Halaman

Jumat, 04 September 2009

Queer

Ok, here it goes. Udah banyak banget yang nanya sama gue apa sih sebenernya arti Queer? Ternyata banyak juga yang ngga familiar dengan kata ini. Gue juga baru kenal kata ini sekitar 5 tahun yang lalu dari judul film seri Queer as Folks. Noted in my head bahwa Queer sama artinya dengan gay atau homoseksual. Tapi baru 2 tahun kemudian gue di “challenge” dengan pengetahuan orang lain yang bilang bahwa sebenarnya kata Queer itu artinya kasar untuk kaum homoseksual. Calling a homosexual “Queer” is as bad as calling them a “faggot”. Makanya gue segera mencari tahu sebenernya arti Queer itu apa sih?

Akhirnya setelah baca-baca kiri kanan gue paham juga arti Queer. Bahkan gue bisa menyatakan diri gue sebagai Queer as oppose to other sexual labels. Tapi kalau disuruh jelasin ke orang gue ngga pede hahaha...maklum, ini kan hasil interpretasi diri sendiri. Kalo sok menjelaskan ke orang lain tapi salah kan namanya pembodohan masal =P. Haram itu hukumnya! But atas permintaan beberapa teman, I’ll try. Inget yah, ini hasil interpretasi pribadi dan sangat mungkin untuk direvisi kalau ada yang lebih mengerti apa arti kata Queer. Let’s start dari asal kata ini yah..

Kata Queer mulai digunakan di Inggris kira-kira pada abad ke-16. Waktu itu definisi dari kata ini adalah: “aneh”, “tidak biasa”, atau bahkan “keluar dari jajaran”. Karena itu kata Queer digunakan untuk menyebut atau menggambarkan orang-orang yang memang dianggap agak sinting dan aneh. Penggunaannya cukup bebas. Ngga harus dipasangkan dengan sifat orang atau punya arti yang negatif. Misalkan “It’s a queer moment” bisa diartikan sebagai keadaan yang canggung.

Tapi seperti yang kita tahu, kalau suatu kata sudah memiliki definisi yang negatif, kemungkinan besar kata itu akan lebih digunakan dalam arti negatif. Bahkan lama kelamaan sifat itu bisa menetap. Seperti kata “gerombolan”, kata “Queer” jatuh pangkat menjadi kata yang bersifat negatif.

Pada abad ke-19, Queer mulai dipakai untuk menyebut orang-orang dengan penyimpangan seksual. Jangan lupa, penyimpangan seksual itu bukan hanya homoseksual (pada saat itu). Penyimpangan seksual itu misalnya seperti pedophile (terangsang secara seksual hanya kepada anak-anak), transvertite (terangsang secara seksual hanya apabila menggunakan pakaian lawan jenis), atau BDSM ~ Bondage Discipline and Sadomasochism (terangsang secara seksual melalui aktivitas bondage dan sadomasokis). Baru pada abad ke-20, kata Queer khusus digunakan untuk menyebut para laki-laki yang melakukan hubungan seksual melalui anal atau singkatnya ya homo. Kata Queer disini masih berarti merendahkan. Yaiyalah, kalo dipanggil Queer kan sama aja kaya dikasih label “orang aneh”.

Tapi seiring perkembangan jaman, Queer memiliki makna yang lebih luas. Yang disebut LABEL mulai mati dipandangan para penganut postmodern. Para new gay berani menyebut diri sendiri dengan kata “fagot” dan “queer” BUKAN dalam arti yang merendahkan diri sendiri, tapi dalam arti yang membanggakan. Yes, I am a faggot. Yes, I am Queer. Disini konsep pride mereka menelan definisi negatif dari Queer.

Ngga hanya sampai disitu, Queer saat ini sudah menjadi semacam kata payung untuk memayungi kaum LGBT. Queer bukan aja suatu kata yang sinonim dengan homoseksual, tapi juga untuk orang-orang selain mereka yang disebut straight atau heteroseksual. Lebih dikembangkan lagi, kaum Queer adalah orang-orang yang merasa bahwa sebenarnya orientasi seksual tidak perlu dikotak-kotakkan. Gender sampai jenis kelamin pun menurut kaum Queer seharusnya bukan sesuatu yang harus dikotak-kotakkan. Secara ekstrim, kaum Queer sepertinya mau jadi bunglon. Bisa berubah-ubah semau mereka atau mengikuti lingkungan mau jadi homo, straight, cewek, cowok, banci atau apa lah.

Walaupun arti Queer sebenernya sudah berevolusi jauh dari asal katanya, ngga sedikit yang masih melihat kata Queer sebagai arti yang merendahkan. Wajar, wong definisinya memang “aneh”. Tapi kalau kalian mau bukti yang lebih kongkrit tentang perubahan arti kata Queer, coba dilihat festival film tahunan homo Queer Film Festival. Kalau memang Queer masih memiliki arti negatif, kenapa digunakan oleh para homo sebagai nama ajang tahunan film mereka?

What I like from Queer adalah cara pandang mereka yang sangat luas. Melihat dari kacamata Queer rasanya hidup jadi lebih bebas. Dengan memiliki pandangan Queer, seharusnya sih diharapkan jadi lebih bisa menghormati keunikan dan perbedaan orang lain serta mengurangi penilaian terhadap orang lain yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan orientasi seksual. Queer is proud.

Long live the Queer..=P

3 komentar:

Lushka mengatakan...

Excellento..
Ah kekasih yang tak kekar ataupun perkasa namun cukup digdaya adiguna..aku..jatuh...ooh cinta..padamu..

Hwahahaha.
Seharusnya,bunyinya cukup gini 'nice writing, b. Aku suka ;-)'

Mithya mengatakan...

aku masih kurang kekar dan perkasa? iyalaaa...lebih kekar kamu daripada aku...huehehe...yang dipanggil mas atau bapak kan kamu. Aku hanya gagah..HWAHAHAHA....

makasih ayang..=)

Dasar homo...yang satu kekar, yang satu gagah...

Adriel mengatakan...

ngebaca koment kalian ini, rangkaian kata2 mutiara gw pun musnah sudah..lupa semua,,,,

tulisan anda sangat mempesona,wahai mithya,sang kepala negara ihanesia...
salam iha...ctarrrrr..ctarrrrrr....!!!!