa aku ya. Arrgh. Rasa marah mulai menjalar membakar dadaku. Naik ke leher. Wajahku terasa panas.
Terhuyung-huyung aku melangkah ke wastafel, mengucurkan airnya dan mencuci muka untuk menenangkan diriku, tepat saat itu aku melihat diriku di cermin.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!"
Setengah detik kemudian, disusul bunyi pintu digedor-gedor dibuka paksa dan laki-laki itu
berteriak panik.."Devvv....Deviiiiiiiii!!..Dev! Buka pintunya Dev!"
Ini isengan gue dan Siska, lagi pengen nulis-nulis.
Rulesnya: No RULES – masing-masing kita berhak dan boleh banget ngatur plot, seperti yang udah gue berdua kerjain.
Intinya gunakan imajinasi masing-masing. Lushka ga perlu tau Siska nulis apa dan sebaliknya. Siska boleh ngerubah plot yang udah Lushka bangun juga sebaliknya. Yang Lushka/Siska harus kerjain hanya melanjutkan dan tentu saja harus punya benang merah dari cerita selanjutnya
Dari horror ke komedi atau sebaliknya…sah-sah saja.
Ps. Rei & Rie…kamu masih berhutang..huehehehe. Atau ada yang mau ngelanjutin? I dare you. *hayaaah, gaya gue kaya tante sebelah…hihihihi
Enjoy eh..silahkan membaca…..
-----------------------------------------------------
From: lushka love
To:siska
Sent: Tuesday, May 5, 2009 4:19:58 PM
Subject: project.05.05.20009
Kumbang itu berlalu begitu saja melewati telingaku, aku bergeming tetap pada ragaku yang nanar pada segumpal daging di meja. “Bukan hanya daging kawan, “itu” bernyawa”, bisiknya.
Aku jengah, tapi tak berani menoleh ke pemilik suara. Benda di meja itu bergerak-gerak. Hatiku berdegup-degup. Aaah, ingin rasanya aku lari keluar dari ruangan itu, meninggalkan bau aneh tak sedap, menanggalkan bajuku yang basah oleh keringat dingin. Dingin. Di bawah sini dingin.
Aku raba selangkanganku, basah. Oh. Darah. Tak perlu kucium, aku tahu itu amis darah. Tuhan. Tuhan. Tolong aku. Aku berdarah. Mendadak semua kabur. Aku melangkah mundur. Berpegangan pada tembok kamar itu. Lengket tanganku campuran keringat dan darah. Aku mual, muntah dan apapun itu yang di atas meja, mulai merengek, menangis terganggu.
Pada tanggal 05/05/09, Siska menulis:
Sebongkah bayi manusia. Dalam darahnya mengalir darahku. Benarkah? Tubuhku melorot, rasanya aku tak punya kekuatan lagi untuk takut.
Kuteliti setiap seluk wajahnya. Bayi itu menyeringai perlahan, enggan menatap ibunya. Apakah ia menyesal dilahirkan olehku? Ataukah sebaliknya?
Ah, aku sudah gila. Bayi ini bahkan belum sanggup membelalakkan mata. Tapi aku merasakan aura aneh disekitarnya. Kuusap kepala bayi itu, perlahan muncul rasa perih di telapak tanganku. Terlihat dua goresan kecil yang nyaris berdarah.
Apakah itu? Dua tanduk kecil tersembul di kepala bayi itu. Nafasku berhenti sesaat. Apakah kutukan itu sedang menghampiri aku? Dua pasang mata yang sedari tadi mengamatiku kini mendekat. Buluku semakin meremang.
From: lushka love
To: siska
Sent: Tuesday, May 5, 2009 5:44:29 PM
Subject: Re: project.05.05.20009
Apa yang harus kulakukan?. Apaaa. Lari. Tenang. Ambil anak itu. Jangan, itu setan! Kepalaku sakit. Bahuku diremas pelan."Sayang...terima kasih".
Bayi itu menangis, refleks tanganku menyentuhnya, ingin menenangkannya.Tiba-tiba ia membuka mata. Oh God. Matanya gelap seperti lubang neraka. Aku terhenyak. Shock. Bayi itu menangis lebih keras lagi.
Laki-laki itu membimbingku ke dipan di ujung kamar. Mendudukkanku di sana. Ia usap kepalaku. "Sabar sayang, sebentar lagi....satu lagi....".
Apa maksudnya. Apa maksudnya sebentar lagi, satu lagi. Bersamaan dengan itu, perutku mendadak mulas semulas-mulasnya, aku terlempar ke dipan. Kakiku dipaksa mengangkang. Ingatanku berkelebat cepat ke 1 jam yang lalu. Gelap, peluh, sakit, erang, jeritku, tangis bayi bersamaan dengan pekik senang laki-laki itu. Aku pasrah. Another demon to born.
To be continued…..
Terbukti kalo kami memang berjodoh.
Tadi siang kita telponan, karena gue sambi kerja, dia ketiduran. Pertama – tama sih suasana damai, tenang, tapi ga berapa lama, terdengar suara misteri.
Kayanya gue familiar ama suara ini. Lho, kok suara sapi????!..Wahahahahahah…pacar gue ngorok!. Mari direkaaam. Kekekeke
FYI, gue ngacung, gue emang tukang ngorok, temen-temen deket gue udah mafhum akan hal ini. Bahkan pernah ada yang ngerekam gue pas ngorok, waktu gue disuruh dengerin, gue berasa di kandang sapi. Buseeeet. Gue kalo tidur jadi sapi.
Selama ini, kalo lagi bobo bareng, Mithya juga suka ngorok tapi tak pernah separah gue, makanya gue yang suka diledekin. Hhh.
Tapiii….sekarang gue punya bukti otentik, Mithya juga sapiiiii…
Ps.
Temen-temen deket gue ga pernah terganggu ama ‘suara misteri’ gue, karena mereka itu tipikal mati suri kalo udah tidur. Seandainya terjadi kebakaran kami sangat potensial jadi korban . Hehehehe.
DONT have to stay with someone that makes you cry
You’ll end up killing all the love you have inside
Cant hope to see the sun if you dont open your eyes
Dont let real love pass you by
Ever heard this song? Judulnya pass you by oleh boyz II men. This song came out pada tahun 2000. Saat itu gue masih duduk di bangku SMA. Walaupun pengalaman merasakan yang namanya cinta dan kasih sayang masih minim banget waktu itu tapi lagu ini punya impact yang cukup besar ke cara gue berpikir tentang relationship. The song teached me bahwa perasaan bukan segala-galanya dan terkadang kita juga harus mikir kalau udah ngomongin yang namanya Cinta.
I have my own previous experience dengan hubungan yang ngebunuh gue pelan-pelan. I did care deeply for my partners dan walaupun gue tau kalau gue tersiksa stay dengan orang-orang itu, gue tetep ngotot untuk stay. Dengan naif gue berpikir bahwa mereka butuh gue untuk jadi lebih baik. But hey Girls, sometimes we have limits and sometimes there are people who are just too helpless. Memangnya yang harus dibantu untuk jadi orang yang lebih baik cuma pasangan lo? How about you? Don’t you have the same right to be better too? I’m not encouraging people to let go of other people yang membutuhkan help, tapi pernah terpikir ngga kalau mungkin pasangan lo lebih membutuhkan diri lo sebagai teman daripada pacar? That way things are going to be more clearer dan segala keputusan ngga akan terganggu dengan kebijakan-kebijakan subjektif yang ngga berguna.
Terkadang karena terlalu sayang kita buta kalau kita udah dipermainkan atau dimanfaatkan. Well I say it’s enough when it’s enough. Suatu hubungan seharusnya membuat kedua pasangan jadi semakin dewasa, jadi semakin baik dan bukan menarik dua-duanya malah jadi lebih buruk. If that’s the case, you both are not bright enough to have a relationship at the first place.
Kuncinya terkadang (dan untuk gue pribadi) adalah tentang bagaimana kita bisa menghargai diri kita sendiri terlebih dahulu. Kalau kita udah tau betapa berharganya diri kita, then kita pasti ngga akan mau dimanfaatkan pasangan kita. Dari situ lo baru bisa ngebuat steps and plans what to do best untuk memperbaiki diri, hubungan, atau bahkan pasangan lo.
Selalu ada moment buat gue dimana gue berpikir, “Ok, this is it. I have enough of bullshit, and dramas and pain. I deserve better than this. It’s time to move on.” Menjalankannya ngga akan pernah mudah, penuh rasa sakit sampe rasanya mau mati, bahkan mungkin ada episode mengurung diri di kamar berhari-hari dan nangis bombay. Keep in mind itu semua cuma proses dimana pada akhirnya lo akan ngerasa bahwa it was all WORTH IT.
Terus terang gue muak dengan drama-drama lesbian yang berkoar it’s over! just to get back at her girlfriend a couple of days later karena cinta. Gue pernah di posisi jadi cewek tolol kayak gitu dan belajar dari ketololan gue itu. And when I chose, its one of the best decision I ever made selain masuk jurusan psikologi hahaha...Believe in your heart too to guide what’s best for your relationship.
Think girls..kalau seseorang benar-benar sayang dan perduli dengan diri lo, apakah mereka akan terus nyakitin lo?
Try this, girls! seduces and flirts your lovers.
Lipsync lagunya I am slave for you'nya Britney..hahahahah sounds creepy yaa? But it works for me.
Suarakan bagian mendesah-mendesahnya. "Aaahh...aaahh...ahh.". *hahahaha…gila gue serem abis*
Mithya kalo udah gue godain begitu cuma bisa melotot jenaka, nyengir terus bilang "AYANG!", dan mukanya meraaah malu-malu.Hihihihihi
Kangeeeen pacar gue!
Dia lagi nonton Transformers untuk ke-3xnya.hehehe
ps.
Darl, aku juga mo nonton lagi ama temen2 kantor, jam 6.15 yaa. AUTOBOTS, ROLL OUT!!!!
*sigh, tak ada tangan untuk ku'uwek2*